Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

netral.newsAvatar border
TS
netral.news
Denny Siregar Akui Sebagai Buzzer: Gue Keluar Saat Kadal Ganas Ingin Menguasai Dunia.


JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Pegiat media sosial Denny Siregar (DS) mengakui kalau dirinya memang pendengung alias Buzzer. Namun, hal itu dilakukan hanya untuk mempertahankan idealisme terhadap ancaman sekelompok orang. 

Denny menambahkan kalau buzzer itu seperti lebah yang mempertahankan sarangnya. Apalagi, kata dia ada sekelompok pendukung disebut kadal ganas ingin menguasai Indonesia. 

"Buzz itu dengung. Buzzer itu pendengung. Mirip lebah. Bersama, bersatu, mempertahankan sarang. Menyerang ketika diperlukan. Dan para buzzer, seperti gua, baru keluar ketika para kadal ingin menguasai dunia. Siapa lagi yang mau melawan keganasan kadal ?Para domba ? (Ikon ketawa), " Tulisnya seperti dilansir di Jakarta, Kamis (11/2/2021). 

Baca Juga :Fenomena Buzzer Buat Jokowi Buruk, DS: Apapun Kata PKS, Kita Wajib Gak PercayaBuzzer Pemerintah Harus Ditertibkan, Buzzer Disalahkan, DS: Kalau Ga Ada Kita, Veronika Koman yang Buron Akan Jadi PahlawanDS Minta Pengikut Ustadz Maheer Tak Sebar Hoax Penyebab Meninggal: Kalian Terbiasa Manipulasi Mayat? 

ADVERTISEMENT

Dalam cuitan lainnya, Denny menyindir mereka yang menuding soal buzzer. Menurut Denny mereka tak pernah bisa membedakan antara fakta dan hoax. 

"Jangan ajari mereka utk bedakan antara kritik dan menghina. Wong bedakan antara Ratna Sarumpaet oplas dan digebukin saja pun mereka tidak bisa," Tulisnya lagi. 


Pakar komunikasi dan dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando juga mengomentari cuitan Ekonom senior Kwik Kian Gie yang merasa ketakutan mengemukakan pendapat di media sosial. Hal ini lantaran diserang oleh buzzer bahkan sampai menjurus ke masalah pribadi.


"Zaman Pak Harto saya diberi kolom sangat longgar oleh Kompas. Kritik-kritik tajam. tidak sekalipun ada masalah," cuitnya

Ade pun angkat bicara dan menyarankan Kwik Kian Gie untuk tidak mendramatisasi karena di media sosial semua orang bisa diserang buzzer.

"Pak Kwik, jangan didramatisasi dong. Sekarang ini kita semua bisa diserang para buzzer karena media sosial memang memungkinkan siapapun bicara," tulis Ade Armando, Sabtu (6/2/2021).

Selain itu Ade juga mengatakan bahwa di zaman  Presiden Soeharto teknologi belum secanggih sekarang ini apabila ada yang mengkritik pemerintah siap-siap saja untuk diciduk dan raib. Namun berberbeda dengan zaman sekarang yang harus siap mental apabila dicaci maki.

"Di era Harto, teknologinya belum memungkinkan. Dulu, kita bisa langsung diciduk dan raib. Sekarang, cuma harus siap mental dimaki2," ujarnya.

Sebelumnya Video Abu Janda mengaku jadi buzzer jokowi viral.

Diketahui video tersebut viral setelah diunggah oleh Roy Suryo.

Ia mengaku bekerja sebagai buzzer atau influencer Jokowi dengan bayaran mahal.

Namun pengakuan Abu Janda tersebut membuat banyak warganet bertanya-tanya.

Siapa yang membayar dan uang dari mana yang diberikan,

Sebelumnya, Abu Janda mengaku bekerja sebagai buzzer Jokowi berdasarkan video yang diunggah oleh Roy Suryo.

Video tersebut pun viral di media sosial.

