Disebuah Bar tampak seorang wanita bertubuh seksi dan juga cantik sedang menikmati pesta minuman keras bersama teman-temannya. Gadis itu bernama Felysia Inez Gianina sering disebut Fely.

Disisi lain tempat itu, seorang pria dengan pakaian rapi berjalan masuk kedalam bar dan langsung mendekati Fely. Pria itu lalu memegang tangan Fely erat.

"Kau ikut aku sekarang." Pria itu bernama Raka Bramantio Hadrian dipanggil Raka.

Raka sendiri adalah suami dari Fely dan usia pernikahannya baru memasuki 3 bulan. Mereka menikah bukan karena rasa cinta melainkan hanya karena dijodohkan oleh orangtua mereka sejak kecil.

Raka langsung membawa Fely keluar dari bar itu. Fely berjalan sambil sempoyongan.

"Hey, lepasin aku," rengek Fely sembari berusaha melepaskan tangan Raka.

Plakk ...

Raka menampar pipi mulus milik Fely. Karena Raka sudah tidak tahan lagi dengan tingkah Fely yang setiap hari selalu mabuk-mabukan. Setiap dia pulang kantor pasti Fely tidak ada dirumah.

Fely tersungkur ketanah, dia lalu menatap kearah Raka sembari memegang pipinya yang sakit. Salah satu air mata Fely mulai jatuh ke pipi kanannya.

"Kau, kau sangat jahat Raka," ucap Fely lalu bangkit berdiri.

"Tidak seharusnya kau penamparku. Apa salahku hah?!"

"Sudah kau jangan banyak omong." Raka membawa Fely mendekati mobilnya lalu memasukan Fely dengan sangat kasar.

Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota yang sudah mulai sepi.

Setibanya dirumah Fely sudah terlelap di kursinya. Raka enggan untuk membangunkannya karena Fely sudah tertidur pulas. Raka pun menggendong tubuh Fely masuk kedalam rumah. Lalu masuk kedalam kamar milik mereka berdua.

Raka membaringkan tubuh Fely di ranjang lalu membuka sepatu haighils milik Fely satu per satu dan menyimpannya di rak sepatu. Raka juga mengganti pakaian Fely dengan piyama miliknya. Dan yang terakhir Raka menyelimuti tubuh Fely dengan selimut yang halus.

Raka menatap wajah cantik milik Fely. "Maafkan aku atas tamparan tadi, aku tidak bermaksud menyakitimu. Aku hanya emosi tadi, maafkan aku." Raka sungguh menyesali perbuatannya tadi karena emosi yang sudah dia pendam selama 3 bulan keluar begitu saja.

Raka mendekatkan wajahnya ke wajah Fely, kini jarak mereka hanya berjarak 5cm, lalu 1cm, dan kini raka bersiap untuk mencium bibir Fely. Saat tinggal mengecupnya tiba-tiba saja Raka mengurungkan niatnya. Karena dia sudah berjanji tidak akan melakukan semua itu padanya. Dia langsung berjalan menjauh lalu masuk kedalam kamar mandi.

Bersambung...