s3chamdaniAvatar border
TS
s3chamdani
Mama Gaul Dari Kota Pahlawan, Kuat Karena Keadaan

Ketika mendengar atau membaca sebuah kalimat single parent, pasti di benak ini memastikan bahwa ia adalah wanita kuat.

Wanita mana yang mau ketika ia terpaksa harus mampu berperan ganda. Berperan tidak hanya menjadi seorang ibu yang lembut, penyayang, tetapi ia harus berperan pula menjadi seorang ayah yang kuat dan tangguh.


Sekitar tiga tahun lalu, teman di masa seragam abu-abu sempat bersua kembali meski hanya di dunia maya. Menemukan kontaknya dari sebuah akun sosmed.nya.


Senang dan berbahagia sekali bisa bersilaturrahim dengan teman lama. Dahulu kami sempat dekat karena memiliki hobi yang sama, yaitu menyukai boyband-boyband luar negeri yang wajahnya selalu bikin meleleh remaja masa itu. Suara merdunya pun juga sulit sekali hengkang dari gendang telinga.

Saat perjumpaan itu kembali, tentu saja kami menanyakan tentang keluarga masing-masing. Terdengar dari suara sedikit tertekan dari Anita KD, bahwa sekarang ia telah menjanda.


Mendengar hal itu rasanya hati ini serasa teriris. Suaminya telah meninggalkan begitu saja ketika ia melahirkan anak pertamanya. Waktu itu anak pertamanya masih berusia lima bulan. Hingga hari ini sang putra tidak pernah tahu seperti apa ayahnya dan berada di mana.


Jangan tanya bagaimana hancurnya dia saat itu, bayi yang masih dalam gendongan, sang ayah meninggalkannya tanpa pesan, tanpa kabar.

Karena kondisi seperti itu, akhirnya ia harus rela meninggalkan bayinya itu untuk bekerja. Sedih katanya saat terpaksa harus meninggalkan bayinya untuk bekerja.


Mulanya, ia hanya berjualan di rumah makanan dan minuman rasa-rasa untuk menopang hidupnya juga anak lelakinya. Namun, mengandalkan jualan saja, ternyata tidak dapat mencukupi kebutuhan rumah tangganya.

Dengan segenap tekad #ThePowerOfSingleParentia memutuskan keluar rumah dan mencari kerja. Meski hatinya sering kali teringat buah hatinya yang masih sangat membutuhkannya.

Masalah seorang single parent bukan hanya dalam masalah financial. Akan tetapi masalah sosial jauh lebih membuatnya sedih.

Putranya sering pulang menangis karena ditanya teman-temannya di mana keberadaan sang ayah. Hal itu sangat berat sekali menjelaskan kepada anak yang masih di bawah umur.

Belum lagi tentang statusnya yang janda. Tidak jarang orang akan menganggapnya sebelah mata. Namun, dengan melihat putranya itu, akhirnya ia tidak pedulikan kegelisahannya sendiri hanya karena orang lain.

Ia harus jauhkan sejauh-jauhnya rasa yang justru membuatnya down dan putus asa. Hingga hari ini, ia bisa bertahan karena Allah memberinya jalan menjemput rizki melalui kerja sebagai marketer di sebuah usaha apartemen.

Semoga Allah senantiasa menjaga dan memudahkan urusan mereka semua dalam mendampingi buah hatinya.

Narasi : s3chamdani
Sumber gbr: dokumen pribadi


0
1.7K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Wedding & Family
Wedding & FamilyKASKUS Official
8.8KThread9.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.