Tidak sedikit orang yang susah tidur. Dulu waktu sekolah, tidur jam sembilan malam bangun pagi masih bisa. Tapi saat dewasa, jam satu malam masih terjaga meski mata udah merem.

Sebagian orang sudah melakukan berbagai cara biar bisa tidur nyenyak. Olahraga sebelum tidur, engga makan sebelum tidur, mengurangi kopi sudah dilakukan tapi masih aja sulit tidur. Sebenarnya ada cara lain yang mungkin bisa dicoba, salah satunya adalah dengan menulis diary.

Nulis diary itu engga sama kayak nulis PR sekolah atau nulis laporan. Nulis diary lebih fleksibel, maksudnya engga harus memakai kata baku atau kalimat sopan santun. Itu artinya semua yang dirasakan dan dimaksudkan sama si penulisnya pada saat itu, ditampakkan lewat goresan di atas kertas tanpa merasa bersalah, canggung atau rasa sungkan.

Jadi segala perasaan yang ada, contohnya kayak kesel, jengkel, marah, pokoknya yang mengganjal di dalem itu bisa keluar.

Nah biar kegiatan menulis diary nya bisa naik kelas, maksudnya engga cuma membuat catatan aja tapi bisa membantu tidur nyenyak, ada beberapa cara yang bisa dicoba.

Mulai Saja

Yang perlu dilakukan sekarang sederhana, cukup sediakan kertas kosong dan pena. Lalu mulai menulis apa yang dirasakan, apa yang dipikirkan sekarang. Dengan memulai menulis di kertas, pelan - pelan agan sista bakal melihat, siapa yang sebenarnya bermasalah, dan apa masalahnya.



Jangan Berhenti

Sebelum pikiran dan perasaan yang bermacam - macam itu berkurang, jangan berhenti nulis. Bahkan saat bingung nulis kata apa, ya tulis saja bingung pakai kata apa tanpa penjelasan logis yang masuk akal. Semakin agan membuka kata dan kalimat, menumpahkannya ke kertas lalu meneruskan sampai engga ngerti lagi mau nulis apa, maka agan sista sudah menggeser fokus agan. Bukan memikirkan tentang segala macam lagi, tapi sudah dekat dengan rasa capek dan lelah, yang perlahan menuntun agan menuju rasa kantuk.

Tetap Nyambung sama Sekitar

Meski begitu, agan masih bisa pakai jeda. Sebuah jeda buat menyambung kembali dengan tempat sekitar agan. Entah itu dengan mendengar suara kucing mengeong, suara knalpot motor atau melihat tembok atau pintu kamar. Ini berguna buat mengistirahatkan pikiran, jadi kalau misalnya saat itu belum mengantuk agan bisa menulis diary lagi.

Terakhir, Jangan Dibuang

Setelah diary jadi, banyak yang langsung membuangnya karena dianggap tak penting lagi. Tapi kalo bisa jangan dibuang dulu, simpan dan kapan - kapan coba baca ulang. Saat orang membaca ulang diary nya yang dulu, ada perasaan aneh. Entah merasa lucu karena dulunya kok begitu banget, atau mungkin merasa engga percaya dulunya pernah mengalami hal itu. Tapi yang jelas, membaca ulang diary bisa membandingkan agan yang dulu dengan agan yang sekarang. Pembandingan itu yang bikin rasa sumpek berkurang. Dan ini menggiring agan ke suasana rileks jadinya bisa mengantuk.



Karena nulis diary itu kayak foto selfie. Orang selfie jeprat jepret terus lihat gambarnya, "Oh muka ane agak eksotis", atau "Jerawat di pipi kemana ya?" Jadi dengan selfie orang bisa lihat wajah dirinya.

Nulis diary sama. Kalau orang nulis diary, terus dia baca ulang diary nya, nanti bakal ketemu "Oh ternyata ane pernah kayak gini dulu", "Dulu suka makan cilok, tapi sekarang kok suka makan mie?" Jadi dengan nulis diary orang bisa lihat pengalaman aku - nya.

Semakin mengerti sama aku - nya, tidur yang yang tadinya bermasalah, lama - lama jadi engga begitu masalah lagi karena sudah ketemu sumber masalahnya.