TS
firmanhakikiweb
Perjalanan Menuju Bisnis Jualan Ubi Cilembu
Kenapa ya setiap mau post terasa berat sekali mengetik menggunakan smartphone? Serasa kurang leluasa begitulah. Berhubung PC saya sedang udzur, jadinya saya agak males ngetik dan akhirnya males juga post thread. Mungkin ada yang merasakan hal sama seperti saya?
Ketika ngetik di smartphone rasanya seperti terkekang. Kurang bebas atau kurang leluasa.
Tadinya saya mau membahas tentang ubi cilembu yang menjadi sub bahasan yang saya bidangi.
Sebagai seorang pedagang ubi cilembu, saya bergentayangan di dunia maya. Hampir semua platform sosmed sudah saya miliki akunnya.
Facebook
Instagram
Blogger
Twitter
LinkedIn
Tumblr
Pinterest
Dll.
Kesemuanya saya punya akunnya dan seluruhnya dijadikan sarana memperluas jaringan bisnis khususnya bisnis jual ubi cilembu. Agansis tentunya pernah mendengar tentang ubi cilembu. Salahsatu jenis ubi madu yang memiliki karakteristik unik yaitu jika dipanggang atau dioven nantinya keluar cairang seperti madu. Padahal bukan loh....
Madu itu biasanya ada di sarang lebah.
Hehe....
Semua orang juga tahu ya??
Madu pada ubi cilembu adalah zat gula alami hasil fermentasi alami zat tepung pada ubi yang terjadi saat ubi cilembu dioven. Lebih jelasnya nanti saya bahas di post selanjutnya. Sekarang saya agak males mengetiknya, apalagi sambil gali memori tentang ubi cilembu yang ada di kepala saya. Mohon dimaklumi ya....
Kembali lagi ke sosmed.
Dulu sekali saat Facebook belum terkenal seperti sekarang ini saya sering pakai Yahoo messenger, ada juga yang namanya Friendster, nahhh....sosmed zaman saya masih duduk di kursi SMA (kalau duduk di bangku tidak sopan ya, karena tempat duduk itu kursi. Bukan bangkunya.. )
Langkah pertama saya dalam bisnis ubi ini adalah dengan ikut-ikutan ke kebun. Tidak ikut kerja, cuma melihat-lihat saja. Saya pelototi semua proses tanam ubi cilembu. Dari mulai penggemburan tanah, proses pembuatan guludan, pemilihan bibit, cara stek bibitnya, cara menanam bibitnya hingga cara penyiramannya.
Selanjutnya saya pergi ke kebun lainnya yang sedang dipanen. Disitu saya pelototi juga yang dilakukan para petani yang sedang menggunduli tangkai - tangkai ubi yang merambat pada guludan. Setelah itu mereka membersihkannya. Oh iya, Daun dan tangkai ubi itu berguna untuk pakan ternak juga. Lanjut mereka menggali guludan dengan menggunakan cangkul. Caranya lumayan mudah namun bisa membuat pinggang sakit kalau yang tidak terbiasa menggunakan cangkul. Seperti saya lah, anak petani dari keluarga petani yang tidak bisa bertani . Setelah digali, giliran ibu-ibu yang memetik ubi hasil galian tadi lalu dikumpulkan untuk selanjutnya disortir oleh para pekerja lainnya yang punya tugas khusus masing-masing.
Setelah proses panen, ubi cilembu itu langsung dimuat kedalam truk atau pickup lalu dibawa ke gudang.
Setelah panas-panasan dikebun, saya ikuti mobil yang bawa ubi tersebut sampai ke gudangnya. Disana ubi dicuci untuk kemudian disortir kembali sebelum dikeringkan lalu dikemas. Agak panjang juga prosesnya.
Ubi yang sudah siap kirim sesuai dengan order masing-masing disimpan dulu di gudang penyimpanan. Ada sebagian ubi yang diperam agar layu, ada pula ubi yang langsung dikirimkan.
Saya belajar begitu banyak dan begitu agak lama. Proses saya mempelajari tidak cukup hanya sebagai penonton saja. Saya ikut bekerja juga saat itu. Ada beberapa pekerjaan yang saya lakukan kala itu. Jadi tukang sortir di kebun, jadi tukang cuci, sortir dan kemas di gudang. Sampai jadi tukang muat ubi yang siap kirim. Saya kerja sambil belajar.
Setelah saya hampir menguasai seluk-beluknya barulah saya mulai usaha sendiri.
Sudah ah ngetiknya kagok gansis...
Nanti saya sambung lagi.
Kalau PC sudah diservis saya post lagi.
Mohon maaf jika banyak tata bahasa yang kurang berkenan. Tata cara penulisan dan susunan kalimatnya juga mohon dikoreksi jika ada yang harus saya koreksi.
