ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Rokok Atau Makan?
Alkisah hiduplah seorang pria bernama Tukimin. Di suatu siang yang panas, Tukimin menceritakan keluh kesahnya pada saya sembari menghisap sebatang rokok.

Tukimin bercerita mengenai ekonominya yang tengah carut marut. Anaknya kehabisan uang untuk sekolah, anaknya yang masih kecil harus berhenti minum susu dan menu makanan mereka yang tak jauh jauh dari nasi telor dan mie.

Memang, masa pandemi ini membuat segalanya menjadi serba susah namun untuk satu alasan saya tak bisa bersimpati pada Tukimin. Karna apa? Karna rokok.



Logikanya sederhana saja, kalau dia tak mampu beli susu untuk anaknya kenapa dia masih bisa beli rokok untuk terus dihisap setiap hari?

Bukan hanya Tukiman yang seperti ini. Karna keluarga saya punya ruko jadi saya sering sekali melihat seseorang yang lebih mengutamakan rokok dibanding kebutuhan pokok.

Sebut saja si Fulan. Dia hanyalah seorang supir angkot dengan 4 orang anak namun setiap harinya dia tak pernah absen membeli rokok senilai tepat 10 ribu rupiah.

Tapi anehnya, setiap hari anak anaknya cuma makan nasi dengan sebungkus indomie. Berapa lah harga indomie? Jelas tak sebanding dengan harga rokok.

Singkatnya, pengeluaran mereka untuk rokok jauh lebih besar dibanding untuk membeli makanan bergizi.



Nah, disitulah herannya saya. Sebagai non perokok saya tak mengerti mengapa mereka lebih memilih membunuh diri dengan racun dibanding menghidupi anak anaknya? Padahal jika uang untuk rokok dialihkan untuk nutrisi harusnya Tukimin dan keluarga bisa makan dengan lebih layak. Keluarga Fulan juga tak harus memakan mi instan setiap hari.

Tapi kenyataannya? Mereka tetap mengeluh akan sulitnya hidup sembari menghisap sebatang rokok yang harga satu batangnya cukup untuk membeli sebungkus mie.

Yeah, namanya juga candu. Mungkin rokok itu adalah bentuk pelarian yang mengalihkan pikiran mereka dari hidup yang berat meski sesaat. Meski demikian tetap saja saya tak mengerti. Benar benar tidak mengerti.



Setiap hari uang untuk rokok adalah sepuluh ribu rupiah. 10 ribu dikali 30 adalah tiga ratus ribu. Tiga ratus ribu cukup untuk bayar listrik, air dan juga pajak lalu kenapa orang orang masih mengeluh akan tak adanya subsidi pemerintah? Entahlah, tanyakan saja pada rokok yang terbakar.
kaum.pedoAvatar border
yeduokaAvatar border
yeduoka dan kaum.pedo memberi reputasi
0
792
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.8KThread82.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.