Manchester United harus merelakan gelar juara Liga Primer Inggris jatuh ke tangan Manchester City setelah tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer itu kalah dari Leicester City.


Dok. Twitter/@ManUtd

Namun yang jadi sorotan tak hanya kekalahan yang diderita MU, melainkan susunan pemain yang diturunkan oleh Ole.

Di pertandingan itu, Ole menurunkan 10 pemain yang berbeda dari yang sebelumnya dia pilih di laga melawan Aston Villa.

David De Gea menggantikan Dean Henderson di bawah mistar gawang, Brandon Williams-Eric Bailly-Axel Tuanzebe-Alex Telles menjaga lini pertahanan, Nemanja Matic memimpin lini tengah bersama Donny van de Beek, Amad Diallo, Juan Mata, dan Anthony Elanga, dan hanya Mason Greenwood yang tetap dipertahankan Ole untuk bermain di starting 11 saat menghadapi Leicester.



Sayangnya keputusan Ole mengistirahatkan mayoritas pemain inti itu berbuah petaka lantaran MU harus mengakui keunggulan Leicester.

Bermain imbang 1-1 di babak pertama, MU harus rela kebobolan di babak kedua dan mengakhiri pertandingan dengan skor 1-2.

Melihat susunan pemain tersebut dan hasil yang didapat, agaknya layak dikatakan bahwa pemain pelapis yang dimiliki MU tidak memiliki kualitas yang sama dengan para pemain inti mereka.

Sebut saja pemain muda macam Brandon Williams dan Anthony Elanga yang tidak menunjukkan penampilan oke di pertandingan semalam.



Para pemain senior seperti Matic dan Mata pun tampak sudah tak bisa lagi jadi diharapkan untuk bisa memberikan perubahan signifikan terhadap jalannya pertandingan.

Selain itu, para pemain inti yang dimasukkan di babak kedua pun, Marcus Rashford, Edinson Cavani, dan Bruno Fernandes, tak mampu menyelamatkan MU dari kekalahan.

Mungkin hanya David De Gea yang punya kualitas sama dengan pemain inti MU, sementara sisanya tak cukup baik untuk itu.

Diwawancara pascapertandingan, Ole pun seakan mengakui bahwa tim asuhannya tidak memiliki kedalaman skuat yang oke.



Dia pun menyebut jika MU benar-benar mau bersaing untuk meraih gelar musim depan maka manajemen perlu mengeluarkan uang banyak demi memperkuat skuatnya.

Ole mungkin menjadikan skuat skuat Man City yang baru saja dinobatkan sebagai juara Liga Primer Inggris sebagai acuan.

Sebagai catatan, kedalaman skuat City sangat luar biasa sehingga Pep Guardiola bisa melakukan rotasi sesuka hati dan tetap meraih hasil maksimal meski hanya mengandalkan pemain pelapis.



Gimana menurut agan dan sista? Bener ga nih skuat MU emang kurang dalam dan itu jadi kunci kegagalan meraih gelar juara?