MnsukraAvatar border
TS
Mnsukra
-Rintih- Sebuah cakap antara dua manusia

Sumber Gambar pixabay



"Apa kau bilang? Putus!" Gemerisik angin kala itu. Mengakhiri hubungan cinta diantara kami. Di sudut pojok kelas, sepi, dan anak-anak pulang. Kita hanya berdua mengasingkan diri hanya untuk bicara soal perpisahan. Aku rela menunggu meski jarak diantara kita terpaut dua tahun. Aku kelas sepuluh dan kau kelas dua belas.

"Pergilah, jangan ganggu aku!" Menampar palang pintu, hampir hancur. Bunyinya yang keras membuatku takut hingga tetes air mata keluar, pelan-pelan. Apa sebegitunya aku membebani. Apa hadirku membuatmu merasa tidak nyaman. Aku tidak apa-apa, jika itu menanti. Setidaknya sampai kau selesai belajar tambahan. Itu tidak akan lama bukan.

"Bukan begitu," katamu. Kenapa? Ada yang kau sembunyikan. Kau tak bisa memutuskan semuanya tanpa alasan. Putus, aku tak bisa terima hanya karena persoalan sepele seperti itu. Kau meremehkan hubungan kita. Pernahkah kau berfikir kenapa aku bisa berada di sekolah ini. Kalau bukan karna kau hah.

Ooh, aku paham sekarang. Kau bermain di belakangku kan? Jawab. Kenapa kau hanya bisa diam, berarti semua itu benar. Emosi ku memuncak bersimbah air mata. Gejolaknya seperti menahan batu tanpa kekuatan. Laki-laki yang seenaknya saja memutuskan. Aku tertunduk hingga terduduk di lantai. Menangisi segala hal yang pernah aku lakukan sebelumnya.

"Terserah apa katamu, keputusanku sudah bulat." Laki-laki itu mengucappkan kata-kata terakhirnya, gemetar. Entah, hawa kemarahan atau penyesalan yang ada padanya. Jelas saat itu ia meninggalkan seorang wanita yang dia pacari sewaktu SMP kelas sembilan. Berikut dengan janji manis yang sampai kini terngiang. Baiklah aku akan pulang dengan membawa kehinaan setelah tahu akhirnya bakal usai, diantara kita.

Kita dalam sebuah kegiatan mempersiapkan kemerdekaan. Disaat engkau dipasangkan denganku dalam event karnaval. Aku yang menunggu di lapangan, berbaris, dan seorang guru memintamu berpasangan denganku. Seorang gadis yang tak pernah ku kenali, menjadi pacarku setelah karnaval itu. Engkau cantik mengusik mataku hingga aku jatuh cinta pandang pertama. Mata bulat, bibir merah jambu dan pipimu yang tembam. Itu semua menciptakan senyum indah. Hingga akhir diantara kita masih menjadi bekal dalam memoriku.

Biarlah! Engkau tidak akan tahu, dan tak perlu tahu. Tentang semuanya yang kutahu. Yang kutahu mulai hari ini kita bukan lagi siapa-siapa. Teruslah menangis disana. Semakin banyak air matamu yang keluar, semakin cepat pula kau lupakan aku. Aku memang pantas untuk dilupakan oleh wanita secantik dan sebaik kamu. Ketimbang disuatu hari aku membuatmu menderita, hanya karena aku.

Sejak saat itu, aku harus belajar tentang ujian kelulusan dan cara untuk melupakan wanita itu. Jujur, ini sangat berat. Tekanan ini, bergejolak satu sama lain. Setiap ku tatap papan tulis putih aku melihat hadirnya menyemangati, yang dimana aku menyadari bahwa hubungan kami telah usai. Bercerai potongan kenangan menyuruhku untuk menyusunnya dalam sebuah papan. Setiap malam yang hening aku berusaha melihatnya dalam papan. Papan itu berisi foto-foto dan beberapa hadiah dari wanita itu.

Sadarlah! Sudah cukup lebih baik bakar semua hal yang tak berguna ini. Tak ada yang harus disesali, mulai hari ini hiduplah normal menggapai mimpi. Mungkin nanti dimasa dapan wanita itu menemukan nasibnya yang lebih baik. Usah lagi kau peduli tentangnya. Paling tidak mengurangi bebanmu selama ini. Kuatkanlah.

Hari-hari berlalu. Benar saja wanita itu mendapatkan yang baru. Di sebuah kantin aku membatin seolah merasakan hadirnya yang tak lagi menangis. Tangisannya telah kering diisi oleh laki-laki disana. Tampak akrab, teman kelas yang mencurigakan. Apa mereka pacaran. Oh! begitu cepatnya wanita itu melupakan. Huft, usah dipikir cepat sudahi mengisi perut dengan sebuah nasi uduk dan minuman es soda.

Ingatlah suatu hari kita akan bertemu lagi. Alasanku menjahui dirimu bukan karena aku tak ingin kita bersama, melainkan setelah lulus nanti aku akan pergi ke luar negeri. Mengejar cita-cita dan mimpi. Sebagai seseorang yang ingin mengelilingi dunia. Dunia kita cukup sampai disini. Suatu saat kau pasti tahu, tapi sebelum kau tahu pasti dirimu telah bahagia, sebab laki-laki yang membahagiakan tak mungkin aku. Kemungkinan kecil dapat memandang senyummu, tapi itu dapat membuatku bahagia selalu.

"Selamat tinggal Gadisku. Maaf!"
Sebuah pesawat berangkat menuju langit, meluaskan hati yang sempit. Luasnya dunia akan kuarungi. Dan aku akan menceritkan kisahku sepulang nanti. Sampai nanti.

-Selesai-

Note : Lanjut atau tidak, comment dibawah.

Diubah oleh Mnsukra 10-09-2021 12:57
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
379
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.