Putra duyung (Mermen)

Beranda

...

Stories from the Heart
Putra duyung (Mermen)

janahjoy35

07-02-2021 08:06

Putra duyung (Mermen)

Mermen

Joy

Quote:

Lagi-lagi Liana berdiri di balkon itu, memandangi rumpunan ilalang yang terhampar sampai ke batas pantai di depan rumahnya. Tak peduli embusan angin membuat rambutnya terlihat tak beraturan dan dingin menyapu kulitnya.

Di bibir pantai ia melihat seorang laki-laki duduk termenung melihat ombak berkilau ke-emasan terpapar sinar jingga, tanda matahari hendak pergi ke peraduan. Beberapa hari ini lelaki itu selalu muncul di waktu dan tempat yang sama. Seakan sengaja menarik perhatian Liana.

Begitu matahari terbenan dan langit mulai gelap, lelaki itu akan berenang melawan arus ombak dan menghilang entah kemana. Liana tersenyum sendiri ketika dibenaknya tiba-tiba terlintas sosok Mermaid dan Merman tokoh buku dongeng yang pernah dibacanya sewaktu kecil. “Apa iya sih dia merman, ah gak mungkin.” Liana bergumam sendiri sambil berajak meninggalkan balkon dengan senyum yang merekah.

Sudah jadi kebiasaan Liana, di setiap sore yang cerah ia akan menikmati senja di balkon rumahnya yang menghadap ke bibir pantai. Lagi ia melihat sosok lelaki itu.

Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, kali ini lelaki itu terlihat sadar kalau Liana memperhatikannya. Dia melambaikan tangannya kepada Liana. Liana tersenyum dan berbalik melambaikan tangan padanya. “Tidak ada yang salah dengan bersikap ramah.” Katanya pada dirinya sendiri.

Menjelang siluet jingga hilang di garis cakrawala, seperti biasa lelaki itu berenang menerjang ombak dan hilang dalam gelap. Kali ini Liana benar-benar tidak bisa menahan rasa penasarannya, “Sepertinya dia beneran Merman ....”

Setelah kejadian lambai-melambaikemarin, hari ini Liana sangat tidak sabar menunggu sore tiba. Dari kaca jendela rumahnya terlihat langit mulai menguning tanda senja akan segera datang. Liana bergegas menuju balkon.

Ditempat biasa terlihat lelaki itu sudah berdiri menatap ke arah balkon rumahnya. Lelaki itu langsung melambaikan tangannya begitu melihat Liana muncul di balkon. Tidak mau buang waktu, ia bergegas menuju bibir pantai menemui lelaki itu.

Masih dengan napas terengah-engah, Liana mendekati lelaki itu yang sedang duduk termenung seperti biasa, matanya fokus menatap gumpalan ombak yang berkilau ke-emasan. “Hai?” sapa Liana. Lelaki itu menoleh dan tersenyum kepada Liana kemudian kembali fokus menatap ombak. “Aku Liana,” Liana menyodorkan tangannya, tapi lelaki itu diam saja tidak menggubrisnya. Ia kembali menoleh dan tersenyum kepada Liana kemudian kembali fokus menatap ombak.

Suasana tiba-tiba terasa sangat sepi, hanya deburan ombak dan semilir angin yang membuat tubuh Liana terasa semakin menggigil. Seperti lelaki itu, Liana akhirnya memilih hening, menikmati suara deburan ombak dan kemilau ombak.

Matahari menyisakan segaris warna merah menyala di horizon. Sebelum pergi, lelaki itu menatap lekat Liana. Sekali lagi dia tersenyum kemudian berlari mengejar ombak. Liana memperhatikannya dengan teliti. Jantungnya berdegup kencang, tidak sabar untuk melihat sebuah keajaiban. Merman, tokoh dalam buku dongeng yang selalu ia baca di masa kecilnya.

Lelaki itu berenang melawan arus ombak. Seketika tubuhnya hilang di telan buih. Tidak ada keajaiban mermanseperti yang di bayangkan Liana. Hanya kesunyian dan udara dingin yang terasa menusuk tulang.

Dengan kecewa Liana kembali kerumahnya. Hatinya masih belum terima dengan kejadian tadi. Bagaimana bisa laki-laki itu mengabaikannya dan bagaimana bisa dia menghilang begitu saja ke dasar laut.

“Reza, sosok laki-laki 23 tahun yang di duga hilang seminggu lalu di temukan tewas. Dari kesaksian warga sekitar pantai, jasad Reza di temukan terjepit diantara karang-karang oleh turis yang kebetulan hendak berfoto disana.” Suara seorang penyiar berita di TV mengalihkan pikiran Liana. Dan Liana tiba-tiba pingsan saat melihat slide photoyang di tayangkan acara berita itu mirip sekali dengan sosok lelaki yang baru saja ia temui.

Diubah oleh janahjoy35 10-11-2021 08:08