lugyAvatar border
TS
lugy
Palembang NOW: JEMBATAN MUSI VI BEROPERASI
Sungai Musi. Siapa yang tak pernah mendengar namanya? Sungai sepanjang 750 km, mengalir jauh dari Bukit Barisan di pedalaman Sumatera hingga bermuara ke Selat Bangka. Pada perjalanannya sungai ini mengalir membelah kota Palembang, kota dengan luas 400,61 km2 dan dihuni 1,8 juta penduduk (sensus 2019), menjadi dua wilayah: Seberang Ilir di utara, dan Seberang Ulu di selatan.  Sungai Musi sejak lama telah menjadi nadi perekonomian. Majunya pelabuhan Kerajaan Sriwijaya ditopang Sungai Musi. Dan hingga kini, Sungai Musi tetap digunakan sebagai prasarana perdagangan dan transportasi. Suatu hal yang biasa melihat tongkang-tongkang batubara hilir mudik di bawah jembatan Ampera. Pun dermaga pasar 16 pun tak pernah sepi dari para kuli panggul yang dengan lincahnya meniti papan yang lebarnya tidak lebih dari 30 cm sambil memanggul barang-barang yang beratnya buseetttt.





Sejak Jembatan Ampera diresmikan pada 30 September 1965 oleh Letjen Ahmad Yani, praktis roda perekonomian dan mobilitas penduduk Seberang Ulu dan Seberang Ilir berputar cepat. Penduduk yang selama ini mesti menaiki perahu kecil untuk menyeberang sungai sekarang tinggal melintasi jembatan. Tambahan info, saat didirikan, jembatan Ampera adalah jembatan terpanjang di Asia Tenggara lho. Bagi warga Seberang Ulu, Jembatan Ampera layaknya matahari terbit, secercah harapan bagi mereka untuk mengejar ketertinggalan.


Jembatan Ampera tempo doeloe


Sebelum dibukanya Jembatan Musi IV pada 3 Januari 2019, Jembatan Ampera beroperasi sendirian melayani hiruk pikuknya kota ini. Jembatan Ampera menjadi saksi bisu perkembangan kota ini. Seiring berjalannya waktu, beban berlebih lama-kelamaan menjadi makanan sehari-hari. Traffic di atas jembatan sudah sampai pada tahap ‘padat merayap’. Macet menunggu waktu. Belum lagi berulang kali kecelakaan tongkang nyenggol atau nabrak pondasi jembatan. Sampai kemudian muncul jargon ‘untung ini buatan Jepang, kalo tidak pasti sudah lama roboh’.

Dari situ muncullah pemikiran bahwa dibutuhkan lebih dari satu jembatan untuk menyokong kehidupan kota ini.  Dan setelah sekian lama, dibangunlah jembatan Musi IV di timur Ampera, dan Musi VI di sebelah baratnya.


Jembatan Ampera ditemani Musi IV di barat dan Musi VI di timur


Yeeyyy… Setelah sekian lama ditunggu akhirnya Jembatan Musi VI dioperasikan 6 Januari 2021 tadi. Sebenarnya jembatan ini sudah diresmikan 30 Desember 2020 lalu, namun ditutup kembali karena masih ada finishing yang harus dikerjakan dan untuk mengantisipasi penumpukan massa di malam pergantian tahun.

Jembatan Musi 6 dibangun sejak tahun 2015, memakan biaya total hampir 548 miliar rupiah, yang terbagi: pencairan tahap pertama sebesar 334 miliar, pencairan tahap kedua sebesar 135 miliar, dan tahap ketiga sebesar 78 miliar. Jembatan ini awalnya direncanakan selesai pada pelaksanaan Asian Games 2018, namun mundur hingga akhir 2020.

Jembatan Musi VI memiliki panjang 925 meter, lebar 11,5 meter dengan dua ruas jalan dan trotoar selebar 1,5 meter. Jembatan dengan rentangan 200 meter ini juga memiliki ruang vertikal 13 meter, sdikit lebih tinggi dibanding Jembatan Ampera (11 meter).


The giant arch: begitu megah, begitu gagah



Jembatan ini didesain bukan hanya sebagai penghubung, tetapi juga mengedepankan unsur estetikanya. Dengan lengkungan raksasanya, ditambah 1327 lampu LED yang menghiasinya, jembatan ini sukses mengundang warga Palembang untuk datang. Tanpa mempedulikan terpaan ‘angin sungai’ yang lumayan kencang, dari sore hingga malam, tak sedikit yang muda-mudi yang datang lalu parkir di atas jembatan. Bahkan beberapa pedagang cukup nekat menjajakan dagangannya sampai ke atas jembatan. Gulali, harum manis, pempek, sampai rokok.

Spoiler for Nite view:


 

Spoiler for Nite look of Musi VI:


Khusus rokok, sebenarnya aku sudah cukup lama istirahat. Tapi di sana nda sengaja aku liat orang menjajakan Esse. Beberapa kali aku liat iklannya di tv, baru kali ini aku liat bungkusnya langsung. Di situ tertulis cukai Rp27.200,00 untuk Esse honey pop dengan kandungan 15 mg tar dan 0,8 mg nikotin. Menariknya, sebungkus ditawarkan Rp24.500,00. Hmm… cukup menggoda bukan? Untuk rasa, baru kali ini aku nemuin rokok dengan aroma madu. Dan yang lebih unik, adanya ‘caramel capsule’ di bagian filternya. Tinggal pilih pencet atau nda. Jeng jeng jeeeng rasanya langsung … Dah ah, nanti mala jadi promosi rokok wkwkwk


Sunset euy!! emoticon-Wow



Jika kemudian ditambah pemandangan sunset, Jembatan Ampera di kejauhan, dan bulan yang mulai beranjak naik? Syahdu gansis. Nikmat mana lagi yang kau dustakan, kawan.


emoticon-Malu


mang.tapAvatar border
Yuhuuu86Avatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.1K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.