Ia mengaku bekerja sebagai relawan buzzer yang dibayar Tim Sukses partai koalisi Jokowi pada Pilpres 2019 lalu.

Mungkin karena kreativitas, keberpihakan, dan keberaniannya itulah pada 2018, tim sukses Jokowi mengajaknya bergabung. Dia menjadi influencer atau orang awam kerap menyamakannya dengan buzzer selama kampanye pilpres 2019. Permadi Arya alias Abu Janda ini mengaku dibayar bulanan dengan nominal besar. Tapi dia tak menyebut berapa besaran rupiah yang diterimanya itu.

Permadi Arya mengaku mulai giat di media sosial sejak 2015. Lewat nama fiksi Abu Janda, dia membuat beragam parodi untuk melawan terorisme ISIS dan radikalisme yang berkembang, khususnya di media sosial. Tak cuma itu, belakangan dia juga aktif menyerang balik pihak-pihak yang dianggapnya kerap menyerang Presiden Jokowi.

Simpati itu tumbuh karena dia melihat Jokowi sebagai figur yang paling banyak difitnah, sejak Pilpres 2014. "Pak Jokowi itu calon presiden yang paling banyak difitnah dalam sejarah politik Indonesia," kata dia dalam Blak-blakan yang tayang di detikcom,

Selain honor bulanan, selama kampanye dia ikut keliling ke berbagai kota di Tanah Air, bahkan hingga ke luar negeri. "Iya, saya pernah diminta jadi pembicara dalam kampanye di Hong Kong dan Jepang," ujar lulusan University of Wolverhampton, Inggris, itu.

Tapi begitu pilpres selesai, Permadi menegaskan kontrak dia dengan tim sukses Jokowi pun berakhir. "Tapi terus dipelintir ke mana-mana seolah masih tetap jadi buzzer. Itu nggak bener, kita dah dibubarin," imbuhnya.

Karena telah menerima honor bulanan yang besar, Permadi Arya mafhum bila dirinya kemudian tak pernah ditawari untuk menjadi komisaris di BUMN, seperti anggota tim sukses yang lain.

Sedang dalam video berdurasi 28 detik itu, Abu Janda mulanya menyebut posisi komisaris BUMN diberikan pada sebagian kecil orang yang berjuang memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.

"Gini ya kenapa ada yang dapat jabatan komisaris?," ucap Abu Janda dalam video.

"Orang yang dapat jabatan komisaris ini adalah orang yang berjuang di TKN waktu itu, tapi memang memiliki ilmu dan kompetensi manajemen kok."

Meski ikut mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin, kala itu Abu Janda hanyalah seorang influencer.

Namun, ia mengakui menerima sejumlah uang.

Karena itulah, Abu Janda tak ditawari menduduki posisi penting di BUMN.

"Kalau aku sama Denny waktu Pilpres kita ini influencer yang dibayar," ujar Abu Janda.

"Jadi aku rasa kenapa kita enggak ditawari komisaris?"

"Kan lo dibayar, masa lo minta komisaris lagi, wajarlah aku pikir."

"Jadi komisaris itu hanya untuk yang benar-benar berjuang di TKN waktu itu, makanya jadi," tambahnya.

Sementara itu, Roy Suryo menuliskan cuitan yang berisi kesimpulan dari pernyataan Abu Janda.

Dalam cuitannya, Roy Suryo menyebut Abu Janda dibayar menggunakan uang rakyat.

"Dari PENGAKUAN si Abu Janda @permadiaktivis1 ini setidaknya ada 2 FAKTA:

- Komisaris2 BUMN adalah (bagi2 Jabatan) utk yg "Berjuang di TKN"

- "Influencer2 Piaraan" spt Dia & DenSi DIBAYAR (pakai Uang Rakyat)

L-uar B-iasa P-arah / Ugal2an ini kelakuannya ...

Makin AMBYAR," tulis Roy Suryo.


Sumber netralnews.com
hantupuskomAvatar border
reid2Avatar border
reid2 dan hantupuskom memberi reputasi
0
1K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.