Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

janahjoy35Avatar border
TS
janahjoy35
Istri Kedua
Aku tak pantas untuk mendapatkan cintanya
Awal Semula
Kenapa mau jadi istri ke-dua?
Karena, nyatanya kita tidak ada yang pernah tau siapa dan seperti apa sosok jodoh kita.

Salah satu dampak berkembangnya teknologi adalah mudahnya mengakses bermacam informasi. Mulai dari informasi yang remeh temeh sampai ke informasi penting sekelas rahasia negara, hanya dengan satu ketukan jari semua informasi yang kita cari akan muncul. Muthia (roommate-ku), dia tipe gadis milenial yang up to date banget dengan pemberitaan di media sosial.

Salah satu hal positif menjadi roommate-nya adalah; aku tidak perlu pusing-pusing ngabisin waktu buat nyari tau hal-hal yang lagi happening atau viral saat ini. Karena Muthia punya kebiasaan bercerita tentang apa aja yang baru ia ketauhi, tidak terkecuali informasi-informasi yang dia dapat dari internet. Mendengarkannya bercerita sudah lebih cukup dari pada melihat berita ataupun infotainment.

Aku dan Muthia sedang asik menikmati hari minggu yang cerah nan sejuk. Walaupun kami tinggal satu rumah dan dengan kegiatan yang sama (sama-sama fokus natap layar), tapi kami tertarik dengan hal yang berbeda. Muthia yang antusias dengan kehidupan para selebritis, tengah ngepoin akun media social seorang artis yang di kabarkan menggoda suami orang dan mengakui saling mencintai dengan suami orang itu. “Gak tau diri banget nih cewek begini,” gumamnya.

Aku menoleh sekilas, kuputuskan tidak peduli dan kembali fokus pada film Shah Rukh Khan yang kini tengah menari di rinai hujan.“Teteh, hati-hati lo! Temen kerja lo kan laki semua, udah pada nikah pula.”

“Hubungannya ama gue apaan emang?”

“Hehehe, gak ada sih. Cuma sekarang di kita-nih lagi musim pelakor. Hati-hati lo kena virusnya dan jadi pelakor.” Kali ini kata-katanya mengalihkan perhatianku dari si ganteng Shah Rukh Khan.

“Lo jangan Cuma ngingetin gue! Ingetin juga diri lo!” sergahku tak terima dengan kata-katanya.
“Dih, dia ngambek… gue kan bilang gini karena lo ada turunan teh!”

“Astaga!!! Kali ini beneran nih gue ngambek!”

Aku bergegas menutup layar leptop lalu pindah ke ruang tamu menjauh dari roommate nyebelin seperti Muthia.

“Teh… woy, kok lo pergi sih?” panggilnya tapi kuabaikan.

“Gue mau masak ramen ah, lo mau gak?” teriak Muthia, yang seketika meluluhkan kekesalanku padanya.

“Mau!” teriakku.

“Masak sendiri!!!”

“Si mon… nyong” gerutuku. Kali ini kekesalanku meningkat sepuluh kali lipat.

***


Kepulan uap dari kuah ramen membentuk siluet serupa tarian balet. Meliuk-liuk indah, keluar dari permukaan mangkok kemudian hilang di udara. “Bengong aja lo! Kesambet aja lo, gue dah repot. Makan! Udah di masakin juga.” Muthia yang nyebelin itu emang suka tiba-tiba baik. Aku rasa dia punya kepribadian ganda.

“Aku minta maaf ya Teh… aku gak maksud nyinggung soal Ibu Teteh,” kata Muthia sambil menatapku penuh penyesalan. Kacamata yang pas di wajah mungilnya memantulkan bayangan diriku yang terlihat menyedihkan. Kata orang wajahku itu tipe wajah sendu. Seneng duit he he.

Pantulan wajahku dari kacamata Muthia mengingatkanku pada masa kecilku dulu bersama Ibu. Indah tapi kelam, membahagiakan tapi penuh air mata.

“Kita udah berapa lama deh bareng-bareng?” tanyaku pada Muthia. Untuk beberapa saat Muthia tertegun, aku tau dia menatapku dari balik kaca matanya yang berembun.

“Lo masih marah ya? Mau pindah? Gak bareng gue lagi?” kepanikan jelas terlihat dari rentetan pertanyaannya.

“Bukan gitu, mungkin ini waktunya kita melakukan percakapan dari hati ke hati kaya deep talk gitu,” kataku ragu.

“Aku minta maaf Teh….” Muthia melepas kacamatanya dan menatapku penuh harap.

“Kamu gak salah. Emang nyatanya Ibuku istri ke dua,” aku tersenyum pada Muthia, berharap dia yakin bahwa aku memang gak sama sekali tersinggung terlebih lagi marah padanya.

“Yang kamu tau tentang Ibuku, hanya sebatas dia istri ke dua. Tapi kamu gak tau bagaimana kehidupan dia sebagai istri ke dua, perjuangan dia dan alasan kenapa dia jadi istri ke dua,” lanjutku. Aku menunggu reaksi Muthia, tapi dia bergeming seolah berubah menjadi manikin hantu. Hanya matanya yang bergerak memperhatikan gerakan tanganku mengaduk kuah ramen. Aku seruput kuah ramen yang masih terasa panas. Rasanya gurih dan pedas. Masakan Muthia emang gak pernah gagal.

“Enak banget…” aku manggut-manggut menikmati kuah ramen. Muthia menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. “Kalau gitu, ceritalah Teh. Ceritakan tentang Ibu Teteh, aku gak akan nge-judge. Aku siap nyimak.”

“Abisini ini dulu ya.” Lezatnya masakan Muthia mendistraksiku. Muthia mengangguk pelan, senyum merekah dari bibirnya sebelum ia kembali menikmati mie ramennya.

***



Bersambung...
NEXT PAGE :
Topeng monyet
Takdir yang tak bisa dirubah
Hanya bisa menangis
Madrasah pertama
Setelah kesulitan, ada kemudahan
Kisah-kisah dan dongeng-dongeng Nenek
Kisah sedih di sekolah
Seraut wajah manis dan senyum bahagianya
Harga yang harus di bayar
Awal neraka
Selamat tinggal, rumah
Perasaan yang menghangat
Korsleting
Kaos kaki
Patah hati
Awal petaka
Aku terlahir untuk gagal
Duka yang tak juga bermuara
Aruna, jangan bunuh diri
Kenestapaan
Kita selesai
The law of attraction
Nikah adalah misi terakhirku

Diubah oleh janahjoy35 08-03-2022 17:40
dewisuzannaAvatar border
In3mAvatar border
olasajaAvatar border
olasaja dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.8K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.