GudangOpiniAvatar border
TS
GudangOpini
JOKOWI NGUTANG LAGI

Oleh: Ahmad Khozinudin

Sastrawan Politik

Pemerintahan Presiden Jokowi masih tetap akan menarik utang untuk memenuhi kebutuhan belanja di 2022. Rencananya Surat Berharga Negara (SBN) neto yang akan diterbitkan mencapai Rp 991,3 triliun.

Hal ini tertuang dalam Buku Nota Keuangan 2022 yang dikeluarkan Kementerian Keuangan APBN Indonesia (16/8/2021). Kebijakan ini, tentu saja membuat rakyat se NKRI ketar ketir.

Pasalnya, hutang Indonesia saat ini sudah tidak sehat. BPK menilai posisi utang dan beban bunga utang pemerintah berisiko.

BPK mengharapkan Pemerintah dapat mengerem laju utang dan beban bunga sembari meningkatkan penerimaan negara melalui reformasi perpajakan. BPK pernah menyatakan kekhawatiran kesanggupan pemerintah dalam melunasi utang plus bunga yang terus membengkak sejak beberapa waktu terakhir.

Kekhawatiran lainnya, yakni rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) yang juga terus meningkat. Sejumlah indikator juga menunjukkan tingginya risiko utang dan beban bunga utang pemerintah. Rasio pembayaran bunga utang terhadap penerimaan negara pada 2020 mencapai 19,06 persen.

Angka tersebut melampaui rekomendasi Dana Moneter Internasional (IMF) yang sebesar 7-10 persen dan standar International Debt Relief (IDR) sebesar 4,6-6,8 persen. Adapun rasio utang terhadap penerimaan negara pada 2020 mencapai 369 persen, jauh di atas rekomendasi IMF yang sebesar 90-150 persen dan standar IDR sebesar 92-167 persen.

Yang paling mengkhawatirkan, seluruh utang yang ditumpuk Jokowi bukan ditanggung Jokowi, PDIP atau partai koalisi pendukung Jokowi. Semua utang yang ditumpuk, akan dibayar dari keringat rakyat melalui pembayaran pajak.

Padahal, dulu Jokowi saat kampanye mengkritik soal utang pemerintah dan berjanji tidak akan menumpuk utang. Tapi kini, janji tinggalah janji. Kenyataannya, Jokowi terus menumpuk utang.

Didik J Rachbini mengkhawatirkan, diakhir periode jabatan Jokowi bisa meninggalkan warisan utang hingga Rp. 10.000 triliun. Angka ini sebenarnya kecil, kalau saja data duit di kantong Jokowi Rp. 11.000 triliun bukan hoax.

Sayangna, video tentang duit 11.000 triliun itu dihapus oleh Setneg. Sehingga, tidak ada bukti untuk menagih duit itu yang kabarnya ngendon di luar negeri.

Anehnya, saat ekonomi memburuk, utang semakin menggunung, Jokowi akan naikan gaji PNS. Apa ini tidak melukai hati rakyat? Atau bagian dari politik pecah belah untuk melindungi kekuasaan Jokowi? Entahlah. [].

0
782
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Citizen Journalism
Citizen JournalismKASKUS Official
12.5KThread3.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.