djrahayuAvatar border
TS
djrahayu
Si Ijah
Di sebuah gedung apartemen mewah di bilangan Jakarta. Seorang gadis keluar dari salah satu apartemen dengan pakaian rapi. Ia segera turun ke lantai bawah. Baru saja turun satu lantai, pintu lift terbuka.

"Assalamualaikum, pagi!" Seorang pria menyapanya dan masuk sambil membelakangi gadis itu.

"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi wa barakatuh." Gadis itu berkata dengan nada dingin. Wajahnya datar, tanpa ekspresi.

Tak lama, pintu lift terbuka. Seorang perempuan muncul dan segera masuk.

"Pagi Haikal! Pagi Ijah!"

"Pagi." Gadis yang disapa Ijah segera mengambil ponsel dari tas. Ia menyibukkan diri dengan Handphone-nya.

Pintu lift terbuka di area basement. Tempat mobil para penghuni gedung terparkir dengan cantik.

"Ada apa denganmu?" Haikal membalikkan badan. Membiarkan lift kembali tertutup.

"Minggir! Aku mau keluar!"

"Jawab dulu pertanyaanku!!" Haikal segera menatap tajam.

"Ck!! Memang kenapa kalau aku kesal dan marah?! Anda sendiri setiap hari kerjaannya memarahi orang! Kenapa aku juga nggak boleh marah!! Minggir!!" Ijah mendorong Haikal. Kemudian meninggalkan dua orang di sana.

"Kal, sudahlah. Selain itu! Kenapa kamu selalu peduli dengannya!! Kamu selalu cemas dan khawatir tentangnya!! Sebenarnya kekasihmu Channa atau Ijah sih?!"

"Bukan, urusanmu!" Haikal segera keluar dari lift.

000

Di tempat lain. Seorang pria tengah asyik bermain dengan anak kecil berusia empat tahun.

"Zhafran! Ajak Naila masuk!" Seorang pria berteriak dari dalam. Permainan pun terhenti.

"Sayang, papamu sudah manggil. Kita masuk sekarang yuk!"

"Gendong tapi!" Naila segera mengangkat kedua tangannya. Meminta untuk digendong.

"Siap bos!!" Pria yang disapa Zhafran segera masuk ke dalam.

"Kamu mandi dulu sama mbok Inah ya, Sayang?" Seorang pria menyambut Naila di ruang keluarga dan menyerahkannya pada bik Inah.

"Ehm ...." Gadis itu cemberut.

"Setelah mandi, dandan cantik dan sarapan. Papa janji, hari ini kita akan pergi ke mall. Gimana?"

"Beneran?!"

"Ehm."

"Hore!! Nanti, Naila mau beli mainan Barbie yang ada di YouTube!" Gadis itu begitu semangat dan menarik tangan mbok Inah.

"Kenapa kamu di sini dengan ekspresi begitu? Apa lamarannya tidak berhasil?"

"Jangankan lamaran. Aku bertanya tentang orang tua nya. Dia langsung bilang. Kalau dia nggak bisa dan minta maaf. Padahal selama empat tahun dan menurut penuturan teman-teman. Dia menyukaiku juga. Tapi, kenapa?"

"Mungkin dia sedang ada masalahnya sendiri." Pria itu menepuk pundak Zhafran pelan. Menyalurkan energi semangat pada pria yang tengah galau itu.

"Paman benar. Aku akan cari tahu!" Zhafran segera berdiri.

"Hei, Bocah! Mau ke mana kamu!"

"Mampus! Kenapa Naufal ada di sini?"

"Apa? Naufal?! Nggak sopan kamu sama pamanmu ini, ya?!" Naufal segera mengapit leher Zhafran dengan lengannya.

"Maaf, Paman! Maaf!" Zhafran menepuk lengan Naufal.

"Aku tahu kita bertiga ini seumuran. Namun, bukan berarti, kamu bisa semena-mena ya?! Selain itu, kenapa kamu sama Ghali bisa nurut banget!"

"Itu karena kamu kekanakan!" Pria yang disapa Ghali segera duduk di sofa.

"Oh, iya! Bagaimana janji dengan pak Haikal?"

"Aman. Dia juga malah senang, kalau pertemuannya di cafe dalam mall. Sekalian refreshing katanya."

"Aku ikut!" Zhafran segera menyahut.

"Untuk apa?"

"Pokoknya aku ikut!"

"Bilang saja kamu mau menanyakan soal orang yang tinggal di lantai atas apartemen Haikal 'kan?"

"Siapa tinggal di sana?" Ghali bertanya.

"Cewek yang nolak dia."

"Serius?"

"Ehm." Naufal mendaratkan pantatnya di samping Ghali.

000

Di salah satu cafe dalam sebuah mall. Tiga orang perempuan tengah berbincang dengan serius.

"Kenapa kamu menolak Zhafran?" Seorang perempuan bertanya dengan nada dingin. "Jika karena buku harianku yang kamu intip tempo hari. Aku benar-benar akan membunuhmu!"

"Yani, kita sudah berteman berapa lama? Sejak kapan aku mengalah padamu tentang apa yang sama-sama kita suka?"

"Tidak pernah. Lalu, kenapa?"

"Hanya saja ... sudahlah! Ngapain dibahas lagi, sih? Hubunganku dengannya sudah selesai." Ijah segera berdiri.

"Kamu mau kemana? Refreshing!" Ijah pergi begitu saja.

"Kamu sih!"

"Emang aku kenapa Tik? Aku cuma tanya kenapa!" Yani segera berdiri dan meninggalkan Tika sendiri.

"Ck! Kalian berdua itu, ya!" Tika menjejakkan kakinya dengan kesal.

"Tika?!" Naufal yang berada diambang pintu segera masuk.

"Ck! Ada aja yang bikin tambah bete!" Tika pergi begitu saja.

"Tunggu! Kamu habis bertemu dengan dia 'kan?" Haikal bertanya dengan nada datar.

"Kenapa kalau kami bertemu dan berbincang?" Tika tersenyum miring.

"Bilang padanya. Untuk menemuiku!"

"Untuk apa? Sejak kapan kamu peduli dengannya?!" Tika segera pergi meninggalkan tempat.

"Maaf, Pak." Haikal tersadar. Dia di sini untuk pertemuan penting.

"Santai saja." Ghali menepuk pundak Haikal.

Lima belas menit berlalu. Mereka sudah sepakat dengan rancangan kerjasama untuk kedepannya.

"Oh iya! Ngomong-ngomong soal tetanggamu itu." Zhafran bertanya.

"Nggak tahu dan nggak mau tahu! Kalau kamu penasaran tanya aja sendiri!" Haikal memijat pelipisnya.

"Kamu kenapa sih?" Naufal merangkul Haikal.

"Bukan apa-apa."

"Lagi ribut sama Channa?" Naufal bertanya.

"Channa?"

"Loh, kamu nggak tahu kalau Channa sama dia pacaran?"

"Serius?! Berarti kamu harus patuh padaku. Karena, aku akan jadi kakak iparmu."

"Apa?!"
banditos69Avatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan banditos69 memberi reputasi
2
890
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.