Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Music
  • Cerita Kurt Cobain Lunasi Utang Kartu Kredit Kawan

arkianwidiAvatar border
TS
arkianwidi
Cerita Kurt Cobain Lunasi Utang Kartu Kredit Kawan
 

Kurt Cobain mungkin sudah berpulang, lebih dari dua dekade lalu. Namun, siapa sangka, pentolan band grunge rock Nirvana ini masih bisa menolong kawan yang masih hidup, meski jasadnya sudah berkalang tanah. Hah? Kok Bisa? Begini ceritanya, agan dan sista...  

 

 






Gibson SG Ditukar Fender Mustang  

 

Mari kita berkelana waktu dan kembali ke tanggal 15 Juli 1989, di mana Nirvana pertama kali bermain di Boston. Tepatnya, ketika manggung di Green Street Station, berkat inisiasi band lokal Hullabaloo dengan label Nirvana, SubPop. Malam usai manggung, seluruh personil Nirvana Kurt Cobain, Krist Novoselic, Jason Everman, dan Chad Channing menginap di apartemen gitaris Hullabaloo, Sluggo Cawley dan pacarnya fotografer JJ. Gonson di Watertown (9 Church Hill Street).

 

Penggemar berat Kurt Cobain pasti paham deh ya, doi sering banget bermasalah dengan gitar. Itu perabotan jarang awet, hehe. Malam itu, Kurt belum mendapat gitar untuk jadwal manggung berikutnya. Jadi, sebelum dapat gitar pengganti, nanti Kurt hanya bernyanyi, dan Jason yang memainkan bagian ritem dan melodi. Bagian terakhir ini biasa ditangani Kurt. Makanya, Jason sempat curhat ke Cawley bagaimana gelisahnya dia harus bertugas dobel, ya nge-ritem ya main melodi juga. Enak si Kurt. Padahal honor sama, eh. Besok Nirvana sudah akan tiba di New York City untuk pertunjukan berikutnya.

 

Pagi sebelum berangkat, Kurt bertanya ke Cawley apakah dia boleh memakai Gibson SG miliknya yang tergantung di dinding apartemen. Gitar Gibson tahun 1970-an itu terbelah dua waktu Cawley jatuh keserimpet kabel gegara caper ingin beraksi di depan idolanya Aristides Logothetis yang jadi salah satu penonton gig Hullabaloo. Kurt menganggap, gitar Gibson itu masih bisa diperbaiki untuk nanti dihancurkan usai pentas (Haha.. dasar). Boleh saja, jawab Cawley, tapi tembok ane jadi tak berhias, dong, begitu kira-kira katanya. Padahal sih kode keras pengin barter, nih gan en sis.







 

“I’ll be right back,”tandas Kurt yang bergegas ke mobil van dan kembali sambil menenteng sepucuk gitar Fender Mustang 1973. Kata Kurt, gitar itu sudah rusak parah dan tidak bisa diperbaiki. Ia menghancurkannya waktu manggung di Maxwell's, Hoboken, New Jersey, pada malam sebelum pertunjukan di Green Street. Panutan Kurt, Thurston Moore dari Sonic Youth saat itu menonton aksinya. Biasalah, kemungkinan juga karena caper dengan idola.    

 

Sambil berkelakar, bak seorang fans yang memuja sang guitar hero, Cawley meminta Kurt membubuhkan namanya di gitar itu. Kurt menulis, “Yo Sluggo, thanx for the trade. If its illegal to rock and roll, then throw my ass in jail. NIRVANA.” Gitar Fender Mustang itu memiliki nomor seri di dasar leher – 4900 1853. Beberapa bagian dari gitar itu ditempel lakban.

 







Kurt memperbaiki gitar Gibson SG itu, dicat warna biru muda, dan ditempel selotip hitam. Charles Peterson mengabadikan Kurt yang memainkan Gibson SG itu pada 6 Januari 1990 di East Ballroom, Husky Union Building, University of Washington, Seattle, WA. Kurt terekam menghancurkan SG tersebut pada 17 Februari 1990 di Iguana's di Tijuana, Meksiko. Earnie Bailey, teknisi gitar Nirvana hingga  tahun-tahun terakhir Kurt, mengatakan, SG itu satu-satunya Gibson yang pernah Kurt mainkan di atas panggung.