Terima kasih sudah membaca postingan ini.
Semoga agansis semua diberikan kelancaran rezeki dan kehidupan yang sejahtera, sehat dan sukses. Amin.....
Ketika ngetik di smartphone rasanya seperti terkekang. Kurang bebas atau kurang leluasa.
Tadinya saya mau membahas tentang ubi cilembu yang menjadi sub bahasan yang saya bidangi.
Sebagai seorang pedagang ubi cilembu, saya bergentayangan di dunia maya. Hampir semua platform sosmed sudah saya miliki akunnya.
Blogger
Tumblr
Dll.
Kesemuanya saya punya akunnya dan seluruhnya dijadikan sarana memperluas jaringan bisnis khususnya bisnis jual ubi cilembu. Agansis tentunya pernah mendengar tentang ubi cilembu. Salahsatu jenis ubi madu yang memiliki karakteristik unik yaitu jika dipanggang atau dioven nantinya keluar cairang seperti madu. Padahal bukan loh....
Madu itu biasanya ada di sarang lebah.
Hehe....
Semua orang juga tahu ya??
Madu pada ubi cilembu adalah zat gula alami hasil fermentasi alami zat tepung pada ubi yang terjadi saat ubi cilembu dioven. Lebih jelasnya nanti saya bahas di post selanjutnya. Sekarang saya agak males mengetiknya, apalagi sambil gali memori tentang ubi cilembu yang ada di kepala saya. Mohon dimaklumi ya....
Kembali lagi ke sosmed.
Dulu sekali saat Facebook belum terkenal seperti sekarang ini saya sering pakai Yahoo messenger, ada juga yang namanya Friendster, nahhh....sosmed zaman saya masih duduk di kursi SMA (kalau duduk di bangku tidak sopan ya, karena tempat duduk itu kursi. Bukan bangkunya.. )
Langkah pertama saya dalam bisnis ubi ini adalah dengan ikut-ikutan ke kebun. Tidak ikut kerja, cuma melihat-lihat saja. Saya pelototi semua proses tanam ubi cilembu. Dari mulai penggemburan tanah, proses pembuatan guludan, pemilihan bibit, cara stek bibitnya, cara menanam bibitnya hingga cara penyiramannya.
Selanjutnya saya pergi ke kebun lainnya yang sedang dipanen. Disitu saya pelototi juga yang dilakukan para petani yang sedang menggunduli tangkai - tangkai ubi yang merambat pada guludan. Setelah itu mereka membersihkannya. Oh iya, Daun dan tangkai ubi itu berguna untuk pakan ternak juga. Lanjut mereka menggali guludan dengan menggunakan cangkul. Caranya lumayan mudah namun bisa membuat pinggang sakit kalau yang tidak terbiasa menggunakan cangkul. Seperti saya lah, anak petani dari keluarga petani yang tidak bisa bertani . Setelah digali, giliran ibu-ibu yang memetik ubi hasil galian tadi lalu dikumpulkan untuk selanjutnya disortir oleh para pekerja lainnya yang punya tugas khusus masing-masing.
Setelah proses panen, ubi cilembu itu langsung dimuat kedalam truk atau pickup lalu dibawa ke gudang.
Setelah panas-panasan dikebun, saya ikuti mobil yang bawa ubi tersebut sampai ke gudangnya. Disana ubi dicuci untuk kemudian disortir kembali sebelum dikeringkan lalu dikemas. Agak panjang juga prosesnya.
Ubi yang sudah siap kirim sesuai dengan order masing-masing disimpan dulu di gudang penyimpanan. Ada sebagian ubi yang diperam agar layu, ada pula ubi yang langsung dikirimkan.
Saya belajar begitu banyak dan begitu agak lama. Proses saya mempelajari tidak cukup hanya sebagai penonton saja. Saya ikut bekerja juga saat itu. Ada beberapa pekerjaan yang saya lakukan kala itu. Jadi tukang sortir di kebun, jadi tukang cuci, sortir dan kemas di gudang. Sampai jadi tukang muat ubi yang siap kirim. Saya kerja sambil belajar.
Setelah saya hampir menguasai seluk-beluknya barulah saya mulai usaha sendiri.
Sudah ah ngetiknya kagok gansis...
Nanti saya sambung lagi.
Kalau PC sudah diservis saya post lagi.
Mohon maaf jika banyak tata bahasa yang kurang berkenan. Tata cara penulisan dan susunan kalimatnya juga mohon dikoreksi jika ada yang harus saya koreksi.
Terima kasih sudah membaca postingan ini.
Semoga agansis semua diberikan kelancaran rezeki dan kehidupan yang sejahtera, sehat dan sukses. Amin.....
Richy211 memberi reputasi
1
262
0
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Bisnis
70.5KThread•12.9KAnggota
Komentar yang asik ya