GudangOpiniAvatar border
TS
GudangOpini
BPS, BADAN PEMOLES STATISTIK? ASAL 'JAHIT DATA' UNTUK MELAMBUNGKAN OPINI JOKOWI?

Oleh: Ahmad Khozinudin

Sastrawan Ekonomi, eh Politik maksudnya.

Publik dihebohkan dengan kabar rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2021. Menurut BPS realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2021 sebesar 7,07% secara year on year (YoY).

Realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2021 ini lebih besar dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2021 sebesar 0,74% YoY. Begitulah, cara BPS membandingkan data pertumbuhan tahun 2021 dijahit dengan data pertumbuhan tahun 2020 AGAR MUNCUL ANGKA 7,07%.

Angka 7,07% ini membuat orang awam akan menganggap, wah hebat dong Pak Jokowi? Apalagi, berita ini sengaja disandingkan dengan statement Jokowi yang memprediksi pertumbuhan ekonomi hingga 7%.

Bahkan, ada portal berita yang memberitakannya dengan judul norak : Hore! Target Jokowi Terlampaui, Ekonomi RI Tumbuh 7,07 Persen di Kuartal II/2021.

Rizal Ramli mengklarifikasi, dengan menyebut pertumbuhan ekonomi kuartal 1 hingga kuartal 2 tahun 2021 hanya sebesar 3,3%. Rizal memprediksi, kuartal ke-3 tahun 2021 akan anjlok.

Rizal menyebut kelakuan BPS ini sebagai 'Spinning Persepsi' bahkan dengan ungkapan yang lebih hiperbolis 'lihai spinning persepsi'. BPS sudah tidak bedanya dengan Buzzer, memainkan data untuk melambungkan opini bahwa kinerja pemerintah cakep, memframing data ekonomi tahun 2021 dikaitkan dengan data 2020 agar muncul angka magic '7,07%'.

Sebenarnya, menurut Rizal angka pertumbuhan ekonomi kuartal 1 hingga kuartal ke 2 tahun 2021 ini kecil, hanya 3% bukan 7,07%.

Ketua Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sutrisno Iwanto mengatakan, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2021 kemungkinan hanya akan tumbuh antara 1,7% sampai 2,5%. Prediksi ini tidak jauh berbeda dengan apa yang dikatakan Rizal Ramli. Anjlok dari angka 3% pada kuartal ke-3 tahun 2021.

Penulis heran, kenapa BPS membuat rilis yang membuat publik bisa salah persepsi? apakah demi memoles citra rezim? kalau begitu, sekalian saja release data pertumbuhan ekonomi Indonesia terbaik dibandingkan Era Pytecantropus Erectus. Atau, setidaknya terbaik jika dibandingkan kinerja tahunan pada periode Nabi Nuh yang terdampak banjir.

Mungkin, akibat Prank Akidi 2 Triliun, menyebabkan Jokowi jatuh dimata rakyat karena pernah sebut ada data duit 11.000 triliun. Selain video tersebut dihapus dari Setneg, mungkin BPS dimintai tolong Presiden agar persepsi publik terhadap Jokowi tidak tambah buruk.

Maka dijahitlah data pertumbuhan kuartal ke-2 tahun 2021 ini dengan data kuartal ke-2 tahun 2020. Ketemulah angka ajaib 7,07%. Kemudian, dipoles media setelah ekonomi Indonesia sudah membaik pada kuartal ke-2 ini sudah di angka 7,07%, padahal baru 3%.

Heran, lembaga negara sekarang sudah ambil peran buzzer. Membangun persepsi publik agar memuja kinerja rezim Jokowi. Sampai kapan Indonesia dikelola dengan cara model begini? [].

0
899
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Citizen Journalism
Citizen JournalismKASKUS Official
12.5KThread3.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.