 

 

Memorabilia Kurt Cobain

 

Cerita bergulir. Gitar Fender Mustang dari Kurt menemani Cawley berpindah dari apartemen ke apartemen di Boston hingga menetap di San Francisco. Setelah Kurt meninggal, Cawley menyadari potongan kayu bekas itu mungkin saja sebuah harta karun yang terpendam. Ia menghubungi Experience Music Project yang dengan lugu menanyakan apakah Paul Allen tertarik untuk membeli gitarnya. Mereka tidak berminat. Kepala kurator Jacob McMurray malah menawarkan Cawley untuk memamerkan gitar Fender Mustang itu di museum.

 

Lebih lanjut Jacob menjelaskan, barang seperti itu perlu disimpan dengan aman di ruangan bersuhu khusus, dan pameran memberi kesempatan lebih banyak orang dapat melihatnya. Dia juga menyarankan gitar itu diasuransikan; namun pertama-tama si gitar harus melewati tahapan apraisal(penilaian) terlebih dulu.

 

Jacob merekomendasikan Helen Hall, seorang Head Rock Memorabilia Appraiser di Christie's di New York City. Cawley menelepon Helen. Helen berminat. Gitar itu memang artefak yang menarik. Tapi ia hanya memberi harga  $500 (setara Rp 7.210.625  dengan kurs hari ini). Engga, deh. Terima kasih, bye-bye, jawab Cawley.

 

Ingin dapat penawaran yang lebih tinggi, Cawley menghubungi beberapa teman, salah satunya Barry Simons yang mengarahkan ke Rock and Roll Hall Of Fame. Cawley berbicara dengan Direktur Kuratorial Howard Kramer, yang sangat tertarik dengan gitar itu. Dia mengatakan, museumnya akan dengan senang hati menawarkan Cawley untuk kesepakatan yang sama dengan EMP tanpa perlu penilaian.

 

Secara pribadi Kramer membandroli $25.000 (setara Rp 360.531.250 dengan kurs hari ini). Tapi ia menyarankan Cawley untuk bertahan, karena orang-orang yang sangat ingin membeli memorabilia seperti itu mungkin belum memiliki uang sebanyak itu. Kasih kesempatan 10 tahun lagi. Cawley lalu menghubungi Jacob. Jacob menyetujui angka dari Kramer. Pada 2004, EMP mengutus pengirim barang seni ke rumah Cawley untuk mengemas si Fender Mustang. Jacob menyimpannya sampai pameran "Taking Punk To The Masses" yang dijadwalkan pada 2010.





 

 

Diselamatkan Gitar Listrik Bekas

 

Tibalah pada 2006 di mana Cawley dan istri mengalami kesulitan keuangan. Bisnis Cawley di San Francisco tersendat sampai rumahnya di Bay Area menjadi jaminan pinjaman di bank. Keluarga Cawley berada di ambang kebangkrutan.

 

Pucuk di cinta ulam tiba. Di tengah kebingungan, tawaran enam digit tiba-tiba datang untuk gitar Fender Mustang itu. Cawley sontak setuju. Ia menjualnya ke Adam Sender pada akhir November 2008. Investor asal New York yang punya koleksi seni pribadi itu membeli si Mustang dengan harga $100.000 (setara Rp 1.442.715.000 dengan kurs hari ini). Transaksi tersebut menjadikan si Fender Mustang sebagai memorabilia Kurt Cobain dengan harga tertinggi kedua yang pernah dilelang.

 

Nah, ini bagian ironisnya, Selain dipakai untuk melunasi hutang kartu kredit sebesar $111.000, Cawley masih sempat-sempatnya membeli CD “Chinese Democracy” Guns’N’Roses. Kita tahu bagaimana Kurt Cobain semasa hidup benci Axl Rose dan berseteru dengan si vokalis goyang ular itu. Haha.

 

Anyways, akhir yang bahagia untuk Cawley sekeluaga. Mereka tidak jadi tunawisma. Ia mengaku sering berterima kasih kepada Kurt dalam hati, karena telah membebaskan keluarganya dari jeratan utang. Bahkan Kurt kemungkinan besar juga sepakat dengan langkah gercep Cawley itu. Ia seolah mendengar Kurt berkata, “Sh*t, if some dumbass wants to give you that much money for a pile of broken wood, then go for it.”

 

Tapi Krist Novoselic kemungkinan tidak setuju, dan malah meminta gitar itu kembali. Pasalnya, suatu hari Cawley teleponan dengan Jack Endino yang berada dalam truk yang dikendarai Krist Novoselic. Cawley titip salam yang dibalas Krist dengan berteriak, “I want my guitar back!”. Hihihi. Mungkin juga Krist bercanda.

 

Sumber: innocentwords.com - Kurt Cobain: Still Taking Care of His Friends

Diubah oleh arkianwidi 23-06-2021 08:24
0
685
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Music
MusicKASKUS Official
19.8KThread9KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.