Assalamualaikum,
Salam Sejahtera, Shalom, Om Swastiastu,
Namo Buddhaya dan Salam Kebajikan

Masa Pandemi yang menerjang Indonesia sejak Maret 2020 dan hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda peredaan, tentunya masih memberikan dampak pada pembatasan berbagai aktivitas diantaranya kegiatan belajar mengajar anak sekolah yang harus beradaptasi dengan metode belajar di rumah termasuk pelajaran prakarya sebagai bagian dari pelajaran SBDP.


Pelajaran prakarya (SBDP) mengarahkan anak sekolah berkreasi membuat suatu karya dengan bahan-bahan yang ada disekitar, mulai dari bahan alam hingga bahan bekas pakai yang masih bisa didaur/didayagunakan, namun bedanya biasanya anak mengerjakan di sekolah dengan bimbingan guru di kelas, saat pandemi harus dibantu oleh orangtua meskipun ada tutorialnya dari guru via daring.

Sebagai orangtua tentunya mendampingi anak tugas sekolah prakarya disatu sisi dapat membantu mengeluarkan berkreativitas dan menjadi kesenangan tersendiri untuk mengisi waktu luang selama WFH dan disisi lain anak juga terbantu dan mencontoh kreativitas orangtuanya, yang pada kesempatan ini akan mencoba menuangkan pengalaman membuat prakarya sekolah anak dalam membuat tempat menaruh barang sederhana atau alat tulis memanfaatkan barang bekas pakai.

Langkah Pertama
Kita siapkan bahan-bahan yang bisa dicari dirumah atau dekat rumah yang terdiri dari bahan utama dan bahan pendukung sebagai berikut:



Langkah Kedua 
-  Botol air mineral bekas dipotong dari ujung tutup botolnya dan panjang potongan antar botol disesuaikan tingginya secara berjenjang, misal botol pertama agak tinggi, botol selanjutnya lebih rendah sedikit dari botol pertama, demikian seterusnya, dan setelah dicuci bersih hingga dikeringkan, kemudian botol tersebut dilapisi dan ditempel kertas origami warna apa saja bebas asal semarak (jangan lupa di lem biar kertas menempel erat).

-  Buat alas dari lembaran kardus, dengan bentuk 4 buah lingkaran (seperti lekukan bulatan dengan diameter lebih luas sedikit dari diameter bawah botol air mineral yang tadi sudah dipotong ujungnya, dan alas kardus yang sudah berbentuk lekukan 4 buah lingkaran dilapisi dan ditempel juga dengan kertas origami dan jangan lupa di lem agar tidak mudah lepas.


- Berikutnya untuk hiasan, dari sisa lembaran kardus, buat sketsa gambar kaki seperti kaki laba-laba atau bentuk siku seperti "L", dan jika botol yang digunakan 4, maka gambar kaki yang disiapkan untuk kanan kiri berarti ada 8, dan jangan lupa ditempel juga dengan kertas origami dengan warna sesuai warna kertas pada botol.

- Salah satu potongan ujung tutup botol air mineral jangan dibuang karena bisa dimanfaatkan untuk menambah artistik dari prakarya yang akan dibuat dan jangan lupa ditempeli kertas origami juga dengan warna yang sama dengan kaki dan badan botol tadi.


Langkah Ketiga
-  Rekatkan dengan lem lertas atau lem putih, keempat botol yang sudah dipotong (sebanyak 4 buah) ke alas kardus yang sudah berbentuk lekukan bulatan diameter lebih besar dari ukuran diameter botol, dengan susunan botol yang tinggi didepan dan berturut turut botol yang lebih rendah sehingga berbentuk seperti anak tangga.

-  Kaki-kaki yang sudah dibentuk dari kardus, diletakkan disamping kanan dan kiri rekatan antar botol (sela tipis antar botol yang tersusun), dan sisa potongan ujung botol yang masih ada tutupnya, direkatkan dengan lem di posisi ujung botol terakhir yang berukuran rendah, sehingga membentuk seperti ekor hewan.


-  Sebagai tambahan ornamen hiasan, dari sisa kardus buatlah dua buah potongan lurus seperti antena hewan dan direkatkan di sisi atas posisi botol paling depan, dan pada bagian depat botol paling depan tersebut, buatlah pola mata dengan kertas atau dengan spidol sebanyak dua buah, beserta pola mulut sehingga botol depan berbentuk seperti wajah hewan dengan antena di atas mata tersebut.

Penutup
Jika potongan semua bahan dan pelabelan dengan kertas origami bisa dilakukan dengan baik termasuk tambahan ornamen antena dan mata, maka susuna botol tadi akan tampak sebagai prakarya tempat menaruh pensil atau remote atau barang kecil lainnya agar tidak berantakan, dengan bentuk yang menyerupai ulat sederhana.


Demikian sekedar berbagi pengalaman membuat kreasi sederhana dari barang yang sederhana / bekas pakai, yang tadinya sekedar membantu tugas anak tetapi apabila dikerjakan dengan sepenuh hati bisa menjadi karya yang kita tidak sangka kalau itu berasal dari bahan bahan seadanya dan sederhana.

Apalagi di masa pandemi ini siapa tau dengan berkreasi menggunakan barang sederhana, bekas pakai, dan mudah dicari, jika menghasilkan karya inovatif, bermanfaat dan ekonomis, bisa menjadi solusi/alternatif bagi untuk tetap produktif selama kebijakan dirumah saja di adaptasi kebiasaan baru.

Sekian dan terima kasih serta mohon maaf atas kesalahan dan salam sehat.