Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

pengkreditmotorAvatar border
TS
pengkreditmotor
Tidak Hanya China, AUKUS Juga Ditujukan Terhadap Rusia
Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev menggambarkan aliansi AUKUS yang terdiri dari Australia , Inggris dan Amerika Serikat (AS) sebagai aliansi militer lain yang diarahkan terhadap Rusia dan China . Ia juga menekankan bahwa "usaha" ini menempatkan seluruh arsitektur keamanan Asia dalam bahaya.

Dalam wawancaranya dengan surat kabar Argumenty i Fakty Rusia, Patrushev menggambarkan aliansi QUAD, yang terdiri dari AS, India, Australia, dan Jepang, sebagai "prototipe NATO Asia."

Baca juga: Tangkal Pengaruh China, AS Gelar KTT Pertama Koalisi Quad

"Washington akan mencoba melibatkan negara lain dalam organisasi ini, terutama untuk mengejar kebijakan anti-China dan anti-Rusia," kata Patrushev.



“Beberapa saat yang lalu, sebuah blok militer baru dibentuk di kawasan itu, AUKUS AS-Inggris-Australia, yang mengejar tujuan yang sama. Hebatnya, Amerika memeras mitra mereka Prancis, meraih kesepakatan yang menguntungkan untuk pembangunan kapal selam nuklir untuk Canberra. Rupanya, solidaritas Atlantik ada harganya," tambah Patrushev.

"Demi mewujudkan usaha Gedung Putih lainnya, demi memperkuat kontrol atas kawasan Asia-Pasifik yang menjanjikan, seluruh arsitektur keamanan di Asia terpapar bahaya dan prasyarat sedang dibuat untuk merusak prestise Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara dan asosiasi regional lainnya," kata kepala dewan keamanan Rusia itu seperti dikutip dari Sputnik, Selasa (21/9/2021).

Baca juga: Istana Elysee: AS Tidak Pernah Sebut AUKUS, Tak Pernah Jawab Pertanyaan Prancis

Berbicara tentang Afghanistan, Nikolai Patrushev memperingatkan bahwa kegagalan kebijakan AS di Afghanistan menciptakan kondisi untuk krisis migrasi baru yang bisa lebih dalam daripada yang terjadi pada tahun 2015.

"Setelah kegagalan AS di Afghanistan, kondisi sedang dibentuk untuk krisis migrasi baru, bahkan yang lebih parah daripada tahun 2015. Saat itu, Mediterania melihat gelombang besar pengungsi dari negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara, yang dihancurkan oleh Amerika dan Eropa, angka itu masih belum bisa dihitung," ujar Patrushev.
0
328
1
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
79.3KThread11.2KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.