Kaskus

News

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

jokowi.2024Avatar border
TS
jokowi.2024
Iyyas Subianto: Joko Widodo Horor bagi SBY dan Soeharto
Iyyas Subianto: Joko Widodo Horor bagi SBY dan Soeharto


JAKARTA, SP – Pegiat media sosial dan pengamat politik, Iyyas Subianto, menilai, Presiden Indonesia, Joko Wododo (20 Oktober 2014 – 20 Oktober 2024), merupakan horror besar bagi Keluarga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Keluarga Soeharto. Apalagi kini KPK kembali ke Negara dan tidak akan bermain politik lagi atau tebang pilih oleh pegawai lama yang bercokol belasan tahun dipengaruhi pemerintahan sebelumnya.

“Dinamika politik yang tengah terjadi sekarang, karena muncul sebuah ketakutan sangat luar biasa dari Keluarga SBY dan Keluarga Soeharto, karena kasus korupsinya terus dibuka, Supersemar, BLBI hingga Petral dan kasus lainnya yang belasan tahun terbenam akan mulai terkuak satu-persatu,” kata Iyyas Subiakto, Jumat, 26 Maret 2021.

Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Indonesia (20 Oktober 2004 – 20 Oktober 2014) dan Soeharto, Presiden Indonesia (1 Juli 1967 – 21 Mei 1998).

SBY dianalogikan dengan Keluarga Cikeas, karena bermukim di Perumaham Puri Cikeas, Bogor. Soeharto diidentikkan dengan Keluarga Cendana, karena memiliki kediaman di Jalan Cendana, Jakarta.

“Baik Soeharto maupun SBY, ketika memimpin tidak punya niat untuk memajukan Indonesia. Mereka hanya berniat memperkaya keluarga dan diri sendiri,” kata Iyyas Subiakto.

Dikatakan Iyyas Subiyakto, selama 22 tahun pasca runtuhnya rezim Soeharto, dan semenjak itu disebut era demokratisasi, kita tidak merasakan perubahan yang signifikan. Selama 6,5 tahun pertama di era Pemerinhana Presiden BJ. Habibie, Abdurachman Wahid dan Megawati Soekarnoputri, kita hanya diberi pemanis kembang gula, manis di permukaan, pahit pada dasarnya.

Masa transisi itu sulit dilalui karena sejatinya hanya segelintir orang yang benar-benar mau berubah dari kemapanan hidup dengan cara siluman, setiap bangun pagi nafas kita hanya diisi oleh barang bersubsidi. Itu yang disebut oleh arwah Soeharto dangan jargon "enak zaman ku tho"

“Beberapa kali kita katakan munculnya SBY adalah sebuah kecelakaan fatal buat Indonesia. Bayangkan selain porak-poranda masalah pembangunan, dan keuangan, dia juga membiarkan berseminya bibit perpecahan antar anak bangsa dalam kerentanan yang nyata khususnya agama, dengan menggandeng partai PKS, Organisasi penting seperti Kadin atau ormas-ormas seperti MUI, Muhammadiyah dan lainn-lain yang menjabat posisi penting di era nya. SBY memenangi pilpres 2009 dari kecurangan Bansos yang membabi buta meniru pemerintahan Thailand yaitu Thaksin yang menang akibat bansos dan hasil korupsi proyek buat danai kampanye,” ujar Iyyas Subiakto.

Pembiarannya terhadap Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Front Pembela Islam (FPI) yang ber- deoxyribonucleic acid (DNA) teroris adalah bukti dia tak perduli Indonesia mau jadi apa, yang penting dia gembiraI sambil nyanyi. Atau itulah kapasitasnya, sehingga outputnya nyaris menghanguskan Indonesia.

Sampai pada titik masuk ke zona membahayakan SBY hanya prihatin. Untung saja Tuhan berkehendak lain, Joko Widodo dihadirkan, HTI dan FPI dibubarkan, Indonesia terselamatkan.

“Hadirnya Joko Widodo mimpi di ujung tidur panjang, tapi begitu tersentak kita terbangun di depan kenyataan, bahwa hasil kerjanya jelas ada di depan mata,” kata Iyyas Subianto.

