[ltr]Ku membayangkan dari balik dinding tentang bagaimana wajah cantik musim semi yang telah lama tak aku jumpai.[/ltr]
[ltr]Kiranya gambar itu adalah tentang aku yang berlarian di Taman Keukenhof lalu jatuh tertidur diatas bunga-bunga Hyacint diselimuti Tulip merah-kuning dan kupu-kupu Tatmoni.[/ltr]
[ltr]Namun sayang…
Ingatanku tentang Musim Semi tidak pernah secantik itu. Kuputar memori proyektor dikepalaku, kuingat lagi tentang musim semi terakhir yang tertinggal di reptilia otakku.[/ltr]
[ltr]Kala itu aku berdiri diantara Dandelion dan bunga Lavender biru, menggenggam erat-erat boneka beruangku, menahan tangis di depan pusara ibu. Kulihat langit begitu pucat dan matahari tampak seperti kerang abu-abu.[/ltr]
[ltr]Tak ada Taman Keukenhof dan bunga tulip, yang ada hanya pelataran makam berlumut hijau.[/ltr]
[ltr]Ya.. Musim Semiku terdengar muram dan menyedihkan. Namun aku selalu ingat kata Ibu tentang Musim Semi.[/ltr]
[ltr]“Tuliskan semua harapanmu di musim semi karena Musim Semi adalah musim yang penuh dengan harapan,”[/ltr]
[ltr]Ujar Ibu kala itu.[/ltr]
[ltr]Demi itulah hari ini, di Musim Semi yang ketujuh belasku, kutinggikan asa dan memberanikan diri untuk menulis harapanku dalam surat ulang tahun yang akan kuberikan kepada Ayah.[/ltr]
[ltr]Satu-satunya keluargaku yang tersisa kini.[/ltr]
[ltr]Dear Ayah tercinta[/ltr]
[ltr]Aku ingat cerita Ayah saat pertama kali mengantarku ke sekolah. Ayah bercerita bahwa setiap orang tua akan mengabulkan apapun permintaan putrinya di ulang tahun yang ke 17.
Ayah pasti ingat bahwa besok tepat pada Musim Semi yang pertama adalah ulang tahunku yang ke 17. Aku berharap Ayah bisa mengabulkan permintaanku di hari yang spesial tersebut.[/ltr]
[ltr]Ayah…
Tolong kabulkanlah permintaanku untuk sekali ini saja berikan aku kunci itu. Kakiku terasa sangat perih dan sakit sekali, aku sudah tidak sanggup lagi menahannya…
Tolong Ayah, aku ingin melihat Musim Semi di Taman Keukenhof walau hanya sekali dalam hidupku.
Aku mohon Ayah, kabulkan permintaanku ini. Kumohon maafkan aku untuk kematian ibu, kumohon bebaskan aku Ayah… Kumohon…

[/ltr]