• Beranda
  • ...
  • Education
  • Sekolah Sekarang Ribet karena Sistem Zonasi? Simak, Ini Tips Ampuh Memilih SMA/SMK!

kyunichanAvatar border
TS
kyunichan
Sekolah Sekarang Ribet karena Sistem Zonasi? Simak, Ini Tips Ampuh Memilih SMA/SMK!
Quote:


Hai para adik kelas, bingung, ya mau lanjut ke mana? Pastinya banyak yang nanya kamu: "Setelah lulus, mau lanjut ke mana?" Sama, saya juga sering.
Hayoo, kamu mau jawab apa? Ke SMA? SMK? MA? MK? Ponpes? Atau... Pelaminan? Pasti kamu juga sempat bingung mau jawab apa, karena belum tahu pasti mau lanjut ke mana.
Mari kita beralih ke inti pembahasan:

(1) SMA

(a) Dominan teori, sedikit praktek. Palingan pas pelajaran kimia, seni budaya, prakarya (tataboga dan seni karya) dan tik. Yang lainnya? Lebih banyak ke teori, apalagi buat yang ambil jurusan IPS, SEJARAH! Disuruh nginget masa lalu terus. Kapan masa depannya?
Jadi, peserta didik lebih dituntut untuk menjadi disiplin ilmu, makanya pembahasan teorinya lebih mendetail dan rinci.

(b) Jurusan SMA bisa dihitung jari. Di sekolahku, ada tiga jurusan: IPS, IPA sama Bahasa. Tapi, jurusan Bahasa dimusnahkan dari muka bumi. Karena kurangnya peminat. Maka jadilah Ipa atau Mipa dan Ips atau IIS sebagai jurusan umum di SMA.

(c) Peraturannya cukup ketat, sehingga disiplin waktu dan norma. Ini, nih, pada musimnya, banyak murid yang dikeluarin karena nggak matuhin peraturan.

(d) Katanya... Biayanya murah.
Iya, kalau dibayarin sama pemerintah. Lah saya? Sampai pusing berkeliling-keliling mikirinnya. Saya bocorin aja ya biayanya:

√Uang pendaftaran: Rp. 30.000
√Uang bangunan 1X bayar pas pertama kali masuk: Rp 1.800.000
√Uang/bayaran per bulan (spp): Rp 100.000
√Uang seragam: *putih-abu = ± Rp 300.000 atau Rp 350.000.
*cokelat = sama kayak seragam putih-abu
*ciri khas (dipakai khusus hari rabu&kamis) = Rp. 300.000 (beli di sekolah)
*tiga2nya dijait sendiri ke tukang jait. Jadi itulah kenapa mahalnya kebangetan.
*Seragam olahraga: Rp 100.000
√Uang Modul *uang lks mah bisa nggak diitung lah yaa. Tapi beli lksnya banyak banget. Udah beli lks, malah disuruh nyatet lagi di buku. Kan cape. Tenang, ada hikmahnya kok, kita bisa ingat beberapa kata yg ditulis.
√Uang buku, uang tas, sepatu, pulpen, penghapus, penggaris, tip-x, lipstik, bedak—ralat.

(PESAN SAYA: KE SEKOLAH BUAT BELAJAR, BUKAN BUAT GEGAYAAN! Ingat, orang tua kerja keras buat biayain kamu. Namun, gaes biaya bukan kendala untuk kamu tidak melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi. Man Jada Wa Jada. Barang siapa yang bersungguh-sungguh, pasti akan berhasil.)

(e) Banyak ekskul menarik
*Geografi kebumian dan sains
*Debat bahasa inggris
*Matematika
*Dance
*Sosiologi
*Karya ilmiah
*Sastra Indonesia
*Karate
*Silat
*Tapak suci, dan bela diri lainnya.
*Band
*Teater
*Basket
*Futsal
*Volly
*Pecinta alam
*Dan... Organisasi intra sekolah.

(f) Lebih banyak mendapat sorotan perguruan tinggi. Yap, mahasiswa/i lebih banyak diambil dari SMA. Semakin baik akreditasinya, bisa jadi semakin menarik pula sekolah itu untuk ditilik oleh pihak perguruan tinggi. Akan tetapi, apabila ada murid yang lolos SNMPTN misalnya, kemudian tidak mengambil beasiswa tersebut, maka pihak universitas akan memperhitungkan atau mempertimbangkan kembali untuk menerima calon mahasiswa dari sekolah yang siswanya menolak SNMPTN dari universitas tersebut.

(g) Fasilitas dijamin memadai. Mulai dari gedung, meja-kursi, tv, lemari, CCTV dan Wi-fi, sayangnya di sekolahku pake jaringan nirakable, kalo mati lampu, putus deh jaringannya.

(h) Banyak cogan. Yang ini diskip aja, takut adik-adikku tersayang ternodai.

(i) Kurang lebihnya segitu.

