Babak 16 Besar Euro 2020
Italia vs Austria
Minggu, 27 Juni 2021 Pukul 02:00 WIB
Wembley Stadium (London)




Preview

Menjaga ekspektasi mungkin menjadi tugas paling berat Italia menuju tahap akhir Kejuaraan Eropa musim panas ini, karena kemenangan ke-11 beruntun mereka sekaligus memperpanjang rekor tak terkalahkan Gli Azzurri menjadi total 30 pertandingan. Merujuk pada rekor nasional yang dibuat pada 1930-an di bawah pelatih legendaris Vittorio Pozzo (30 pertandingan tanpa kekalahan), kemenangan 1-0 atas Wales adalah 'hadiah kecil' untuk dominasi penuh mereka Minggu lalu (20/6).

Roberto Mancini berhasil menjaga momentum timnya meskipun ada perubahan besar - dengan mengganti delapan pemain dari starting XI sebelumnya - untuk kembali mengklaim poin maksimum, menyusul kemenangan beruntun 3-0 atas Turki dan Swiss.

Namun, hadiah bagi Gli Azzurri yang melaju sebagai pemenang Grup A adalah mendapatkan tempat di sisi undian yang lebih menantang, karena mereka akan bertemu Belgia atau Portugal di babak berikutnya jika lolos, dan kemudian berpotensi berhadapan dengan Prancis, Spanyol atau Kroasia di semifinal.

Tugas La Nazionale dimulai dengan meninggalkan benteng Romawi mereka di Stadio Olimpico untuk bertemu Austria di lapangan netral. Meski demikian, mereka akan melakukan perjalanan ke utara dengan mengetahui bahwa tidak ada tim Italia yang kalah dari tetangganya itu sejak tahun 1960, dan Gli Azzurri selalu tampil sebagai pemenang di masing-masing dari empat pertemuan kedua belah pihak di turnamen besar.

Belum kebobolan dalam kompetisi dengan skuad yang tampak jelas bersatu - bahkan kiper pengganti Salvatore Sirigu juga telah diberikan menit bermain - tidak hanya membuktikan prospek yang menghibur untuk penonton netral, tetapi juga menunjukkan bahwa mereka memiliki benteng yang kuat di belakangnya. Faktanya, terakhir kali Italia gagal menjaga clean sheet adalah saat bermain imbang 1-1 dengan Belanda pada Oktober 2020 lalu - lebih dari 1.000 menit pertandingan yang lalu.

Juara dunia empat kali itu kini telah mencatatkan sepuluh kemenangan beruntun untuk kedua kalinya dalam sejarah mereka - kemenangan beruntun pertama terjadi selama kualifikasi - dan belum sekalipun menelan kekalahan sejak 2018, jadi tidak diragukan lagi bahwa Italia berada di pole position untuk melewati calon lawannya akhir pekan ini.




Tidak sedikitpun diunggulkan mengingat jurang dalam peringkat dunia dan status sejarah di kompetisi, Austria berpotensi menjalani pertandingan sistem gugur pertamanya dalam sejarah Kejuaraan Eropa dengan sedikit dukungan dari beberapa pendukung fanatiknya di Stadion 'the home of football' Wembley.

Awal pekan ini, federasi sepak bola Austria telah mendesak para pendukungnya untuk tidak melakukan perjalanan ke London dan menghadiri pertandingan kontra Italia, setelah mereka gagal mencoba memindahkan pertandingan dari Inggris dengan alasan kesehatan dan keselamatan.

Belum lagi persyaratan karantina bagi orang Austria yang bepergian ke dan dari London, jadi harapan Das Team mendapat dukungan dari suporter mereka yang kelaparan pasti berkurang, tetapi setidaknya mereka akan tiba di sana setelah menghadapi tantangan untuk lolos dari Grup C dengan mengalahkan Ukraina di laga terakhirnya.

Austria juga akan lolos jika hanya meraih hasil imbang, namun pada akhirnya, mereka memang pantas menang bahkan lebih dari sekadar gol babak pertama Christoph Baumgartner, yang sekaligus membuat bangga pelatih Franco Foda dengan pencapaian timnya yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Setelah pertandingan, Foda mengatakan bahwa pasukannya telah bertekad "untuk mengukir sejarah" dan lolos melalui tahap pertama dari setiap turnamen besar untuk pertama kalinya sejak kampanye reputasi buruk mereka di Piala Dunia 1982.

Faktanya, mantan pemain internasional Jerman Barat itu bisa dikatakan hampir selalu mengambil langkah yang tepat sejak memimpin; membimbing Austria promosi ke Liga A di Nations League dan lolos kualifikasi Euro 2020 sejak pengangkatannya pada awal 2018.

