Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

motodewo.com483Avatar border
TS
motodewo.com483
Pemikiran Devi Prihartanti Tentang Matematika Jaman SD
Ada yg masih ingat matematika jaman SD dulu. Banyak orang seusia saya menyebutnya menjadi "ilmu hitung". Sehingga kesanya sulit sekali. 

Lalu SMP kita ketemu dua versi dari guru (khas orang khatolik ngajar di SMP negeri) dengan galak dan disiplin tingkat tinggi mengajarkan dua versi : Ilmu hitung ( aljabar)
Ilmu ukur ( aritmatika).

Kebetulan sejak SD saya banyak bergaul dengan para penjudi kampung, dan suka hitung hitungan maka hitung menghitung ini sangat berkesan ke hidup saya. 
Perjalanan hidup yang aneh juga, sejak kecil saya sudah mengajari les matematika, termasuk fisika dan kimia. Termasuk istri (sekarang dan semua adik adiknya). Setelah lulus Ir dan berumah tangga, memang niat dan doa saya agar aku bergaul dengan orang baik baik. Agar dijauhkan Judi dan pembenci Agama.

Benar dikabulkan dapat istri yg sangat baik. Saking baiknya semua uang dikelolanya dengan baik, dompet hanya berisi sarana untuk pulang kembali dirumah. Hingga akhirnya saya berontak, kok yg ngajari matematika dari kecil saya, sekarang dia yang pinter mengatur dan menghitung apa saja.

Bila seksama diperhatikan matematika di keluarga dan sehidupan pada umumnya adalah cula pipolondo ( ping poro lan sudo). Lalu perhitungan thermodinamika kimia, neraca masa dan neraca energi..... Yang kami pernah diskusi 30 jam non stop.... Hampir tak ada gunanya di rumah tangga. 

Kondisi berlanjut terkait metodologi penelitian. Terutama kuantitatif. Secara main stream isinya ada 2 versi :
1. Menemukan model atau formula
2. Menguji ( fiting test) dta terhadap model. 

Saya bilang, kuantitatif main stream telah membuat jutaan atau bahkan milyaran orang menjadi sarjana magister doktor prof dan konsultan ahli, tapi tetep ad sesuatu yg kurang mengenai. Kami berdiskusi dimana salahnya, dan kesimpulan kami.... 
Kuantitatif di konfigurasi kan sebagian ilmu hitung. Model rumus dan korekasi antar variabel. Sedangkan realitas menghendaki, sebagai ilmu ukur. Tandanya berapa hasilnya. 

Sesuatu saat kami ketemu pejabat pemerintah, dan dia bilang " Buatkan konsep dan pemahaman kuantitatif multi kompleks untuk ilmu sosial dan humaniora". Baru kami berpikir..... Kompleksitas kurang relevan untuk dihitung tapi akan menjadi sederhana untuk diukur. Sebagaimana banyak istri yang dengan gesit mengelola keuangan keluarga.

Salam
Devi Prihartanti


0
195
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Education
EducationKASKUS Official
22.5KThread13.6KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.