HAI ... HAI ... HAI ...

Sebelumnya ane mau menulis pembukaan, tapi setelah 30 menit, ane gak nemuin pembukaan yang bagus, maka ane putuskan untuk skip saja, supaya tulisan menjadi lebih singkat yang baca menjadi lebih terikat.
Ini tahun kedua ane menjalankan puasa di ibukota dengan kemungkinan full sampai hari raya. Tahun lalu ane berhari raya di sini di ibukota, mungkin tahun ini juga.
Sungguh rindu juga dengan kebiasaan yang ane lakuin, bersama keluarga, tetangga, dan teman-teman di bulan ramadhan jika di kampung halaman. 
Ane mencoba mengingat-ingat, apa tradisi yang biasanya ane lakukan di bulan ramadhan.
 

Dari situ ane mengimpulkan tradisi erat kaitannya dengan kebiasaan, kebiasaan kita hari ini bisa jadi suatu tradisi pada puluhan, ratusan atau ribuan tahun ke depan. Maka ane ingin nostalgia saja dari trit ini tentang apa yang ane, keluaga, tetangga, saudara, teman, dan warga kampung lakukan di bulan ramadhan, mungkin ini tradisi mungkin juga hanya kebiasaaan saja. 
Berikut jadwalnya : 

1. Nungguin pengumuman Sidang Isbat di TV

sumberKegiatan menunggu sidang isbat bersama keluarga di depan televisi merupakan kebiasaan yang kami (keluarga) lakukan dulu sebelum smartphone populer di desa dan televisi masih menjadi primadona. Kami menantikan pengumuman sambil berbincang hangat soal menu sahur, soal tarawih dan ketika diputuskan "besok puasa", maka kami bergegas siap-siap tarawih. Namun kebiasaan kami (keluarga) ini mulai di tinggalkan juga, sebab sudah ada smartphone dan televisi mulai ditinggalkan.

sumber
Di hari pertama tarawih biasanya masjid akan penuh setidaknya sampai 10 ramadhan memasuki tengah-tengah jama'ahnya makin berkurang, lalu memasuki 3 hari menuju hari raya masjid akan ramai lagi. Ane memperhatikan ini sejak kecil, namun semakin lama entah mengapa antusiasme orang-orang lama kelamaan menurun dan masjid menjadi lebih cepat sepi, dari tahun-tahun masa anak-anak ane. Tarawih di kampung ane terkenal lama di antara sekian banyak masjid di kampung tetangga. Durasi tarawihnya sekitar 1 jam, dulu waktu ane masih bocah ane kira tarawih ya waktunya segitu, tapi ternyata setelah ane sholat di kampung teman, di sana tarawih cuma 20 menitan. Tradisi sholat lama ini telah dilestarikan sejak lama, waktu kecil ane sanggup tarawih sampai witir dan do'a tapi sekarang ane malah mutusin tarawih di kampung tetangga, atau gak tarawih sekalian. Menyedihkan.

sumberJam 3 pagi biasanya ada pemberitahuan untuk sahur, hari pertama puasa biasanya kami sahur dengan sesuatu yang ane sebut wah, seperti : ayam, ikan, sambal terasi, lalapan, pokoknya makanan yang rasanya mewah bagi ane. Kami sahur bersama, besok-besoknya mulai sendiri-sendiri, ada yang gak mau sahur, males, kalo ane sih biasanya sahur belakangan Momen sahur yang ane rindu bersama keluarga tercinta. 

Pagi hari waktu masih sekolah ane ya sekolah, siang biasanya ane tidur di masjid sampai Asar. Nah baru habis asar biasanya ane ngabuburit. GanSis udah tahu kan ngabuburit, ane rasa ini udah jadi tradisi nasional. Di kampung ane biasanya disebut dengan "nyore", biasanya kalimatnya "nyore kemana kita hari ini?", "maen bola aja lumayan sekalian nyore", dsb. Kalo di kampung ane sering nemuin muda-mudi ngabuburit di jembatan, sambil motornya di naikin dipinggiran jembatan, atau ngadain balapan di jalan raya yang mengganggu dan berbahaya. Ane kalo mengendarai motor biasanya paling cuma ke pasar, atau ke tempat saudara dan tetangga untuk berbagi menu buka puasa, biasanya tetangga atau saudara akan mengisi kembali rantang atau wadah yang kita bawa dengan menu buka yang mereka miliki, tradisi ini benar-benar hangat. Jika tidak pakai motor, ngabuburit lain ada olahraga seperti : main bulu tangkis, main bola, tenis meja, atau nonton voli. Sekarang udah ada smartphone ngabuburit bisa di rumah dengan main game, nonton youtube, atau ngaskus. Dan ini yang biasanya ane lakuin di Jakarta. 

dokpri/raeukiBuka puasa dalam kehangatan keluarga merupakan sebuah anugrah yang harus di syukuri. Acara buka bersama kemudian berkembang menjadi bagian dari tradisi ramadhan yang berasal dari saru keluarga, kemudian tetangga, saudara, teman, dan rekan kerja. Bukber menjadi sebuah perayaan atau  acara, ajang reuni, silaturahmi, dan lain-lain. Di kampung ane juga mengadakan kegiatan bukber, di Jakarta ane bukber di warteg, pinggir jalan bersama orang yang tidak dikenal atau di kontrakan sendirian tanpa kehangatan. 

Demikian trit ane seputar kegiatan bulan ramadhan di daerah ane. Semoga ramadhan yang kita lalui adalah #RamadhanBerkah. Kegiatan yang ane tulis adalah yang ane ingat dan ane lalui setidaknya dari bocah sampai tahun 2019. Setiap tahun ada yang berubah ada yang hilang dari kegiatan tersebut, untuk ramadhan tahun lalu dan tahun ini, apa yang hilang? Apa yang berubah? Ane belum tahu, karena ane ada di sinibukan di sana.

Ane pamit undur diri.

sumber tulisan : opini @raeuki