(2) SMK

(a) Dominan praktek, teori secukupnya Peserta didik diajarkan nilai-nilai praktek secara langsung di lapangan, hal itu sebagai bekal untuk memudahkan mendapat pekerjaan di masa depan.

(b) Jurusannya bervariasi. Ada teknikal mesin (otomotif), komputer (tkj), akuntansi, perhotelan, manajemen, dll.

(c) Katanya... Biayanya lebih mahal dibanding SMA. Banyak digunakan untuk biaya praktek. Akan tetapi, peluang kerjanya luas dan cukup menjamin.

(d) Jumlah siswa/i-nya tidak merata. Dibanding SMA, mungkin siswa/i SMK lebih kecil.

(e) Manurut saya, peraturannya tidak terlalu ketat, alias longgar. Kembali pada kegigihan guru dalam menjalankan visi dan misi sekolah.

(g) Fasilitas... Kalau masalah fasilitas, tergantung sekolahnya. Jika memang sekolahnya bagus, maka terjamin pula fasilitasnya. Jika tidak, ya, fasilitasnya juga tidak terjamin memadai.

END

(+) Fakta-fakta seputar SMA dan SMK versi saya:

(1) SMA+SMK, dominan dari kalangan remaja.

(2) Berdasarkan pengalaman saya, kalau ada siswa tawuran, coret-coretan, kebut-kebutan, publik menjadikan siswa SMK sebagai terasangka utama. Karena, khalayak tahunya anak-anak dari kalangan SMK itu nakal-nakal. (Mereka nggk akan nakal kalo nggak dicap nakal) *pembodohan yang hqq.
(3) Solidnya anak SMK lebih tinggi dari anak SMA. Karena... Anak SMA terkekang sama peraturan, sedang SMK cukup bebas.

(4) Sistem kasta di SMK nggak terlalu berlaku, tapi di SMA PASTI berlaku. Entah itu pelakunya para guru ataupun murid.

IPA: Bu... Saya nggak bisa ngitung...
Guru: Aduh kasiaan, sini Ibu/Bpk bantu.
IPS: Bu... Saya nggak bisa ngitung...
Guru: Kamu sekolah sudah berapa tahun?! Saya sudah jelasin berkali-kali, sampai habis napas saya! Makanya, bodohnya ditinggal di rumah, jangan bawa ke sekolah. (Jleb)

(5) Banyak yang bilang, sekolah di SMA itu keren, di SMK itu nggak keren. Nope, mau sekolah di manapun, tetep aja yang ngajar kamu GURU, bukan dukun (Eh, siapa tau gurunya jadi dukun. Iya, dukun profesi sampingan, guru profesi sambilan.) Dulu saya maunya ke SMK, tapi karena jauh banget, akhirnya ke SMA. Dan sekarang sudah diterapkan sistem zonasi, jadi jarak antara ruma ke sekolah mestinya tidak terlalu jauh karena satu kecamatan.

(6) Cowok:
SMA: *ngeluarin baju, dihukum.
SMK: *ngeluarin baju, dihukum.

SMA: *ngerokok, kena scors.
SMK: *ngerokok, eh, gurunya malah minta (nggak mungkin lahyaa wkwk)

Cewek:
SMA: *baju ngetat, ditegur/dihukum.
SMK: *baju ngetat, ditegur/dihukum.
(Tapi karena sudah terkekang zaman, seragam ngetat tidak lagi menjadi masalah bagi sebagian orang)

SMA: *jualan di sekolah, dihukum, nggak dibolehin.
SMK: *jualan di sekolah, nggk tau, mungkin gurunya ikutan beli atau dikenai sanksi juga kali.

SMA: *pake gincu, ditegur/dihukum.
SMK: *pake gincu, ditegur/dihukum.
(Tapi seiring berkembangnya produk-produk kecantikan dan diminati banyak kalangan, membuat peraturan yang dikira 'nora' ini pun terhapus)

(7) SMA: kalo belajar banyakan ngantuknya, bosen denger guru jelasin materi.
SMK: kalo belajar, banyakan mainnya, lagi praktek di lapangan, eh, malah jailin teman.

(8) END

***

Teman-teman, mau sekolah di mana pun, kamu punya satu tujuan: menuntut ilmu supaya kamu jadi orang berilmu. Iyalah, wong nyari ilmu. Jadi, terserah mau masuk SMA atau pun SMK, pasti ujung-ujungnya bakalan berjibaku dengan buku dan papan tulis. Sekarang, tinggal lurusin niat sama minat kalian. Mau sukses, nggak? Mau jadi orang, nggak? Kalau begitu, kejar impian! Jadilah PELURUS bangsa, bukan sekedar PENERUS bangsa. Karena penerus, belum tentu menjadi pelurus.

Salam hangat, Ky

Semoga berfaedah. Wassalam

0
301
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Education
EducationKASKUS Official
22.5KThread13.4KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.