Pernahkah kalian dipaggil dengan nama julukan atau di daerah saya disebut nama 'telahan'? (Nama telahan di sini mengarah pada makna yang kurang baik) atau malah sebaliknya, kalian yang memanggil seseorang dengan nama telahan? Berdasarkan KBBI edisi V, meyebutkan bahwa nama merupakan kata untuk menyebut atau memanggil orang dan bentuk kemasyhuran; kebaikan (keunggulan); kehormatan. Jika dilihat dari pengertian tersebut, tentu seharusnya kita memanggil seseorang dengan nama yang bermakna baik. 

Nama merupakan pemberian dari orang tua. Pemberian tersebut tentu menjadi harapan baik bagi orang tua untuk kehidupan di masa depan. Menurut kalian, apakah orang tua tidak bersedih jika anaknya dipanggil dengan sebutan lain, sementara orang tua telah berupaya dalam memberi kehidupan baik atau layak salah satunya dengan memberikan nama yang bermakna baik? Ya, mungkin 1:100 yang tidak merasa demikain.
Mungkin hal wajar jika ada seseorang yang memanggil orag lain degan nama telahan. Namun, yang membuat saya terkejut adalah ketika ada seorang Ayah atau Ibu yang memanggil anaknya senediri dengan nama telahan, seperti nama yang mencirikan fisiknya atau tingkahnya. Jika hal demikian untuk membuat suasana menyenangkan, maka apakah tidak bisa dengan membuat lelucon lain?
Mungkin, tidak ada yang lebih baik dari nama telahan. Bukan suatu hal yang dapat dibandingkan meski namatelahan itu bermula dari orang tua atau dari teman.
Lalu, bagaimana cara menghindari atau mengehentikan sebutan nama telahan itu? Menurut saya, semisal ada seseorang yang dipanggil dengan nama telahan, maka seharusnya seseorang itu beriktikad dengan dirinya. Iktikad bahwa dia tidak akan menengok, merespon, atau membalas sapaan kepada orang yang memanggilnya dengan nama telahan sampai dia dipanggil sesuai nama aslinya.

Yup, itu sedikit cerita sekaligus anjuran untuk memanggil dengan nama sesuai pemberian orang tua dan cara menghindari nama telahan. Semoga kita bisa selalu berucap hal baik untuk diri sendiri atau orang lain, okay?  See you next time.