Menjadi Single parent bukanlah keinginan manusia. Semua individu yang menjadi orang tua tunggal pasti pada awal pernikahannya tidak menyangka jika akan menjadi pejuang seorang diri untuk menghidupi anak-anaknya.

Penyebab menjadi single parent memang beragam, seperti ditinggal meninggal pasangan ataupun bercerai secara hukum karena suatu persoalan.


Walaupun menjadi single parent bukanlah sebuah impian, orang-orang yang ditakdirkan menjadi pejuang seorang diri/ single fighter harus menerima dan menjalaninya.

Tidak mudah memang, apalagi bagi seorang pria yang tidak punya pekerjaan tetap, penghasilan pas-pasan pastinya harus banting tulang menghidupi anak-anaknya.

Kisah mengharukan tentang perjuangan seorang single parent ini terjadi di kehidupan nyata. Ane melihatnya sendiri bagaimana seorang pria yang merupakan tetangga ane banting tulang dan kerja keras menjadi tukang laundry sekaligus tukang ojek demi bisa mendapatkan sesuap nasi.

Namanya adalah Bapak Edi Santoso, Beliau berusia 57 tahun dan harus menghidupi anaknya yang masih SD. Istrinya meninggal karena penyakit jantung tiga tahun yang lalu.

Demi menyekolahkan anaknya dan mendapatkan sumber penghasilan untuk melanjutkan kehidupannya, Pak Edi bekerja mulai pagi hingga petang.

Dia bekerja serabutan ke tetangga-tetangga yang mau mencuci baju dan menyetrikanya meskipun dia seorang lelaki.

Melihat perjuangan Pak Edi, ane jadi terharu. Dia tinggal di kontrakan yang dibayarnya dengan hasil kerja kerasnya sendiri.

Apapun dia lakukan demi bertahan hidup. Disuruh cuci piring dan ngojek benar-benar dijalaninya tanpa mengeluh.

Bekerja keras merupakan sebuah kewajiban baginya. Jika tidak, siapa yang akan memberinya uang? Meskipun biasanya beliau mendapatkan program bantuan pemerintah, namun pencairannya tidak menentu.

Sesekali kerabatnya datang mengunjungi beliau untuk memberikan bantuan. Di usianya yang tak lagi muda dengan fisik yang kekuatannya terbatas, beliau harus menjalani pekerjaan yang menuntut kekuatan fisik seperti itu.

Kemauannya bekerja keras begitu mengagumkan bagi Ane sekaligus membuat terharu, namun bagaimana lagi? Tidak ada pilihan lain baginya selain menjalani apa yang ada di depan mata. Di situ lah #ThePowerofSingleParent

Foto: jepretan pribadi saat anak pak Edi masih TK, wajah sengaja ditutup karena beliau tidak ingin diekspos.