Kalau kamu masih bingung apa itu chaebol, sederhananya mereka adalah keluarga-keluarga kaya pemiliki merek terkenal Korea, seperti Samsung, Hyundai, LG, sampai Kia Motors.  Mereka sangat berkuasa dan nyaris tak tersentuh dengan jaringan yang begitu luas sampai ke ranah politik.

Namun, argumentasi Euny Hong itu berdasar pengalamannya saat melihat chaebol tumbuh besar pada dekade 90-an sampai awal tahun 2000. Ketika ekonomi digital baru mulai tumbuh dan anak-anak muda inovatif belum muncul.

Seiring lahirnya anak-anak muda kaya di Amerika Serikat yang membangun start updi Silicon Valley sana, ternyata mampu menginspirasi anak-anak muda Korea untuk merangkak secara sosial tanpa embel-embel chaebol. Media Korea sering menjuluki mereka sebagai “self made entrepreneur” atau secara harfiah sebagai wirausahawan mandiri.

Salah satu yang menarik perhatian baru-baru ini adalah Lee Seung Gun, mantan dokter gigi yang mendirikan start upViva Republica. Lee Seung Gun mendapat predikat miliuner setelah Toss, aplikasi keuangan yang dibuat oleh Viva Republica memperoleh keuntungan bersih sekitar 330 juta USD pada 2020. Pada tahun 2021, melansir Forbes, Viva Republica kini memiliki valuasi 7,7 miliar USD dengan 20 juta pengguna Toss di negeri KPOP.

Juru bicara Toss menyebutkan bahwa Lee Seung Gun sebagai founder dan CEO memiliki saham 18% atau senilai US$1,2 miliar di perusahaan yang ia dirikan pada 2014 silam. Dengan itu, ia menjadi satu-satunya anak muda di bawah 40 tahun yang masuk daftar orang-orang terkaya Korea Selatan pada 2021.

Toss didirikan oleh Lee Seung Gun berkat rasa kesal yang ia alami saat ingin mengirim uang lewat ponsel.  Ketika itu, tahun 2014, aplikasi transfer uang berupa peer to peer (P2P) mulai meluas secara internasional. Sayangnya, sistem birokrasi dalam sistem perbankan di Korea Selatan menilai layanana tersebut ilegal.

Lee kemudian datang dengan ide gila untuk menciptakan sebuah teknologi keuangan yang memudahkan pengguna bertransaksi dan mengirim uang. Ia nekad meninggalkan pekerjaan mapannya sebagai dokter gigi di rumah sakit prestisius di Seoul.

Kunci keberhasilan Toss dalam wawancaranya kepada media Koreaboo, adalah momentum yang tepat untuk menjawab kebutuhan masyarakat Korea Selatan. Meski dikenal sebagai penghasil ponsel cerdas terbesar di dunia dengan akses internet tercepat dan pengguna terbesar kartu kredit, tetapi proses pembayaran online di Korea masih disulitkan dengan berbagai syarat dan langkah. Karena itulah Toss Hadir.

“Sebelum ada Toss, pembayaran online di Korea Selatan membutuhkan lima password berbeda dan harus melakukan 37 klik hanya untuk mentransfer uang sejumlah 10 US Dollar (sekitar Rp 145.000),” Ujar Lee.

Ia menambahkan, melalui Toss, seorang pengguna hanya membutuhkan satu password dan tiga langkah untuk melakukan pembayaran online sebesar 430 USD atau sekitar Rp 6.200.000. 

Keren dan cukup menginspirasi bukan kisah Lee Seung Gun ini? Jadi mulai sekarang Gan-Sist harus yakin buat mengejar mimpi. Tidak peduli kita bukan berasal dari keluarga kaya atau chaebol, dengan kegigihan dan ketekunan, kita semua berkesempatan kok untuk meraih sukses. Amin.