Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

giovan777Avatar border
TS
giovan777
Pilot Banting Setir Jadi Tukang Bubur, Omzetnya Tembus Ratusan Juta
Pilot Banting Setir Jadi Tukang Bubur, Omzetnya Tembus Ratusan Juta


Jakarta - Awal pandemi COVID-19 di Indonesia membuat pemerintah mengambil keputusan untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Hal ini berdampak pada semua sektor, termasuk transportasi khususnya transportasi udara.

Ronald Darmadi yang merupakan pilot di sebuah maskapai swasta di Indonesia banting setir dengan berjualan bubur yang diberi nama Bubur Boetjin.

Omzet yang dikantongi Ronald mencapai Rp 30 juta per bulan untuk pusat, Sedangkan untuk di cabang Rp 15-25 juta per bulan.
Dengan resep warisan keluarganya, Ronald dan istri mulai membuat bubur dan dijual di pinggir jalan.

Namun saat itu, PSBB membuat buburnya tak ramai pembeli.
"Karena kan orang juga pada di rumah aja, jadi waktu itu kita jual nggak terlalu ramai.

Akhirnya coba jual pakai aplikasi ojek online dan aplikasi lainnya," kata diaDari yang awalnya hanya terjual 5-10 mangkok, sekarang bisa mencapai 50 mangkok dalam satu hari.
Dia menyebut yang membedakan Bubur Boetjin dengan yang lainnya adalah potongan daging ayam dan daging sapi yang dicincang.

Lalu ada cakwe, crunchy crispy ball, dan telur rebus.
Kendala yang dihadapi dalam proses penjualan bubur ini adalah pemasaran.
Namun akhirnya Ronald memaksimalkan media sosial untuk kampanye jualannya.
Sekarang, Ronald sudah memiliki 60 cabang kemitraan bubur Boetjin.

Pilot Banting Setir Jadi Tukang Bubur, Omzetnya Tembus Ratusan Juta


Setelah pelonggaran PSBB lalu, dia sudah mulai kembali terbang.
Namun dia tak khawatir dengan operasional bisnisnya, karena sudah ada staf yang membantu dan banyak kemitraan.
Cara menjadi mitra di halaman berikutnya.

Satu bulan Bubur Boetjin berjalan, Ronald dan sang istri memutuskan S E N S O R 
untuk membuka kemitraan.
Hanya dengan Rp 5 juta masyarakat bisa menjual Bubur Boetjin.

Ronald menyebutkan paket kemitraan ini diberikan tanpa royalti fee.
Artinya 100% keuntungan menjadi milik mitra.
Dia menyebut pedagang akan balik modal dalam waktu kurang dari 30 hari.

Dia menjelaskan perhitungan Return On Investment (ROI).
Untuk modal per porsi bumbu Rp 1.100, beras premium Rp 1.000, ayam Rp 1.500 topping, lainnya Rp 1.000, dan kemasan take away Rp 2.000.
Syarat bergabung adalah calon mitra harus memiliki HP Android untuk aplikasi pengantaran makanan, memiliki kulkas dua pintu, serta memiliki tempat tinggal tetap.

Lalu membayar deposit Rp 1 juta untuk jaminan kebersihan makanan dan bahan baku yang akan dikembalikan setelah kemitraan berakhir. 
Mereka yang menjalin kemitraan juga harus berkomitmen memajukan Bubur Boetjin, menjaga kualitas, dan kebersihan.

Paket yang didapatkan dengan kemitraan Rp 5 juta adalah panci bubur, sodet, panci tumis 2 pcs, timbangan elektrik, timer, spatula, centong bubur, gelas takar, bahan-bahan untuk 150 porsi + 10 porsi (trial).

Buku panduan memasak bubur, X-Banner dan spanduk 3m x 1m.
"Keuntungan menjadi mitra itu 100% milik mitra, tanpa royalti fee.
Bubur yang berkualitas premium, enak, dan dengan bahan baku yang halal," ujar dia.

Kemudian mitra juga bisa mengerjakan dari rumah tanpa perlu sewa tempat.
Lalu dibantu fasilitas GoFood dan GrabFood, materi promosi untuk sosial media di dapat secara gratis.

Panduan lengkap dan dukungan sesama mitra lewat group chatting.
Kemudian jaminan garansi wilayah dalam radius 4 km.
Untuk informasi lengkap kemitraan bisa membuka website buburboetjin.com atau WhatsApp 0811-858-9099.



































































Sumber - detik
Diubah oleh giovan777 17-09-2021 10:36
0
565
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Dunia Hiburan
Berita Dunia HiburanKASKUS Official
24.7KThread4.1KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.