Pernah selingkuh atau diselingkuhin? Yuk, kumpul di sini yang pernah mengalami hal ini.
Selamat pagi agan dan sista semuanya, ane datang kembali untuk membagi pengalaman pada agan dan sista semua.
Kalau ada pertanyaan lebih memilih selingkuh atau di selingkuhin? Kalian mau jawabnya gimana?
Kalau ane pribadi mending gak dua-duanya, karena ane memang gak suka dan gak ada pikiran yang namanya selingkuh. Terus itu ane juga pernah ngalamin yang namanya di selingkuhin, rasanya tuh sakit bangeet. Duuh ... Jadi keinget deh ama luka yang mantan berikan. Jangan sampai deh terulang kembali.
Dalam sebuah hubungan, ane termasuk orang yang setia. Beneran deh, ane gak mau ada orang ketiga yang masuk ke dalam hubungan yang ane jalanin dan ane juga gak mau menjadi orang ketiga bagi siapa pun.
Ane mau sedikit berkisah tentang pengalaman ane di masa lalu, sebelum ane memutuskan untuk tidak menjalin hubungan apa pun yang terlihat mengikat. Sebelum ada ikatan yang namanya pernikahan.
Quote:
Jadi aku dulu pernah kenal seorang cowok teman kerjaku. Kami sering bertemu karena memang satu kerjaan, otomatis tiap hari ketemu dong. Canda tawa pasti ada di sela-sela waktu bekerja.
Sebelum kenal dia sebenarnya aku sudah memberi jarak pada siapa pun lawan jenis yang mendekat, tetapi karena doi ini memang pinter mengambil hatiku. Ada rasa nyaman aja kalau lagi ngobrol dan atau bareng dia.
Hari berganti hari dan bulan pun berganti bulan. Akhirnya cowok ini mengungkapkan perasaannya kalau dia itu suka sama aku, alias dia ini nembaklah yah.
Yah, aku awalnya aku senang dong. Karena memang aku juga merasakan perasaan yang sama, tetapi aku sudah memutuskan sebelum dia datang untuk tidak ada lagi yang namanya pacaran dalam hidupku. Istilahnya aku mau langsung nikah aja kalau udah sama-sama cocok karena kan usia tidak belasan tahun lagi untuk senang-senang. Sebuah hubungan harus jelas arahnya kemana.
Cowok ini dulunya memang lebih muda 3 tahun dari aku, tingkat pikirannya pun masih labil. Waktu itu aku tegaskan sama dia, kalau aku tidak mau untuk pacaran. Aku juga minta dia menjauh dari diriku, walau sebenarnya aku juga suka sih ama dia. Cuma aku gak mau jatuh terlalu dalam karena aku pesimis di usianya seperti itu apa iya dia dah siap buat menikah.
Setelah aku memberi jawaban menolak dia dan menginginkan dia menjauh. Cowok ini ternyata gak mau berhenti sampai di situ. Aku gak ngerti dia cuma penasaran aja atau bagaimana. Intinya dia terus-menerus mengejar aku.
Inget bener aku ngucapin kalimat ini sama dia, "Tolong kamu hargain keputusan aku dan aku gak mau menjatuhkan hati pada orang yang belum memberi aku kepastian. Nanti ketika aku udah jatuh cinta, nanti kamu malahan pergi. Aku gak mau sakit hati."
Terus dia balas gini, "Aku janji bakalan bertanggung jawab atas perasaanmu pada aku. Kasih aku kesempatan untuk berjuang."
Wiiih! Manis, yah.
Begitulah kira-kira kata gombal yang dia ucapkan dulu. Akhirnya aku kasih dia kesempatan untuk berusaha, kami komitmen dan tidak pacaran. Atau bisa di bilang mungkin pacaran secara halus kali yah.
Kami mencoba kolaborasi buka usaha bareng dong, untuk ngumpulin biaya buat nikah, caileeeh!
Dia yang di lapangan, dan aku yang mengatur keuangan serta memegang pembukuan karena memang aku ada keahlian di bidang itu, sedikit sih.
Kami tetap ketemu dan intens meski dalam batas wajar. Aku gak pernah mau kalau diajak keluar untuk sekedar jalan-jalan. Kami bertemu di tempat kerja dan kalau pun doi ke rumah bahasannya membahas kerja sama itu doank gak lebih. Aku juga berusaha keras untuk keberhasilan usaha kami.
Alhamdullilah usaha kecil-kecilan kami berjalan. Walau tidak seberapa maju tetapi lumayanlah yah, dalam kurun waktu 2 bulan udah balik modal. Sayangnya di bulan ke-3 hubungan kami doi mulai berubah.
Tak ada angin tak ada hujan, dia memutuskan hubungan kami secara sepihak. Alesannya dia belum siap nikah dan ortunya kagak setuju. Entahlah, suka suka dia mau nyari alasan gimana. Yaudah...
Namun, fatalnya doi ini juga menghancurkan usaha kecil kecilan yang kami bangun. Walau belum seberapa tapi kan lumayan. Saat itu aku bener-bener kecewa. Soalnya gimana gitu, kita udah susah payah berusaha. Udah mau jalan malah dihancurin begitu saja.
Cowok ini minta semuanya dibagi 2, dari pada pusing pusing ya udahlah aku setuju aja. Kami tetap ketemu di tempat kerja meski agak kaku. Cuma selang seminggu nih cowok udah pasang dp ama cwe lain, yang ternyata kata salah satu temen kami kalau mereka itu udah jadian pas cowok itu masih sama aku. Itu artinya doi selingkuh dong. Bayangin aja, sakit hati banget aku. Bukan masalah dia selingkuhnya, tetapi karena pikirannya yang masih bocil. Seenaknya aja ngancurin komitmen dan jerih payah kerja sama kami.
Mana selingkuhannya masih anak SMA pula, aku sedikit terpancing juga waktu itu mau stalking. Akibatnya ada rasa sakit hati ini impas, karena doi juga diputusin ama selingkuhannya. Ternyata selingkuhannya cuma penasaran ama doi. Kesian banget kan. Ujung-ujungnya minta balikan ama aku. Aku mah ogaah.
Kalau kalian ada di posisiku gimana?
Penulis:
@azka81
Sumber pict: pixabay