Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

giovan777Avatar border
TS
giovan777
Apa Kabar Adriyanti Firdasari, Pebulu Tangkis Lincah Peraih Emas SEA Games 2005
Apa Kabar Adriyanti Firdasari, Pebulu Tangkis Lincah Peraih Emas SEA Games 2005

Adriyanti Firdasari adalah salah satu pebulu tangkis Indonesia yang punya sejumlah prestasi di nomor tunggal putri.
Di antara banyak prestasinya, yang paling diingat adalah ketika dirinya berhasil menyabet emas SEA Games Filipina pada 2005.

Kala itu, Firda -sapaan akrabnya- berhasil mengalahkan wakil tunggal putri dari Malaysia, Wong Mew Choo dalam dua gim langsung.
Firda berhasil mengandaskan perlawanan Wong dengan skor 11-8 dan 11-7.
Setelah itu, nama perempuan kelahiran Jakarta itu langsung dikenal banyak orang di tanah air.

Firda merupakan pebulu tangkis tunggal putri yang dengan teknik bermain yang cepat dan bervariasi.
Karena itu, meski kerap kurang beruntung dalam berbagai turnamen, nama Firda tetap disegani lawan karena cara bermainnya yang punya semangat juang tinggi.

Tahun 2004 merupakan awal mula karier Firda memperkuat Tim Nasional (Timnas) bulu tangkis Indonesia.
Namun, sejumlah prestasi mentereng baru bisa disabet oleh perempuan kelahiran 1986 itu pada tahun-tahun berikutnya.

Firda yang masih berusia 18 tahun itu tercatat berhasil merengkuh tiga medali untuk Indonesia pada 2004.
Sejak masih belia dia sudah menerapkan permainan tempo cepat dan teknik dropshot-nya sukses membuatnya menggondol medali perunggu Kejuaraan Junior Asia dan Kejuaraan Dunia Asia.

Selain itu, pada tahun yang sama dia juga bertemu dengan rival senegaranya, Maria Kristin Yulianti di turnamen Malaysia Satelite.
Saat itu, Firda yang lebih muda satu tahun dari Maria harus mengakui kekalahan dari seniornya dalam tiga gim (11-8, 2-11, dan 8-11).

Pada 2005, Firda berhasil menyabet medali emas SEA Games Filipina di nomor tunggal putri.
Pada tahun yang sama, dia berhasil menyabet gelar juara Selandia Baru Terbuka setelah mengalahkan wakil Indonesia lainnya, Fransisca Ratnasari dalam dua gim (11-8 dan 11-5).

Selain itu, dia juga termasuk dalam pemegang gelar medali perak Piala Sudirman pada tahun yang sama di Beijing, Cina.
Kala itu, dia memperkuat Timnas Indonesia bersama dengan beberapa nama seperti Liliyana Natsir dan Taufik Hidayat.

Pada tahun berikutnya, permainan cepat dan semangat juang yang tinggi kembali membawa Firda ke partai pamungkas.
Tercatat, dia berhasil menjuarai turnamen Belanda Terbuka 2006 setelah membungkam perlawanan wakil Cina, Li Wenyan dengan skor 21-16 dan 21-19.

Firda kembali berkesempatan mewakili Indonesia di SEA Games 2007 di Thailand.
Saat itu dia kembali bertemu dengan Maria lagi dan kembali harus mengakui kehebatan seniornya yang lebih tua satu tahun itu.
Maria berhasil mengalahkan Firda dalam dua gim langsung (21-16 dan 21-15).

Namun begitu, kedua atlet bulu tangkis putri ini mendapatkan pujian dari publik Indonesia karena berada dalam satu partai pemungkas SEA Games 2007.
Namun, dalam tim perempuan yang dikirim oleh Indonesia, Firda dan Maria sama-sama berhasil membawa pulang emas ke tanah air.

Kala itu, tim perempuan Indonesia yang terdiri dari 10 pebulu tangkis handal berhasil mengandaskan perlawanan Singapura dengan skor 3-2 di partai pamungkas SEA Games 2007.
Pada tahun 2008 hingga 2014, Firda terus mencatatkan prestasi dan mengalami peningkatan meski kerap gagal di partai pemungkas.

Tercatat, dia berhasil menyabet medali perak pada gelaran Piala Uber pada 2008 bersama dengan tim Indonesia lainnya.
Tercatat, dia berhasil menjadi runner-up di Macau Terbuka (2010), runner-up di Malaysia Masters (2014), sebelum akhirnya berhasil menjadi juara di Indonesia Masters pada 2014 setelah mengalahkan rekan senegaranya, Ruselli Hartawan.

Gantung Raket, Mulai Melatih dan Berbisnis Firda yang saat itu sudah menginjak usia 28 tahun memutuskan untuk gantung raket dari pemusatan latihan nasional (pelatnas) PBSI dan bergabung ke klub lamanya, yakni Jaya Raya.

