Jangan karena kita ingin punya banyak teman, kita jadi sok kenal sama orang baru. Diajakin ngobrol kemana-mana dan yang mendominasi pembicaraan adalah diri sendiri. Cerita ke sana-sini nggak penting. Ngalor- ngidul tanpa arah. Apalagi kita terus-terusan membanggakan diri, narsis, dan sok tau (hehehe mau teman lama atau teman baru memang tidak baik berbicara demikian). Wah bisa-bisa malah ilfeel.

Yang pasti kita harus sopan, merendah walau lawan bicara lebih muda. Bersikap apa adanya saja tidak usah berlebihan. Cobalah mendengarkan orang lain lebih dulu sambil mengartikan apa yang dia bicarakan, agar kita bisa memahami sedikit karakter orang tersebut. Dengan begitu kita bisa lebih mengenal lawan bicara kita dan menemukan kemana arah yang jelas dari pembicaraannya, tentunya cukup membicarakan hal yang baik dan bermanfaat.

Sopan Santun, Ramah, Baik Hati, dan Rendah Hati
Dalam bersosialisasi dengan sesama, kita akan senang bila bertemu dengan orang yang ramah, murah senyum, rendah hati, punya sopan santun, dan bicaranya lembut selembut sutra, hati jadi damai bila bersama teman yang seperti ini.

Begitu pula dengan orang yang lain, pastinya akan bahagia bisa berteman dengan seseorang yang punya sifat demikian. Sebagaimana hadis nabi yang di riwayatkan oleh Abi Dunya dari abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda, "Amalan yang paling utama adalah menyenangkan hati saudaramu sesama mukmin, melunasi utangnya, atau memberi makanan yang lebih baik." (HR. Abu Hurairah

Narsis, sombong, dengki, cemberut dan pelit adalah sifat-sifat negatif yang membuat seseorang akan dijauhi, bukan saja di mata orang, namun di mata Allah juga. Bayangin deh kalian bertemu dengan orang yang mukanya masam, bibirnya cemberut 5cm, sorot matanya sinis memandang.

Hadewh... Jadi nggak semangat kan? Masih enggan untuk tersenyum?

Allah SWT., Berfirman dalam surah Al-Kahfi ayat ke-28, Dan jadikanlah dirimu senantiasa berdamping rapat dengan orang-orang yang beribadah kepada Tuhan mereka pada waktu pagi dan petang, yang mengharapkan keridhaan Allah semata-mata dan janganlah engkau memalingkan pandanganmu daripada mereka hanya karena engkau maukan kesenangan hidup di dunia dan janganlah engkau mematuhi orang yang kami ketahui hatinya lalai daripada mengingati dan mematuhi pengajaran kami di dalam Al Qur'an, serta ia menurut hawa nafsunya, dan tingkah lakunya pula adalah melampaui kebenaran."