event4Avatar border
TS
event4
Kesucian Yang Ternodai
Rajendra Pratama, anak pertama dari tiga bersaudara. Ia tinggal bersama sang papa beserta adik-adiknya. Dengan perawakan yang tinggi, memiliki warna kulit kuning langsat, dengan mata tajam seperti elang, dan alis yang tebal membuat dirinya terlihat sedikit lebih cool. Ia bergabung di komunitas Fugo a.k.a geng motor atau menjadi anak berandal bersama teman-teman sebaya. Membuat pergaulannya semakin ke sini makin rusak. Rajendra sendiri masih duduk di bangku SMA kelas XII.

Namun, siapa sangka di balik semua itu ada satu kesalahan besar yang telah diperbuat.

Malam ini, teman-teman Rajendra memaksa bermain di rumah. Mau tak mau ia harus menerimanya. Ia mengajak teman-temannya memasuki rumah dan menyuruh untuk duduk di ruang tamu.

"Kalian pada tunggu dulu di sini. Gue ke belakang dulu buat ngambil minum," ucap Rajendra.

"Yoi, thanks, Bro. Btw pake camilanlah. Ya, kali minum tanpa camilan, berasa hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga," ujar salah satu temannya yang bernama Tara sambil bernyanyi.

"Ah, lo dikasih hati minta jantung. Dikasih jantung minta empedu. Mana pake nyanyi segala lagi," sahut teman di sebelahnya sambil mengambil duduk di bawah sofa.

"Sekalian, deh, yang banyak, ha ha," tambahnya diiringi gelak tawa.

Rajendra mengacungkan jempolnya. Lalu bergegas menuju dapur, tetapi bukannya ke dapur, ia malah pergi terlebih dahulu ke kamar sang adik. Tanpa mengetuk pintu terlebih dulu, Rajendra langsung masuk tanpa permisi ke dalam kamar sang adik. Memilih bersandar di ambang pintu menunggu adik perempuannya selesai menunaikan salat malam atau tahajud pertama.

"Ck! Lama banget sih lo salatnya." Rajendra berdecak kesal.

"Abang dari mana aja? Kenapa di luar rame banget?" tanya gadis itu setelah selesai melipat mukena dan sajadah yang ia gunakan tadi untuk salat.

"Ck, bukan urusan lo! Mending sekarang, lo buatin teman-teman gue minum. Sekarang!" Rajendra memerintah, menatap sinis ke arah sang adik.

"Aish masih mau belajar dulu, Bang. Besok ada ujian," balas gadis itu dengan suara lembut.

"Cuma bikin minum doang apa susahnya, sih? Lagian lo ngapain belajar jam segini, hah? Ngapain aja lo dari tadi di rumah?" tanya Rajendra seraya membentak.

"Jangan keras-keras, Bang. Kasihan Atin nanti ke bangun," jeda Aishwa seraya melirik sekilas ke arah ranjang di mana anak perempuan berumur tiga tahun sedang tertidur pulas. "Aish dari tadi beberes rumah, Bang. Aish juga harus masak, harus nyuci, harus menyetrika, harus---"

"Gue enggak mau tahu alasan apa pun dari lo! Gue mau sekarang lo nurutin perintah gue! Pergi ke dapur buatin teman-teman gue minum," tukas Rajendra memotong ucapan sang adik.

"Tapi, Bang---"

"Sekarang! Lo dengar gue ngomong, 'kan? Gue bilang sekarang ya sekarang!" Rajendra membentak kembali seraya mendorong paksa Aishwa menuju dapur.

Mau tak mau gadis itu menuruti perintah sang kakak. Sejujurnya ia merasa risi atas kedatangan teman-teman kakak laki-lakinya, karena ia tahu bahwa mereka bukanlah orang-orang yang baik.

Namun, Rajendra-tetaplah Rajendra si laki-laki yang sangat tidak suka kalau ada seseorang yang berani membantah ucapannya, apalagi berusaha melarang.

Kini, Rajendra sudah kembali menemui teman-temannya di ruang tamu. Malas jika harus menunggu Aishwa selesai membuatkan minum.

"Kok, lo kagak bawa apa-apa, Dra?" tanya temannya yang memiliki rambut hitam kecokelatan, panggil saja Ferdi.

"Gue barusan suruh adik gue buat bikinin kalian minum," jawab Rajendra apatis. Ia ikut duduk di salah satu sofa sembari menyesap sebatang rokok yang baru saja dibakar.

"Sejak kapan lo punya adik?" tanya Gara---ketua komunitas Fugo. Sebuah komunitas geng motor, sekumpulan anak-anak berandal.

"Nah, benar, tuh. Sejak kapan lo punya adik? Kok, kita-kita enggak ada yang tahu," tambah temannya lagi yang bernama Pijar dengan kerutan di dahi.

Rajendra menggaruk tengkuk leher yang tidak gatal dan berpikir dari mana ia harus menjawab pertanyaan teman-temannya itu.

"Lo punya adik enggak bilang ke kita, Dra. Kenalin napa, siapa tahu bisa gue gebet," ucap Ferdi lagi.

"Adik gue masih bocil. Mana masih SMP, kalian mana mau sama dia," jelas Rajendra yang dibalas anggukkan oleh teman-temannya.

Tidak lama kemudian, dari arah dapur tampak seorang gadis cantik dengan pakaian piyama tidur bergambar bunga datang seraya membawa nampan berisi minuman dan beberapa camilan. Gadis itu berjalan menunduk; tak mau melihat teman-teman dari sang kakak. Pandangan semua orang yang ada di ruang tamu tertuju pada Aishwa dengan tatapan cengo, terkecuali Rajendra.

"Anjir, pembokat lo cakep banget, Dra," ujar Ryan seraya menatap gadis di depannya dengan penuh kagum.

"Buset, dah, bening banget. Buat gue aja, ya, Dra," sahut Tara yang tak ingin kalah memuji betapa cantiknya gadis di depannya. Sontak saja ia langsung mendapat pukulan bantal dari Rajendra.

"Dia adik gue kampret!" tukas Rajendra santai, sedangkan gadis yang diakui adik oleh Rajendra, hanya fokus menyimpan segelas minuman di atas meja.

0
381
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.