Banyak orang berpendapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, padahal rejeki, maut dan jodoh sudah menjadi takdir Tuhan tetapi tidak berarti dengan berdiam diri semua itu terraih, "ora kan mulyo mergo kemulan".

Setiap orang harus bekerja demi kelangsungan hidupnya tetapi percayalah Tuhan itu Maha Pengasih dan Dia akan memberi semua yang kita butuhkan walau terkadang harus menghadapi berbagai ujian dan cobaan. Bukan berarti Ia tidak berkenan tetapi disaat itulah keimanan diuji. ingatlah "hembusan angin bukan untuk menggoyangkan pohon tetapi menguji kekuatan akar", keimanan dan ketaqwaan dalam ketabahan menjadi kunci dari keberhasilan dan bukanlah ujian terberat dalam hidup.

Terkadang Tuhan menguji keimanan kita disaat sukses. Kenikmatan dunia mengelabui rasa syukur dan kita pun lupa "kesenangan sesaat terkadang menghalangi kesuksesan". Seperti orang yang mengendarai kendaraan di jalan yang lurus dan mulus sehingga tidak dapat mengendalikan kecepatan dan akhirnya terhenti saat kecelakaan, demikian asumsi ketika kita terlena dalam kenikmatan dan akan hanya sadar saat terjatuh.

Disaat terjatuh, sulit untuk bangkit dan cenderung menyalahakan yang lain tanpa mau interopeksi diri. sadari hidup ini bagai gelombang, ada saatnya di atas dan ada saatnya di bawah. Intropeksi dan bersyukur menjadi pendongkrak untuk bangkit kembali atau mungkin sudah saatnya berpasrah, "jangan salahkan angin menggugurkan daun, tapi sudah saatnya daun menjadi pupuku". sikap dan menyikapi masalah dengan bijak akan dapat menambah keimanan yang akhirnya Tuhan pula yang akan mengakhiri ujian ini.

Pahami hakekatnya hidup seperti sebuah perjalanan yang bukan berhenti saat kematian. Kuburan hanyalah parkir sementara sebelum melanjutkan terminal akhir hidup yaitu Surga. Hanya orang yang setiap perilakunya bernilai ibadahlah yang akan mendapat tiket surga sedangkan yang enggan beribadah niscaya tidak akan bersemayam di sana.

Bekerjapun harus bernilai ibadah karenanya tetapkan target kerja bukan nominal rupiah tetapi mencari berkah. Keberkahan dapat dirumuskan dengan seberapa besarnya totalitas dan keihklasan kerja dibandingkan dengan penerimaan. Keberkahan = (Totalitas + Ihklas) - Penerimaan.

Bila hasil kalkulasinya positif maka keberkahan akan lebih tinggi, mungkin saja mendapat penghasilan yang tidak terduga, begitu pula sebaliknya, hasil kalkulasinya negatif maka keberkahannya lebih rendah, kemungkinan akan pengeluaran tidak terduga harus dibayarkan. sesungguhnya rejeki itu dari Tuhan dan Tuhan tidak dapat dikelabui.

Agar keberkahan dapat bernilai positif maka perlu ditingkatkan totalitas dan keihklasan dengan cara meningkatkan dedikasi, disiplin, keuletan, tanggungjawab, kerjasama, Adaptif, kemauan untuk maju, keimanan dan ketaqwaan, loyalitas dan kejujuran. Baca :https://play.google.com/store/books/details/Riyandi_Mallay_Hidup_jangan_seperti_Kera_Bekerja_j?id=9W08EAAAQBAJ&gl=US.