Di klubnya, Firda tercatat bermain selama dua tahun.
Setelah dua tahun bermain hingga 2016, Firda langsung ditunjuk sebagai pelatih oleh ketua harian Jaya Raya saat itu, Imelda Wigoena.
Dari awal tahun 2016, Firda langsung melatih di Jaya Raya hingga saat ini.

Namun, pandemi Covid-19 yang merebak pada 2020 membuat klub Jaya Raya sepi latihan.
Karena itu, Firda yang sebelumnya juga sudah mempunyai bisnis kecil-kecilan mengalihkan fokusnya ke dunia usaha.
Tercatat, dia berbisnis hijab hingga tanaman untuk dijual secara daring.

Namun begitu, karena pandemi Covid-19, Firda menghentikan sementara dan lebih berfokus pada bisnis tanamannya.
Nama Firda tentu saja bisa diingat sebagai salah satu pebulu tangkis ternama pada kurun waktu 2004-2014.

Gaya bermainnya yang lincah dan kerap melakukan teknik dropshot membuat Firda disegani banyak lawannya.

Torehan prestasi Adriyanti Firdasari: 
1. Juara New Zealand Open 2005 Emas 
2. SEA Games 2005 Juara Dutch Open 2006 Perak 
3. SEA Games 2007 Runner up Macau Open 2010  
4. Perak SEA Games 2011 Runner up Malaysia 
5. Masters 2014 Juara Indonesian Masters 2014



Apa Kabar Budi Sudarsono, Penyerang Licin Era 2000-an Berjuluk Ular Piton

Apa Kabar Adriyanti Firdasari, Pebulu Tangkis Lincah Peraih Emas SEA Games 2005

Budi Sudarsono menjadi salah satu striker hebat yang pernah dimiliki Indonesia.

Saking hebatnya, dia dijuluki Budigol dan Si Ular Piton.
Budi lahir dan besar di Kota Kediri 19 September 1979. Namun, justu karier sepak bolanya dimulai dari kota di Jawa Timur lain yakni Persebaya.

Budi bermain di Persebaya pada tahun 1999 hingga 2001.
15 gol sudah dicetaknya di klub kebanggaan warga Surabaya itu.
Budi sempat membuat heboh ketika tahun 2002 memutuskan meninggalkan Persebaya untuk bergabung ke rival dari Jakarta Persija Jakarta.

Karier Budi di Persija terbilang kurang bagus.

Dia sempat pergi dan kembali lagi ke Persija pada 2002 dan 2004.
Puncak karier Si Ular Piton terjadi di klub kelahirannya yakni Persik Kediri.
Dia berhasil mengantar Macan Putih menjadi jawara Liga Indonesia pada tahun 2006.
Selama di Persik, dia berhasil mencetak 18 gol.

Selepas dari Persik, Budi berkelana kesejumlah klub di Liga Indonesia mulai Persib Bandung, Sriwijaya hingga Deltras serta satu klub Malaysia PDRM Fa.
Budi juga menjadi andalan Timnas Indonesia pada tahun 2001 hingga 2010.
Budi sudah mencetak 16 gol di level Timnas Indonesia.
Gol yang paling diingat Budi saat Timnas Indonesia vs Bahrain di Piala Asia 2007.

Budi memutuskan gantung sepatu pada tahun 2019.
Dia lalu berkiprah dari bangku pemain sebagai pelatih.
Budi sempat menjadi bagian tim pelatih Persik Kediri di tahun 2020. 
Terbaru, Budi menjadi pelatih Belitong FC.

Dia turut menjaring pesepak bola usia dini asal Belitung pohon 4d untuk dibina menjadi atlet profesional.
Budi memantau kompetisi U-11 dan U-13 yang berlangsung di Stadion Tanjung Pandan, Sabtu (28/8/2021). 
"Kami mencari pemain sekitar 30 dan 40 pemain kemudian kami seleksi kembali untuk masuk ke tahap berikut," kata Budi.
Budi Sudarsono menjabat Kepala Akademi Belitong FC.

Dia meyakini Belitung memiliki banyak bakat pesepak bola usia dini yang bisa dikembangkan.
Budi menambahkan, pemain yang berhasil lolos seleksi selanjutnya akan diajak bergabung bersama akademi sepak bola Belitong FC untuk memulai latihan profesional. 


"Kami harapkan anak-anak Belitung ini bisa bergabung dengan tim nasional tentunya adalah mereka yang terbaik makanya ke depan nanti kami akan adakan lebih banyak kompetisi dan menghadirkan pemain-pemain nasional ke sini," kata dia.











































































Sumber - inew.s



0
215
0
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Olahraga
Berita OlahragaKASKUS Official
15.1KThread4.6KAnggota
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.