Menurut Iyyas Subiakto, Joko Widodo benar-benar bekerja, dan Indonesia seperti mendapat nutrisi dan transfusi darah baru, darah kebenaran.

Ibarat terserang kanker stadium empat, Indonesia nyaris sekarat. Joko Widodo bagaikan dokter spesialis, dia mengenal anatomi Indonesia, dia sentuh dari Aceh sampai Papua yang masih menyimpan rasa sakit akibat ulah Soeharto, dan SBY yang tak merubah apa-apa untuk bangsa besar ini, malah badannya dia sendiri yang tambah melebar tapi kerjanya hambar.

Secara politik benar kalau isu tiga periode dilempar oleh mereka sebagai umpan berharap ditangkap Joko Widodo kemudian di smash balik. Serangannya bisa macam-macam bisa dibilang Joko Widodo tak patuh undang-undang, atau mungkin isu keserakahan kekuasaan akan dihembuskan.

“Bertemunya Nasional Demokrat dan Golongan Karya, serta sosok yang mana yang masih bermain di sana, tentunya yang jelas masih ada Jusuf Kalla. Politikus tua dan kawakan yang kondisinya sedang dipergunjingkan dengan isu macam-macam ini tidak akan berhenti sebelum mati,” ungkap Iyyas Subianto.

Joko Widodo sudah beberapa kali menolak isu itu, dia tidak mau. Manusia yang patuh akan kebenaran ini tidak mau melanggar akhlak politik apalagi memaksakan akhlaknya untuk sebuah kekuasaan.

Pertanyaannya kalau Joko Widodo tidak  mau walau jelas figurnya masih sangat diperlukan. Dan itu bukan asal-asalan, rakyatlah yang memintanya.

Jadi Joko Widodo tidak harus merasa dijerumuskan, bagaimana kalau kelak hasil kerjanya dihancurkan para buaya yang kelaparan karena selama Joko Widodo memimpin mereka susah menelan tangkapan yang selama ini mereka santap beramai-ramai.

“Mereka menyantap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan an Belanda Daerah, sumberdaya alam, bahan bakar minyak, ikan di laut, dan seterusnya. Apa tidak sia-sisa jerih payah membangun jatuh bangun sdaelama 10 tahun mau diserahkan ke penyamun yang sudah lama manyun,” ungkap Iyyas Subiakto.

Bagaimana Joko Widodo punya perasaan di jerumuskan, ada 86 juta suara yang memilihnya, dan saat ini dengan kepuasan kepemimpinannya bisa lebih dari 100 juta yang pasti mendukungnya, insyaallah.

“Tapi ini bukan lagi soal dukung dan tidak mendukung. Ini masalahnya ada pada Joko Widodo yang sudah beberapa kali menolak dicalonkan lagi. Pertanyaanya dan lagi-lagi pertanyaan, siapa yang akan menggantikan. “

Dikatakan Iyyas Subianto, kita tidak ada harapan kalau menunggu partai yang mengusung, apalagi dari calon yang digadang-gadangkan apa yang bisa kita harap dari mereka, belum lagi sebagian dari mereka masih ber DNA Soeharto dan harum Cendana.

Tapi apa mau dikata kalau Jokowi tak bersedia. Kita tunggu signal Joko Widodo dan bagaimana Demokrat disikat. Di sana ada Moeldoko, ada juga Gibran sebagai kuda hitam tapi memberi harapan.

“Indonesia di ujung masa transisi, sayang kalau pondasi yang di bangun ulang Joko Widodo di-estafet-kan kepada pencuri. Kita bakal gigit jari dan mereka menari lagi, penerus Jokowi yang sebenarnya adalah Ganjar Pranowo, kita harus mulai serius pertimbangkan dan perhatikan langkah-langkah dan prestasi beliau mulai saat ini,” ungkap Iyyas Subianto.*

https://www.suarapemredkalbar.com/re...y-dan-soeharto
Diubah oleh jokowi.2024 04-06-2021 10:42
yellowmarkerAvatar border
nomoreliesAvatar border
muhamad.hanif.2Avatar border
muhamad.hanif.2 dan 3 lainnya memberi reputasi
2
1.4K
12
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
KASKUS Official
676.5KThread46.1KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.