Ibu adalah pagi yang senantiasa menemani apapun yang terjadi, walau mendung menggantung, ia akan tetap bersedia bergabung. Tak peduli sakit hati, tak peduli kau sakiti. Tak peduli sakit dalam diri.

Teruntuk kamu, yang hari ini masih bersanding dengan ibu. Bersyukurlah, banyak anak bertindak tanpa campur tangan ibu. Bahkan, kini tak lagi bisa bertemu, tak hanya temu sentuh pun tak mampu. Pada siapa ia bercerita, jika tak miliki saudara? Teman? Ya, ia punya teman di mana saja, tapi sungguh nyamannya berbeda.

Ingatlah selalu, di luar sana banyak jeritan anak tanpa ibu. Untuk kamu yang masih bersamanya, sayangilah, peluklah selama yang kau mau. Kamu tak pernah tau, sakitnya kehilangan untuk selamanya. Sayangilah sebanyak yang kau mampu, sayangnya padamu tak akan pernah hilang oleh waktu.

Jangan sakiti dia, sekali saja, akhirat taruhannya.

Hari ini, kamu mungkin bisa berkata "aku bisa hidup tanpa ibu". Namun kau tau, kamu akan sesasli ketika ibu sudah tidak bernyawa lagi. Saat itu, kamu akan tau sakitnya kehilangan ibu. Sungguh, akan ada saatnya kamu merasakan dengan sendirinya. Tidak, aku tidak mendoakan yang tidak-tidak. Bukankah memang semuanya akan kembali padanya? Bukankah kita hanya tinggal menunggu waktu saja?

Ingatlah, jangan menyiakan kesempatan yang hanya datang sekali saja. Bukankah lebih berharga ketika kita berpikir bagaimana cara membuatnya bahagia? Bukan bangga ketika berhasil membuatnya terluka. Ia satu-satunya manusia yang setia menjagamu hingga dewasa.

Apakah masih kau sia-sia jika ia adalah mata pertama? Masihkah kau rela berbuat semena-mena?