Jakarta, Di balik performa Manny Pacquiao yang terlihat agresif saat menghadapi Yordenis Ugas dalam duel perebutan sabuk juara kelas welter WBA super, Minggu (22/8), Pacman merasakan kram di kaki sejak ronde kedua.
Pacquiao yang sudah absen dua tahun dari atas ring unjuk aksi kecepatan dan kelincahan saat bertemu Ugas.

Sejak ronde pertama, Pacquiao berupaya menyerang Ugas dengan kombinasi pukulan.
Ritme tersebut terjaga hingga ronde ke-12.
Tetapi ternyata petinju asal Filipina itu merasakan kejang otot 
kaki sejak ronde kedua.

"Saya pikir [kram] ini karena terlalu bekerja keras.
Tetapi saya juga tidak muda lagi.
Jadi saya tidak tahu [penyebab pasti kram]," kata Pacquiao
Bahkan catatan statistik tertera efektivitas pukulan Pacquiao hanya 16 persen, lebih buruk ketimbang saat kalah dari Floyd Mayweather Jr. 

pada enam tahun silam yang menunjukkan akurasi pukulan 19 persen.
Setelah ronde ke-12, juri menyatakan Ugas menang angka 
mutlak 115-113, 116-112, dan 116-112.



"Saya sudah melakukan yang terbaik, tetapi yang terbaik dari saya 
ternyata tidak cukup, Tidak ada alasan.
Saya ingin bertarung di atas ring  pohon 4d demi gelar juara dan malam ini sang juara itu bernama Ugas," ujar Pacquiao.

Dalam wawancara usai pertarungan, Pacquiao belum bisa memastikan apakah akan gantung sarung tinju atau masih akan terus melanjutkan karier di dunia yang membesarkan namanya tersebut.


Pacquiao yang pernah menjadi juara di beberapa kelas berbeda dan berbagai badan tinju dunia kini mengantongi catatan 62 kali menang, 
delapan kali kalah, dan dua kali imbang.
Pertarungan melawan Ugas merupakan kali ketiga 
bagi Pacquiao di usia kepala empat.

Dalam dua pertandingan sebelumnya, Pacquiao mencatatkan 

kemenangan angka atas Adrien Broner dan Keith Thurman.









































Sumber - CNN Indonesia