Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

fitrahilhami4Avatar border
TS
fitrahilhami4
TANDA SAYANG
Menjadi suami, artinya kau harus siap ditanya berkali-kali oleh istri, “Kamu masih sayang aku nggak, sih?”

Dan sejak nikah, aku mulai belajar tentang ‘keanehan’ pikiran istri. Salah sikap sedikit, langsung dianggap sudah tak sayang lagi.

Tapi itulah karakter asli perempuan. Jangan pernah menyalahkan logika perempuan. Sebab kalau pakai logika, dia gak bakal mau nikah sama kamu.

Jadi ingat ceramah seorang Ustadz, “Ketika ijab qobul, seorang lelaki bilang, ‘saya terima nikahnya fulanah binti fulan...’ artinya dia harus mau terima semua keadaan istri, lengkap, sepaket. Mulai dari cerewetnya, suka ngambeknya, doyan ngomelnya, suka nyuruh-nyuruh mandi tapi sendirinya malas mandi, dan lain-lain.”

Maka, terima saja sifat-sifat istri. Hitung-hitung kita latihan merutinkan diri mengucap istighfar dan sholat taubat.

***

Aku sendiri punya pengalaman aneh bersama istri setahun lalu, saat kami berlibur ke rumah saudara di Jogja. Di hari kedua liburan kami diajak jalan-jalan di tempat wisata Gumuk Pasir oleh Om dan Lilik. Kami berangkat siang hari. Sesampai di sana, istri lalu mengajakku foto bareng dengan latar hamparan pasir nan luas. Pakai tongsis. Tongkol Sisa. Eh, tongkat narsis.

Awalnya aku menolak diajak foto bareng. Bukan karena apa, soalnya saat itu matahari lagi nyentrong-nyentrongnya. Panas banget. Apalagi istri minta fotonya harus di tengah-tengah padang pasir. Jalan kaki jauh dari parkiran.

“Abang gak cinta tah sama aku?”

“Ya cinta, lah.” Aku membalas pertanyaan istri.

“Kok gak mau diajak foto bareng hayo?”

“Panas.”

“Berarti cinta Abang ke aku kalah sama panasnya matahari. Cinta itu harus dibuktikan dengan pengorbanan, Bang.”

Ngomong opo toh iki bocah wadon?

Kurang pengorbanan apa cinta ini? Tiap hari panas hujan diterjang untuk mencari nafkah, supaya istri bisa beli daster baru buat santai di rumah, beli gamis baru buat jalan-jalan, beli lakban hitam buat nebalin alisnya. Sekarang cintaku diragukan hanya karena ogah diajak foto di tengah padang pasir yang puanas itu?

Tapi karena takut istri ngambek dan nekat nangis guling-guling di pasir, akhirnya aku mengiyakan ajakannya. Tak sabaran, istri menarik tanganku menuju tengah padang pasir. Anak-anak dititipkan Om dan Lilik yang memutuskan meneduh di gazebo dekat parkiran mobil.

Sesampai di lokasi yang dimau, istri langsung mengeluarkan hape dari kantongnya, dicepretkan ke tongsis, lalu ngajak aku foto bareng.

“Ayo senyum, Bang.”

Aku menurut. Satu dua tiga. Cekrik.

Saat melihat hasil jepretannya, istri langsung jewer telingaku.

“Abang yang bener sih posenya.”

“Yang bener gimana?”

Dia menunjuk fotoku di hape, “Itu matanya jangan merem-melek gitu sih.”

“Refleks itu, Neng. Panas banget soalnya.”

Sumpah, lokasi kami foto saat itu benar-benar panas. Matahari begitu terik. Saat mau foto, mataku jadi silau. Akibatnya ya merem melek begitu. Gak kebayang gimana panasnya di padang masyhar nanti, saat matahari hanya berjarak satu jari dari kepala. Yakin dah gak bakal ada orang yang mikir selfie-selfie di sana.

“Ya udah. Foto lagi. Pose yang ganteng gitu loh, Bang.” Istri mengingatkan, “Mau aku upload di medsos ntar.”

Aku mengangguk. Dia kembali mengarahkan tongsis. Satu dua tiga. Cekrik.

Istri segera cek hasilnya. Dan kemudian...

“Abaaang! Dibilangin yang bener posenyaaa! Ini jelek banget hasilnya, coba,” katanya gemas.