Ahli taktik kelahiran Mainz itu kini memimpin Austria ke babak 16 besar dan masih berusaha menawarkan peran yang mapan di sisi lapangan untuk pemain bintangnya David Alaba.




Dimanapun ia bermain, pemain berusia 29 tahun yang sudah terikat dengan Real Madrid itu - dikenal sebagai pemain serba bisa yang membuatnya bisa bermain sebagai bek kiri, di lini tengah dan di kedua sayap - akan menjadi faktor penting bagi negaranya yang berusaha memberi gangguan di lini pertahanan Italia pada Minggu dini hari. Setelah sebelumnya pernah mencicipi kejayaan di Wembley pada tahun 2013, ketika Bayern mengalahkan Dortmund di final Liga Champions, kehadiran sang kapten mungkin cukup untuk menjaga mimpi Austria tetap hidup.


Prediksi Susunan Pemain


Italia

Meski Italia berhasil mempertahankan laju yang mengesankan tanpa kebobolan, rencana pertahanan mereka kemungkinan akan terganggu oleh cederanya beberapa bek, karena kapten Giorgio Chiellini terlihat berlatih secara terpisah dari anggota skuad lainnya. Sementara Alessandro Florenzi hanya bisa melakukan latihan individu di gym, jadi keduanya kemungkinan besar tidak cukup fit untuk menghadapi Austria.

Oleh karena itu, baik Giovanni Di Lorenzo atau Rafael Toloi diperkirakan akan menjadi starter di sisi kanan dengan formasi empat bek, sementara Alessandro Bastoni atau Francesco Acerbi akan bergabung dengan Leonardo Bonucci di tengah.

Roberto Mancini juga memiliki dilema pemilihan di lini tengah, karena Marco Verratti telah mengonfirmasi pemulihannya dari masalah lutut setelah bermain 90 menit penuh saat melawan Wales, sementara pemain Sassuolo Manuel Locatelli juga tampil bagus dalam dua pertandingan pertama. Hanya satu yang bisa memulai bersama dua pemain tengah langganan Jorginho dan Nicolo Barella.

Di depan, Ciro Immobile, Domenico Berardi dan Lorenzo Insigne adalah tiga favorit, meski Federico Chiesa dinobatkan sebagai UEFA's 'Star of the Match' ketika melawan Wales dan setidaknya dirinya berharap akan ditawari peran di babak kedua.


Austria

Sementara itu, susunan pemain Austria masih jauh dari pasti, setelah pelatih Franco Foda berhasil mengubah formasi tiga bek saat melawan Ukraina, formasi yang memungkinkan David Alaba lebih leluasa dari posisi bek kiri.

Formasi 4-2-3-1 di Bucharest juga membuat striker kontroversial Marko Arnautovic dipanggil kembali setelah menjalani larangan satu pertandingan karena 'menghina pemain lain', tetapi masih harus dilihat apakah mereka cukup ngotot untuk mempertahankan formasi yang lebih berani.

Christoph Baumgartner, Julian Baumgartlinger, Martin Hinteregger dan Valentino Lazaro merupakan pemain-pemain dengan keraguan cedera menjelang perjalanan ke Inggris, jadi Foda bisa memilih untuk membawa Stefan Ilsanker ke dalam XI; beralih kembali ke formasi tiga bek, dengan Alaba kembali ke bek tengah.


Italia:
Donnarumma; Di Lorenzo, Acerbi, Bonucci, Spinazzola; Barella, Jorginho, Verratti; Berardi, Immobile, Insigne

Austria:
Bachmann; Lainer, Dragovic, Hinteregger, Alaba; Laimer, Grillitsch, X. Schlager; Sabitzer, Baumgartner; Arnautovic


Head 2 Head

21/08/08 Italia 2-2 Austria
23/06/98 Italia 2-1 Austria
10/06/90 Italia 1-0 Austria
19/06/78 Italia 1-0 Austria
20/11/71 Italia 2-2 Austria
31/10/70 Austria 1-2 Italia
03/06/34 Italia 1-0 Austria


5 pertandingan terakhir Italia

29/05/21 Italia 7-0 San Marino
05/06/21 Italia 4-0 Republik Ceko
12/06/21 Turki 0-3 Italia
17/06/21 Italia 3-0 Swiss
20/06/21 Italia 1-0 Wales


5 pertandingan terakhir Austria

03/06/21 Inggris 1-0 Austria
06/06/21 Austria 0-0 Slowakia
13/06/21 Austria 3-1 FYR Macedonia
18/06/21 Belanda 2-0 Austria
21/06/21 Ukraina 0-1 Austria



PREDIKSI

ITALIA 2-0 AUSTRIA


#EURO2020