Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Banten Kulon
  • [COC Reg. Banten Kulon] Wisata Bersejarah, 3 Mercusuar Yang Ada di Tanjung Layar

istijabahAvatar border
TS
istijabah
[COC Reg. Banten Kulon] Wisata Bersejarah, 3 Mercusuar Yang Ada di Tanjung Layar


[COC Reg. Banten Kulon] Wisata Bersejarah, 3 Mercusuar Yang Ada di Tanjung Layar

Mengunjungi wisata bersejarah selalu akan menimbulkan banyak pertanyaan di benak kita. Namun, dengan begitu kita juga akan mengetahui banyak hal.

Tempat-tempat bersejarah selalu saja menarik untuk dikunjungi dan dipelajari, apalagi jika tempat bersejarah itu berada di alam terbuka nan elok mempesona.

Banten kulon mempunyai Cibom - Tanjung layarsebagai tempat wisata bersejarah seperti yang dijabarkan di atas. Tempat bersejarah itu adalah bekas penjajahan Belanda pada zaman dulu.

Pada tahun 1808 para penjajah Belanda menjadikan Cibom sebagai pelabuhan internasional untuk tempat bersandar kapal-kapal dagang milik mereka. Meskipun sekarang hanya tertinggal sisa-sisanya saja, tapi itu menjadi bukti sejarah keberadaan mereka.

Objek wisata Cibom - Tanjung layar ini memiliki jalur trail berbatu bekas bekas penjajahan Belanda dengan jarak sekitar 1,66km.

Sejarah mengenai Pantai Tanjung Layar ini telah diceritakan dalam babad Sunda serta legenda dongeng pesisir selatan. Berdasarkan cerita para leluhur terdahulu dan menurut dongeng, dua buah karang raksasa kawasan Tanjung Layar merupakan jelmaan dari dua buah kekuatan yang dijadikan layar kapal Sangkuriang guna berlayar mengarungi Samudra Selatan.

Ketika Sangkuriang hendak melangsungkan pernikahan bersama ibunya, Dayang Sumbi, pernikahan tersebut tidak mendapatkan izin dari sang Hyang Widi. Seketika Sangkuriang mengamuk seluruh peralatan kapal, tak terkecuali layarnya. Konon katanya Sangkuriang menendang layar tersebut hingga sebelah utara serta menjadi Gunung Tangkuban Perahu.

Sementara layar-layar yang berukuran besar terlempar sampai ke sisi selatan Pulau Jawa dan menjadi karang yang kuat serta tegar di pantai selatan Banten. Tepatnya saat ini berada di Desa Sawarna dalam Kecamatan Bayah.

Intinya, nama pantai Tanjung Layar ini berasal dari kisah tersebut serta gambaran dua buah batu karang raksasa yang berbentuk seperti layar kapal yang terkembang tersebut.

Cibom - Tanjung Layar memang memiliki kisah dan perjalanan yang sangat menarik untuk kita telusuri. Pada tahun 1808, Gubernur Jenderal Hindia Belanda membuat sebuah rencana untuk membangun sebuah pelabuhan laut di daerah Cibom. Dengan berat hati, Sultan Banten menyediakan para pekerja untuk membangun pelabuhan tersebut.

Akan tetapi, para pekerja banyak yang sakit serta menderita, bahkan di antara mereka banyak yang meninggal dunia. Sisa pekerja yang ada pun menjadi lemah, karena disebabkan uap beracun yang berasal dari lahan kerja baru. Kemudian, mereka memutuskan untuk melarikan diri ke daerah tersebut.

Hingga akhirnya pelabuhan itu, tidak pernah terselesaikan. Pada waktu itu juga, Tanjung Layar menjadi lokasi yang digunakan sebagai penjara dari bajak laut yang membantu Sultan. Dan pada saat itulah mercusuar pertama diperkirakan dibangun untuk pertama kalinya.


Pada Tanjung Layar terdapat bangunan mercusuar yang mewakili suatu periode sangat penting dalam sejarah maritim Indonesia serta sejarah kolonial. Pada zaman dulu, mercusuar di lokasi tersebut, dijadikan "Ujung Pertama" mengingat letak geografisnya yang sangat strategis. Kemudian digunakan sebagai petunjuk arah bagi kapal-kapal yang melintasi Selat Sunda. Tidak hanya terdapat satu mercusuar saja, melainkan tiga mercusuar yang dapat kita temukan dan inilah tiga mercusuar tersebut:

Mercusuar Pertama

[COC Reg. Banten Kulon] Wisata Bersejarah, 3 Mercusuar Yang Ada di Tanjung Layar


Mercusuar pertama ini diduga dibangun pada awal tahun 1800. Sebagian dari fisik bangunan tersebut terbuat dari batu asli. Pada tahun 1880, bagian atas mercusuar ini mengalami kerusakan yang cukup parah karena akibat gempa bumi.


Mercusuar pertama ini runtuh setelah letusan Gunung Krakatau tahun 1883 serta pada bagian dasarnya yang bundar saat ini menjadi tempat tangki air besar. Sisa-sisa tangga batu yang melingkar bisa pengunjung dilihat di kompleks bawah.


Mercusuar Kedua

[COC Reg. Banten Kulon] Wisata Bersejarah, 3 Mercusuar Yang Ada di Tanjung Layar

Ketika masa pembangunan mercusuar kedua ini, terbuat dari konstruksi baja yang lengkap dengan sebuah lampu gas. Mercusuar kedua ini memiliki ketinggian hingga mencapai 25 meter.


Mercusuar Ketiga

[COC Reg. Banten Kulon] Wisata Bersejarah, 3 Mercusuar Yang Ada di Tanjung Layar

Mercusuar ketiga yang ada saat ini dibangun pada tahun 1972. Memiliki lokasi 500 meter sisi timur Tanjung Layar dari mercusuar yang lama dengan ketinggian 40 meter ataupun setara 65 meter di atas permukaan air laut. Lampu yang ada pada mercusuar ketiga ini dapat kita lihat dari jarak kurang lebih 25 mil laut. Di seberang Selat Sunda di Pantai Sumatera, terdapat juga sebuah mercusuar yaitu mercusuar Blimbing (Vlakke Hocke) yang memiliki jarak 110 km.

Bagaimana agan dan sista menarik bukan tempat bersejarah ini? Jika biasanya kita hanya menemukan satu mercusuar di satu tempat bersejarah, tapi di Tanjung Layar ini kita bisa menemukan 3 sekaligus.

Tingginya mercusuar bagiku selalu menjadi tantangan untuk menaklukkannya. Meski kadang kondisi kaki gak memungkinkan, tapi itu kalau mercusuarnya boleh dinaiki, sih. Kalau gak ya gak memaksa naik, karena di setiap larangan pasti ada hal gak baik yang akan mengintai kita.

Oke, sampai di sini dulu semoga bermanfaat dan terima kasih :terimakasih

Referensi dan sumber gambar: di sini



Diubah oleh istijabah 01-02-2021 23:14
0
232
0
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Banten Kulon
Banten KulonKASKUS Official
356Thread236Anggota
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.