Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

RarashashaAvatar border
TS
Rarashasha
AIR MATA DI HARI PERSANDINGAN

AIR MATA DI HARI PERSANDINGAN

Selamat datang kembali di tulisan-tulisanku yang semoga tidak membuat kalian bosan, protes atau mungkin muak.

Apa kabar seluruh rakyat Indonesia ? I hope we are still happy. InsyaaAllah.

Pandemi masih bergulir, PPKM masih berjalan, harapan untuk menjadi warga yang baik dengan kondisi Negara yang baik-baik saja masih tetap ada kan ? Semoga.
Karena sungguh, hanya dengan berbekal harapan saja manusia sudah bisa hidup dengan menambah imunnya. Urusan nanti harapan itu bakal terkabul atau mungkin tertolak yang penting berharap sajalah dulu.

Berharap hidup tetap dalam iman, hidup tetap sehat, uang jadi banyak, pasangan setia, anak-anak jadi anak yang sholih. Berharap yang baik-baik saja agar semua dikabulkan oleh Allah juga sebaik-baiknya. Bukankah Allah tergantung prasangka hambanya.

Pukul 09.15 menit yang lalu aku baru usai mendengarkan perbincangan Deddy Corbuzier bareng UUS yang di post satu minggu yang lalu.Sumpah kondisinya memang sedang seperti itu. Ya, dimana warung-warung harus tutup, semua yang menimbulkan kerumunan juga harus tutup. Mau tutup dengan sukarela atau ditutup paksa. Pemerintah memang harus tegas. Ya, itu adalah sebuah konsekuensi dari keadaan sekarang, hanya masalahnya ada tidak ya solusi untuk mereka yang mencari uang hari ini untuk makan hari ini ? Ada tidak ya solusi sebelum warung ditutup para pedagang itu bisa makan apa ?

Udah deh, sampai ditulisan itu kita merenung, yuk….

Nih tulisan jangan Cuma dibaca kemudian discroll lalu hilang tak membekas, ya…, sayang dong, aku nulisnya pakai perasaan lho.

Ada tidak sih sebuah pemikiran yang bisa jadi jalan keluar sebelum sebuah kebijakan diputuskan ?

Seperti kasus kemarin ketika Kapolda menutup sebuah tempat usaha dengan membeli terlebih dahulu dagangan mereka. Atau mas Deddy yang memberi tempat pedagang ketoprak untuk jualan di depan kantornya dan ketika masih dilarang lalu mas Deddy menyuruh pedagang ketoprak itu untuk pindah jualan di dalam garasinya. Ini contoh kecil tapi ini solusi.

Jangan kemudian demi menjalankan aturan lalu asal menutup, asal mendobrak, asal saja. Kan ini perintah. “Kalau kalian ingin merasakan derita mereka cobalah kalian berdiri di kaki mereka” Ujar ibu Retno Menteri Luar Negeri kita.

Kalau asal ditutup kemudian mereka makan apa ?. Kalau mereka pasangan pengantin baru mungkin masih oke, bagaimana jika mereka adalah ayah dengan banyak anak di rumahnya. Mereka makan apa?

Wabah ini memang menyeramkan, tapi sekarang semakin berjalannya waktu bukan hanya wabahnya yang seram tapi serangkaian pemberitaan tentang wabah ini juga seram. Dikemas model bagaimanapun tetap jadi seram kecuali ada sesuatu yang bisa mengusahakan agar seramnya bisa diganti, mungkin dengan mengganti cara penyampaian dan pembelajaran kali ya ?

