Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ZenMan1Avatar border
TS
ZenMan1
Tak Jua Lelah, Rizal Ramli Serang Sri Mulyani: Ugal-ugalan!


Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom Rizal Ramli melontarkan kritik kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengenai defisit Maret 2021 yang mencapai Rp 144,2 triliun atau meningkat 89,7% dibandingkan defisit Maret 2020 yang hanya tercatat Rp 76 triliun.

Melalui twitternya, Rizal Ramli yang juga merupakan Menko Maritim menilai realisasi APBN Maret 2021 sudah over budget.

Rizal juga mengkritik paparan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan jajarannya, perihal postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) baru dipresentasikan setelah banyak ditanya oleh awak media pada konferensi pers APBN Kita, Kamis (22/4/2021).

"Menkeu Sembunyikan Data karena Anggaran Keropos. Makin jelas, Sri Mulyani ngaku kelola fiskal hati-hati, prudent, ternyata ugal-ugalan dan tidak transparan," jelas Rizal Ramli dalam cuitannya, dikutip CNBC Indonesia Jumat (23/4/2021).

Menanggapi hal tersebut, Staf Khusus Menkeu Yustinus Prastowo lewat akun twitternya, langsung menyambar cuitan Rizal Ramli.

Yustinus menilai Rizal Ramli terlalu terburu-buru menyerang Sri Mulyani. Pasalnya yang dibandingkan oleh Rizal Ramli adalah kondisi defisit APBN Kuartal I-2020 disaat sebelum ada pandemi Covid-19, dengan Kuartal I-2021 di tengah ada pandemi.




"Tak sulit menanggapi Pak Rizal Ramli. Anda yang termakan framing dan terburu nafsu menyerang Menkeu. Membandingkan Q1 2020 (belum pandemi) vs Q1 2021 (pandemi) jelas bedanya: pendapatan negara 2020 masih tinggi, belanja 2021 lebih tinggi. Defisit 2020 6,09%, target 2021 5,70%. Clear," jelas Yustinus.

Untuk diketahui, Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir Maret 2021 mencapai Rp 144,2 triliun atau 0,82% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Belanja negara tumbuh pesat namun penerimaan seret.

Belanja negara mencapai Rp 532 triliun atau tumbuh 15,6%. Dalam rinciannya belanja Kementerian Lembaga (KL) tumbuh 41,2%, non KL tumbuh 9,9% dan transfer daerah dan dana desa tumbuh 0,9%.

Sementara itu penerimaan negara mencapai Rp 378,8 triliun atau tumbuh 0,6%. Pajak dominan sebesar Rp 228,1 triliun atau menurun 5,6%. Kepabeanan dan cukai mencapai Rp 62,3 triliun, PNBP Rp 88,1 triliun dan hibah Rp 0,3 triliun.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara pada konferensi pers, Kamis (22/4/2021) menjelaskan keseimbangan primer APBN sampai dengan Maret 2021 mengalami defisit Rp 144,2 triliun atau setara 0,82% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"Tahun lalu (periode yang sama), defisit APBN setara 0,49% dari PDB. Dengan demikian SILPA (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran) Maret 2021 adalah Rp 178,8 triliun, lebih rendah dari bulan lalu. Namun kecukupan kas pemerintah sangat-sangat aman," jelas Suahasil.

Sebelumnya, Rizal Ramli juga mengkritik Sri Mulyani karena meminta kepada Bank Dunia dan IMF untuk mengawasi dan memberi bimbingan kepada dunia-dunia agar bisa mengatasi masalah utang dan mengurangi tekanan yang meningkat.

Hal itu kemudian disindir oleh Rizal Ramli, yang lagi-lagi dilakukan melalui cuitannya. "Dasar SPG Bank Dunia/IMF. Undang IMF lagi, Ekonomi Indonesia akan semakin hancur seperti 1998!," tulis Rizal Ramli melalui akun twitternya dikutip CNBC Indonesia, Selasa (20/4/2021).

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...ni-ugal-ugalan
Diubah oleh ZenMan1 23-04-2021 10:45
scorpiolamaAvatar border
nomoreliesAvatar border
nomorelies dan scorpiolama memberi reputasi
2
752
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.