Mento: Kuliner jadul yang masih eksis

Jika ciwang lebih dominan acinya sedangkan mento dominan terigu. Ciwang dimasak langsung dalam wajan baru ditabur bawang goreng. Sedangkan mento dikukus dalam cetakan dan sudah disatukan bawang plus seledri di adonan yang dikukus.
Ok, daripada agan sista Penasaran dengan resepnya yuk disimak di thread kali ini.
Mento sebenarnya tidak perlu memakai cetakan khusus. Bisa dikukus di cetakan agar-agar atau cetakan cake aneka bentuk. Nantinya bisa dipotong sesuai selera.

Mento potong: FB Nte Lina Kurniawan
Kuliner ini sudah dibuat turun temurun sejak zaman dahulu kala. Biasanya disajikan untuk acara kenduri seperti khitanan atau acara akikah selamatan nama bayi. Bisa juga dipakai sebagai kudapan untuk tamu di suatu acara.
Mento khas sunda ini bisa ditemukan di daerah Sukabumi dan Cianjur. Ya, gansis.
Mento juga sering dibuat sebagai menu untuk berbuka puasa.
Melihat proses pembuatan mento di desa Neglasari, Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur menambah wawasan tersendiri bagi saya untuk melestarikan kuliner tradisional khas sunda.
Walaupun bermunculan makanan moderen dengan tampilan kekikinian. Namun, saya tetap ingin menjaga resep warisan turun temurun dari nenek moyang. Agar anak cucu kita kelak tetap merasakan warisan budaya kuliner leluhurnya.
Nah, itulah resep dan proses pembuatan mento khas sunda. Semoga bermanfaat. Jangan lupa komen dan cendolnya gansis.

Salam hangat,
Zatil Mutie
Opini pribadi
Gambar: Dokpri
FB Nte Lina Kurniawan

Assalamualaikum sahabat Kaskus ....
Selamat beraktivitas dan berakhir pekan.
Rasa penat setelah menjalani aktivitas minggu ini lumayan membuat saya sedikit tepar. Dua hari berturut-turut menjelajahi dua pelosok desa untuk menyampaikan materi dan memeriksa administrasi ibu-ibu PKK desa.
Namun, lelah saya terbayarkan dengan melihat kreasi kuliner tradisional yang disuguhkan dalam acara. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah, makanan lembut dan kenyal dan berbentuk mungil.
Di daerah kami menyebutnya dengan "mento". Mungkin di daerah lain bisa beda nama, ada yang dulu menyebutnya ciwang atau aci tabur bawang. Tapi mento bentuknya lebih unik.
Selamat beraktivitas dan berakhir pekan.
Rasa penat setelah menjalani aktivitas minggu ini lumayan membuat saya sedikit tepar. Dua hari berturut-turut menjelajahi dua pelosok desa untuk menyampaikan materi dan memeriksa administrasi ibu-ibu PKK desa.
Namun, lelah saya terbayarkan dengan melihat kreasi kuliner tradisional yang disuguhkan dalam acara. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah, makanan lembut dan kenyal dan berbentuk mungil.
Di daerah kami menyebutnya dengan "mento". Mungkin di daerah lain bisa beda nama, ada yang dulu menyebutnya ciwang atau aci tabur bawang. Tapi mento bentuknya lebih unik.
Jika ciwang lebih dominan acinya sedangkan mento dominan terigu. Ciwang dimasak langsung dalam wajan baru ditabur bawang goreng. Sedangkan mento dikukus dalam cetakan dan sudah disatukan bawang plus seledri di adonan yang dikukus.
Ok, daripada agan sista Penasaran dengan resepnya yuk disimak di thread kali ini.
Quote:Resep mento
Bahan-bahan:
Tepung terigu 1/2kg
Aci 1/4 kg
Penyedap rasa secukupnya
Merica bubuk 1/2 sdt
Garam secukupnya
Vetsin secukupnya
Bawang goreng
Seledri
Cabe rawit
air secukupnya
Langkah pembuatan:
Pertama campur semua bahan (kecuali bawang goreng,rawit dan seledri) menjadi adonan tidak terlalu kental ataupun cair.

Dokpri
Setelah tercampur, tuang ke dalam cetakan ( biasanya cetakan untuk talam atau bugis ), taburkan bawang goreng, seledri iris dan cabe rawit iris, kukus sampai matang sekitar 15 menit.
Setelah matang keluarkan dari cetakan dan sajikan selagi hangat. Rasanya nampol banget. Sedikit pedas dan segar berpadu kelembutan mento.

Mento dengan toping bawang: Dokpri
Bahan-bahan:
Tepung terigu 1/2kg
Aci 1/4 kg
Penyedap rasa secukupnya
Merica bubuk 1/2 sdt
Garam secukupnya
Vetsin secukupnya
Bawang goreng
Seledri
Cabe rawit
air secukupnya
Langkah pembuatan:
Pertama campur semua bahan (kecuali bawang goreng,rawit dan seledri) menjadi adonan tidak terlalu kental ataupun cair.

Dokpri
Setelah tercampur, tuang ke dalam cetakan ( biasanya cetakan untuk talam atau bugis ), taburkan bawang goreng, seledri iris dan cabe rawit iris, kukus sampai matang sekitar 15 menit.
Setelah matang keluarkan dari cetakan dan sajikan selagi hangat. Rasanya nampol banget. Sedikit pedas dan segar berpadu kelembutan mento.

Mento dengan toping bawang: Dokpri
Mento sebenarnya tidak perlu memakai cetakan khusus. Bisa dikukus di cetakan agar-agar atau cetakan cake aneka bentuk. Nantinya bisa dipotong sesuai selera.

Mento potong: FB Nte Lina Kurniawan
Kuliner ini sudah dibuat turun temurun sejak zaman dahulu kala. Biasanya disajikan untuk acara kenduri seperti khitanan atau acara akikah selamatan nama bayi. Bisa juga dipakai sebagai kudapan untuk tamu di suatu acara.
Mento khas sunda ini bisa ditemukan di daerah Sukabumi dan Cianjur. Ya, gansis.
Mento juga sering dibuat sebagai menu untuk berbuka puasa.
Melihat proses pembuatan mento di desa Neglasari, Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur menambah wawasan tersendiri bagi saya untuk melestarikan kuliner tradisional khas sunda.
Walaupun bermunculan makanan moderen dengan tampilan kekikinian. Namun, saya tetap ingin menjaga resep warisan turun temurun dari nenek moyang. Agar anak cucu kita kelak tetap merasakan warisan budaya kuliner leluhurnya.
Nah, itulah resep dan proses pembuatan mento khas sunda. Semoga bermanfaat. Jangan lupa komen dan cendolnya gansis.

Salam hangat,
Zatil Mutie
Opini pribadi
Gambar: Dokpri
FB Nte Lina Kurniawan