Tahukah Kamu, Ternyata Popcorn Sudah Berusia Ribuan Tahun Lho, Ini Sejarahnya!

Beranda

...

The Lounge
Tahukah Kamu, Ternyata Popcorn Sudah Berusia Ribuan Tahun Lho, Ini Sejarahnya!

adeb124

03-05-2021 03:47

Tahukah Kamu, Ternyata Popcorn Sudah Berusia Ribuan Tahun Lho, Ini Sejarahnya!

Sejarah Tentang Popcorn; Jika kalian menonton film di bioskop, pasti kalian tak asing dengan popcorn atau berondong jagung.

Ya benar, cemilan ini sering kita lihat dijajakan didepan lobi bioskop dan sering dijajakan oleh petugas di dalam ruangan bioskop, terutama di Indonesia.

Popcorn dikenal sebagai cemilan wajib menonton film dibioskop (Image: Getty Images)

Cemilan utama dalam menikmati film di bioskop tersebut terbuat dari jagung yang dipanaskan dengan bumbu garam dan mentega, lalu mengembang dan seakan meledak dan jadilah kudapan renyah dan enak.

Rasa, aroma, hingga bunyi yang dihasilkan oleh makanan tersebut membuat terasa lengkap menikmati film di bioskop.

Menurut sebuah penelitian, popcorn yang sering dijadikan teman menonton di bioskop ini ternyata sudah berusia ribuan tahun lho!

Illustrasi popcorn siap makan (Image: iStock)

Fakta ini diungkap dalam sebuah jurnal yang ditulis oleh Edgar Anderson dan Hugh C. Cutler dengan judul ‘Methods of Corn Popping and Their Historical Significance’ pada tahun 1950.

Popcorn merupakan cemilan yang terbuat dari biji jagung dengan metode popping. Menurut ilmuan, metode memasak ini merupakan teknik tertua karena sudah digunakan sejak jaman kuno.

Seperti yang kita ketahui bahwa popping merupakan teknik letupan yang digunakan untuk varientas jagung pada jaman dahulu.

Popcorn pada awalnya adalah makanan masyarakat kelas bawah (Image: PBS)

Kisah popcorn yang sudah berusia ribuan tahun tersebut memang nyata adanya, sebab hal itu telah menjadi budaya suku Aztec pada abad 16 di Meksiko.

Pada jurnal yang sama juga dijelaskan bagaimana popcorn dibuat dengan jenis jagung flint dan digunakan hingga saat ini.

Aroma harum yang dikeluarkan oleh popcorn berasal dari uap yang keluar dari endoperma yang berada di bagian biji jagung.

Illustrasi Penjual popcorn era perang dunia ke-2 (Image: Reddit.com)

Dalam jurnalnya Anderson dan Culter menyebutkan bahwa alat untuk membuat Popcorn pada saat itu berupa kompor popcorn Bolivia yang mirip seperti bazooka kecil.

Kemudian pada tahun 1959, muncullah keranjang jala, panci, atau jiff-pop yang digunakan untuk membuat popcorn.

Seiring dengan kemajuan teknologi, kini orang-orang modern menggunakan microwave atau bagged prapopped untuk membuat popcorn.

Illustrasi Mesin popcorn buatan tahun 1909 (Image: Hymanltd.com)

Pada tahun 1930-an, popcorn mulai dijadikan teman untuk menikmati film di bioskop dan hal tersebut membuat bahagia ketika menonton film sambil makan popcorn.

Saat itu popcorn dikenal dengan harga yang murah dan lezat sehingga menjadi item tambahan ketika membeli tiket nonton.

Awalnya, pihak bioskop meragukan popcorn yang dijadikan teman menonton karena dianggap akan mengotori lantai, selain itu, popcorn juga mengandung minyak.

Illustrasi mesin popcorn classic yang terawat dengan baik menjadi barang langka
(Image: Revivaler.com)

Oleh sebab itu, banyak pemilik toko popcorn yang menjualnya dengan cara sembunyi-sembunyi tanpa berani terang-terangan.

Namun pada tahun 1938, Glen W. Dickson dengan berani memasang corn-poppers di lobi teater Midwesternnya.

Dilansir dari BBC, bahwa pada tahun 2016 orang Amerika telah mengomsi hampir 50 liter popcorn setiap tahunnya.

Illustrasi makan popcorn sambil menonton di bioskop (Image: iStock)

Di Inggris, pada tahun 2016 penjualan popcorn meroket dan tubuh 169% dalam lima tahun terakhir.

Untuk kalian yang suka menikmati popcorn sambil menonton, jangan khawatir karena menurut penelitian yang dilakukan oleh Center for Science in the Public Interest bahwa popcorn merupakan makanan sehat, kaya gandum, kaya antioksidan, dan rendah kalori.

Ternyata sejarah tentang popcorn tidak hanya bagaimana makanan ini bisa menjadi makanan wajib penonton bioskop saja, tetapi juga bagaimana perjalanan makanan ini dapat diterima oleh seluruh masyarakat.