Seperti cerita dua suami istri yang sudah berusia senja, mereka berusaha hanya dengan berjualan pentol di gerbang salah satu sekolah. Sudah satu tahun sekolah tutup otomatis mereka stop berjualan dan makan dari uang tabungan. Sudah setahun lebih pandemi melanda Negeri ini akhirnya mereka memulai untuk jual pentol di depan rumahnya karena stok tabungan sudah menipis dan uang hampir habis.
Sayang, usaha yang belum berjalan itu juga harus pingsan sejak aturan PPKM diadakan. Mereka positif TUTUP dan tidak berjualan lagi. Sepasang suami istri ini tidak mempunyai anak dan saudaranya pun jauh di luar pulau dengan kesibukan masing-masing. Dua hari berlalu, tidak ada kabar dari mereka. Tetangga berpikir mereka sedang di dalam rumah karena PPKM memang mengharuskan warga berdiam diri di rumah. Ternyata, ketika bau itu mulai menyengat barulah warga resah. Pak RT datang dengan menutup hidung dan mulutnya memakai masker, juga beberapa warga, ya… secara mereka kan taat prokes. Saat pintu terbuka, kosong, tidak ada sesiapa tetapi bau bangkai makin menyengat. Ternyata dua pasutri berusia senja itu sedang berada di kamarnya dengan mata terpejam. Ya.. mereka meninggal dunia. Tidak ada yang tahu penyebabnya apa. Covidkah atau sakit biasa atau mungkin kelaparan ? Tidak ada yang tahu penyebabnya.
Karena masih dalam situasi wabah, sangat layak jika mereka berdua kemudian dimandikan dan dimakamkan dengan protokol Covid. Nggak salah dong…

Ke dua jenazah yang berada di dalam peti itu pun di antar ke peristirahatan terakhir. Isak tangis mengiringi hari persandingan mereka. Airmata di hari persandingan mereka tidak dapat terbendung lagi. Semua yang hadir berduka, beberapa yang datang meneteskan air mata.

Yang pasti, covid dan rangkaiannya telah menghadirkan banyak drama. Kita tidak bisa menyalahkan siapapun. Berdiam diri di rumah mungkin jadi solusi bagi sebagian orang tapi tidak bisa dilakukan oleh sebagian yang lain. Abang ojek online, go food, grab food dan yang lain, abang becak juga pedagang lain yang harus riwa-riwi di jalanan yang mestinya tetap berada di rumah namun harus keluar rumah. Mereka tetap wajib di support. Jangan dihina, jangan dikecam karena dengan lalu lalangnya mereka di jalanan adalah cara mereka mendapatkan uang.

Stop saling menyalahkan, ayo saling membantu, sebisanya, semampunya. Bisa mengirim pulsa pada sahabat, hal itu juga memungkinkan sebagai alternative memberikan bantuan yang mungkin bisa bermanfaat, atau mengirim paket makanan syukur-syukur bisa transfer uang untuk menyambung hidup mereka yang membutuhkan. Duhhh… salam hormat buat mereka yang terus mendedikasikan dirinya untuk membantu sesama dengan caranya.

Berupaya berbuat sebaik mungkin untuk lingkungan terdekat dan terkecil. Saat ini suara pilu sedang ada dimana-mana, ada yang terdengar dan ada yang tidak terdengar. Yang terdengar coba diselamatkan yang tidak terdengar tebang pilih saja memberikan bantuan. Yang penting fokus membantu. Agar air mata di hari persandingan tidak kembali terulang.

Salam sayang selalu.

Dian Rachmawati SE.MM/Rarashasha

*Cerita diatas bukan cerita sebenarnya hanya sebagai illustrasi bahwa kita tetap wajib saling membantu agar hidup terus bisa berjalan.

Aku hanya wanita biasa yang kebetulan diberi oleh Allah sedikit kemampuan untuk menulis. Jadi ya, aku menulis saja, semampuku sebisaku semoga bermanfaat dan honornyapun bermanfaat untuk banyak orang. Jadi jangan menyerah, setiap kita sedang diberi Allah kesempatan untuk jadi bos-bos kecil yang dermawan.



akunkubaikAvatar border
akunkubaik memberi reputasi
1
175
0
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.9KThread28.1KAnggota
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.