Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Sambut Ramadhan dengan Tradisi Punggahan Khas Penganut Kejawen di Daerah Ane

sapabae183Avatar border
TS
sapabae183
Sambut Ramadhan dengan Tradisi Punggahan Khas Penganut Kejawen di Daerah Ane
Sambut Ramadhan dengan Tradisi Punggahan Khas Penganut Kejawen di Daerah Ane

Sambut Ramadhan dengan Tradisi Punggahan Khas Penganut Kejawen di Daerah Ane

Ramadhan merupakan bulan penuh berkah. Oleh karena itu, banyak tradisi unik untuk menyambut kedatangannya. Dan di setiap daerah, pasti punya tradisi masing-masing dengan makna yang mendalam.

Seperti di daerah ane, sekitaran Adipala-Maos. Di sini, ada suatu tradisi menyambut Ramadhan yang tergolong unik. Namanya tradisi punggahan.

Punggahan kalau di daerah lain mungkin berbeda ritualnya. Sedangkan punggahan di daerah ane, merupakan sebuah tradisi unik daerah yang dilaksanakan oleh komunitas penganut Kejawen Anak Putu Kalikudi pada minggu ke-3 di Bulan Syaban.

Sebelum ritual penyambutan Ramadhan itu dimulai, masyarakat sekitar tempat tinggal ane yang menganut kejawen itu, terlebih dahulu menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dan dibawa pada saat prosesi acara inti. Biasanya mereka menyiapkan bahan-bahan mentah untuk dimasak dan dimakan bersama-sama saat acara inti dan alat-alat untuk menunjang kelancaran jalannya ritual nanti.

Quote:

sumber gambar

Setelah segala sesuatu yang dibutuhkan terkumpul, acara selanjutnya adalah Lampah. Lampah dalam bahasa Jawa artinya berjalan. Dan di acara lampah ini, para anggota komunitas kejawen Anak Putu Kalikudi itu, akan berjalan kaki sejauh 25 kilometer menuju ke Makam Bonokeling yang terletak di Pakuncen, Kabupaten Banyumas. Di sanalah nanti acara punggahan itu akan berlangsung. Perjalanan yang lumayan jauh dan butuh perjuangan fisik yang kuat.

Di saat acara lampah ini, masyarakat yang masuk dalam komunitas Kejawen Anak Putu, berjalan tertib berurutan melalui jalur-jalur yang telah ditentukan sebelumnya. Guna meminimalisir kemacetan di sepanjang jalan yang dilalui Anak Putu, mereka akan berjalan di pinggir secara berurutan.

Quote:

sumber gambar

Selama dalam perjalanan menuju Makam Bonokeling, para anggota komunitas Anak Putu juga boleh berhenti di titik-titik tertentu untuk beristirahat.

Setelah melalui perjalanan panjang dan cukup menguras tenaga, anggota komunitas tiba di Makam Bonokeling, Pekuncen, mereka menata dan menyiapkan segala sesuatu terkait acara punggahan yang akan dilaksanakan pada jam satu dini hari.

Acara inti dimulai dengan ritual muji olah seluruh peziarah yang datang dari berbagai daerah. Jadi, tradisi punggahan ini memang khusus dilakukan oleh para penganut Kejawen dari berbagai daerah. Ratusan peziarah melakukan ritual muji, yaitu berdoa untuk Panembahan Banokeling.

Acara punggahan tidak selesai sampai di situ. Untuk memperoleh #RamadanBerkahmaka pada pukul lima pagi, para peserta ziarah akan mempersiapkan puncak acara. Mereka beramai-ramai melakukan kegiatan yang menunjukkan rasa kekeluargaan dan gotong-royong, seperti mengecat kompleks pemakaman, menyembelih sapi, kambing jantan, atau ayam, serta memasak bahan-bahan yang dibawa dari rumah untuk disantap bersama seluruh peziarah yang datang.

Menginjak prosesi selanjutnya, pada pukul dua belas siang, ada acara bekten. Bekten berarti bakti atau mendoakan para pepunden/tokoh leluhur yang dikeramatkan yang dimakamkan di sana.

Quote:

sumber gambar

Pada acara terakhir di malam tradisi punggahan, para peziarah berkumpul di pasemuan agung sambil memanjatkan doa untuk terakhir kalinya di Makam Bonokeling. Selanjutnya, mereka akan menutup acara tradisi punggahan dengan makan bersama apa-apa yang telah dimasak. Di sinilah makna punggahan itu begitu terasa. Rasa persaudaraan dan kekeluargaan yang tercipta, begitu terasa. Meskipun jumlahnya ratusan, tapi mereka tetap merasa satu keluarga.

Quote:

sumber gambar

Meskipun tradisi penyambutan Ramadhan di tiap daerah berbeda, tapi makna dan tujuan dilakukannya tradisi penyambutan itu adalah sama, yaitu untuk meraih berkah dari Sang Khalik dan rasa syukur atas segala nikmat hingga bisa melakukan ibadah di bulan suci Ramadhan. Semoga saja menjadi #RamadanBerkahdi tahun ini dan tahun-tahun selanjutnya. Aamiin.

Sambut Ramadhan dengan Tradisi Punggahan Khas Penganut Kejawen di Daerah Ane

Penulis : @sapabae183
Sumber : opri
0
409
1
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.