wisnusatriyaAvatar border
TS
wisnusatriya
Video call dengan ayah
"Yah, buahnya jangan lupa di makan ya,,"
"Iya" jawab ayah singkat.
Suara ayah terdengar lemas,, meski kangen setengah mati, aku tidak bisa berlama lama video call dengan ayah. Pasti sulit buat ayah bicara, dengan masker oksigen terpasang dan nafas yang tersengal - sengal.


Sudah dua hari ini aku hanya bisa komunikasi dengan ayah via video call. Mungkin terdengar berlebihan, baru dua hari saja. Sebenarnya sejak lulus SMA, aku sudah terbiasa jauh dengan orang tua, karena kuliah.

Tapi sekarang, meski ayah hanya berjarak beberapa meter, aku tidak bisa bertemu langsung. Ayah berada di  ruang isolasi, berjuang sendiri, melawan virus COVID-19 dalam tubuh seorang diri.

Aku hanya bisa menunggu di depan ruang isolasi, berharap ayah bisa merasakan keberadaanku, sehingga bisa lebih tenang.

Baru dua hari ini aku tidak bisa bertemu langsung dengan ayah. Memang baru sebentar untuk ukuran normal, namun bagiku rasanya sungguh lama dan menakutkan. Aku takut dua hari itu akan menjadi selamanya.

Hari ke-3 malam hari, seperti biasa, ayah video call. Segera aku angkat.

"Dek, to...long...pang..gil....kan perawat..."

Suara ayah terputus putus dan panik. Smartphone dalam genggamannya juga terus berguncang.

"Iya pak, bapak  yang sabar ya, ini adek jalan ke ruang perawat"

"a...yah...se..saak..Ok.si...gen..ter...laa...lu...ken...cang.."

"iya, ayah tunggu ya, sebentar lagi perawatnya masuk"

Di layar muncul tulisan,"daya baterai lemah, panggilan mungkin terputus'
Dan benar, beberapa menit kemudian panggilan terputus. 

Bergegas setengah panik aku segera lapor ke ruang perawat. Lalu perawat yang ada di situ menelpon petugas khusus yang ada di ruang isolasi, dan menyuruhku menunggu.

Duh, aku tak sanggup menunggu. Tiap detik berlalu rasanya seperti hantaman palu. Tidak kuat aku membayangkan ayah kesakitan, sementara aku tidak bisa membantu.

Tidak kuat aku membayangkan ayah, seorang diri, melewati sakit tanpa ada yang menemani.

Detik berganti menit, menit berganti jam. Dan aku masih duduk dengan kondisi ayah yang tidak pasti. Sejenak kemudian ada pesan masuk di smartphone ku.

"Kondisi bapak sedang drop. Saturasi Oksigen turun ke 84, kesadaran menipis, mohon doanya."

Begitu bunyi pesan singkat dari perawat yang bertugas di dalam ruang isolasi. Tanganku bergetar, hatiku hancur, duniaku pun runtuh. Membayangkan ayah dalam kondisi kritis, sendiri.

Sejam kemudian, ada pesan masuk lagi ke smartphone, ku. Kubaca doa, dan kukuatkan hati sebelum membuka. Aku lihat sekilas dari pop up yang muncul, pesan itu berbunyi.

"Inna lillahi......."

Seketika itu juga kujatuhkan smartphone ku, aku sudah tidak sanggup membaca kelanjutannya. Mimpi buruk itu terjadi juga.

Ayah pergi untuk selamanya, sendiri tanpa diantar keluarganya.

Ternyata video call tadi adalah saat terakhirku melihatwajah ayah, hanya dari layar kaca.

Bahkan aku tidak bisa melihat wajah ayah sebelum dimakamkan,

Bertemu dan berpisah memang  bagian dari kehidupan, semua yang dekat akn meninggalkan kita. Aku tahu. Tapi yang menyesakkan, aku tidak bisa melepas ayah pergi dan mengucapkan selamat tinggal.

Saat ayah sakit aku tidak bisa merawat. Sungguh menyiksa membayangkan orang yang kita  cintai  tersiksa tanpa kita bisa berbuat apa - apa.

Kini ayah sudah tiada, pasti hari - hari akan berbeda. Tidak ada lagi tempatku bertanya, hanya kenangan tersisa.

Banyak yang bilang, sakit itu adalah penggugur dosa. Aku harap ayah menghadap Tuhan tanpa dosa tersisa.

Ayah, sekarang ayah istirahat ya, sama nenek di sana.

Aku kirim selalu peluk rindu lewat doa.

==================================================================
Buat temen - temen yang baca, semoga sekeluarga diberi kesehatan ya.

Pandemi ini pasti berlalu, berat, tapi kita pasti bisa bertahan.
suhartojayaAvatar border
bukhoriganAvatar border
wanitatangguh93Avatar border
wanitatangguh93 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
356
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.