Dia menyodorkan hape, memperlihatkan poseku yang lagi-lagi mengernyit manja. Sebenarnya sudah kuusahakan mata ini untuk tetap melek, tapi karena terlalu silau oleh panas matahari, akhirnya aku gak kuat. Sampai keluar air mata saking beratnya nahan silau.

“Silau, Neng. Beneran. Panas. Gak kuat mataku.”

“Abang mah alesan aja. Aku kok bisa foto gak pakai merem melek meskipun panas, hayo?” istri manyun.

Nah, itu yang sebenarnya ingin aku tanyakan ke istri. Kok bisa gitu dia foto di tengah padang pasir dengan matahari menyengat tapi gak merasa silau sedikit pun? Sakti bener ini emak-emak dua anak.

“Abang aslinya gak sayang sama aku,” ucap istri tiba-tiba. “Abang malu kan foto sama aku? Makanya posenya dijelek-jelekin, biar hasil fotonya gak aku posting di medsos.”

Ya Allah, sudah berapa kali aku bilang? Ini bukan perkara sayang atau tidak, tapi perkara panas cahaya matahari itu bikin silau.

“Males aku sama Abang.” Istri beranjak balik ke parkiran.

“Loh, Neng. Tunggu.”

“Males.” Dia terus berjalan.

Aku ikuti istri dari belakang. Dia jalan makin cepat. Aku kejar dia sambil lari. Istri malah ikut lari. Andai ada orang yang melihat kami sedang kejar-kejaran dari kejauhan, pasti ia akan mengira kami sedang syuting video klip lagu romantis yang berjudul ‘Adu Domba’ karya Bang Haji Rhoma Irama.

“Neng.” Aku menjajari langkahnya.

Istri gak jawab. Terus jalan tanpa menoleh sedikit pun.

“Ayo foto lagi. Nanti aku coba melek yang bener.”

“Gak mau.” Dia menepis tanganku yang ingin menyentuh pundaknya.

Duh, kenapa masalah foto saja bisa jadi rumit gini? Tolong bilang ke Dilan, bahwa yang berat itu bukan rindu. Tapi diajak foto sama istri di tengah terik matahari tanpa boleh ngerasa silau sedikit pun.

“Neng. Ayo foto lagi.” Aku menggenggam tangan istri. Berusaha menahan langkahnya.

Istri masih jalan. Pingin rasanya aku pegangin kedua kakinya biar dia mau berhenti. Tapi urung aku lakukan karena takut bikin dia jatuh guling-guling di pasir dan malah makin ngambek.

“Neng. Ayo foto lagi,” pintaku dengan nada melas.

Alhamdulillah, istri akhirnya mau berhenti. Aku ambil hape dan tongsis dari tangannya. Lantas mulai foto bersama untuk yang ketiga kali.

Ajaib. Bibir istri yang awalnya manyun seketika berubah tersenyum manis setelah berhadapan dengan kamera. Kayak habis disulap gitu.

*Jadi bagi para suami, bila istrimu suka manyun, segera anggarkan dana untuk beli kamera.*

Aku segera menghitung. Satu dua tiga. Cekrik.

Istri melihat hasil jepretan itu. Lalu....

“Abaaang!” seru istri penuh emosi. “Sumpah males banget aku sama Abang. Gak pernah bener kalau foto berdua sama aku. Males pokoknya. Males!”

Istri ngeloyor pergi. Kembali ke parkiran.

Ya Allah, ampuni hamba yang lemah ini. Meski sudah berusaha sekuat tenaga, hamba ternyata masih tak sanggup menahan silau matahari ciptaan-Mu. Akhirnya merem melek lagi waktu foto.

Tapi ya Allah, kenapa hamba-Mu yang satunya lagi itu bisa kuat ya nahan silau saat pose? Tolong berikan aku kekuatan mata yang sama kayak dia.

Teman, tolong bilang sama Dilan. Foto di padang pasir dan di bawah terik sinar matahari itu berat. Suami gak bakal sanggup. Biar istri aja.

***

NB:

foto ini akhirnya aku posting, setelah setahun mendekam di galeri hape istri. Jika posting foto berdua adalah tanda sayang, maka inilah tanda sayangku padanya. Biar gak tanya-tanya terus, “Abang masih sayang aku gak, sih?”

****


Fitrah Ilhami telah menulis lebih dari 10 buku, bisa dipesan ke WA: 088218909378
Diubah oleh fitrahilhami4 15-05-2021 07:25
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
432
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.