Toleransi dalam bahasa,bisa di maknai dengan sikap sabar dan menahan diri dari perbedaan.
Tentu kita harus mengukur toleransi dengan nilai kewajaran batas manusia hidup berdampingan.
Lawan dari semangat toleransi adalah intoleransi.
Sebuah sikap yang menolak atau tidak mampu menerima perbedaan yang ada di sekitarnya.

Banyak faktor yang mengakibat satu orang atau sekelompok orang bersikap intoleransi.
Kali ini ane ingin menampilkan dua faktor secara kejiwaan saja yang menyebabkan adanya sikap Intoleransi.

SUPERIOR.


Perasaan superior bisa di simpulkan adalah sebuah sikap sombong dengan apa yang di miliki,entah itu harta benda,faktor keturunan generasi keluarga terpandang ataupun nilai keimanan terhadap Tuhan(agama).

Dengan sikap tersebut,maka terciptalah pengkotakan di sebuah masyarakat.
Karena mereka yang merasa dirinya lebih tinggi kelasnya hanya akan bergaul dengan orang-orang yang menurutnya setatar dengannya atau memaksa orang orang bersikap seperti dia sebagai perlambang kebesaran.
Alhasil yang di dapatkan dengan hal tersebut adalah perpecahan golongan di masyarakat.
Sikap superior tersebut berdasarkan sejarah masa lalu pun hanyalah menciptakan kerusakan dan kegagalan.

Contohnya Adolf Hitler yang merasa diri dan bangsanya adalah sebuah suku bangsa terunggul di seluruh dunia.
Namun apa yang di dapatnya hanyalah kegagalan dan penderitaan di akhir perjalanannya.
Memang sempat merasakan manisnya akan sikap superiornya namun akhirnya kelompoknya terbuang dari bangsanya sendiri.

Ini sejarah yang berbicara bahwa banyak manusia yang merasa dirinya superior alias sombong berakhir dengan tragis.
Merasa golongannya paling hebat,paling pintar dan mungkin paling mulia.
Lupa bahwa dia hanya manusia bukan malaikat bahkan Tuhan.
Manusia punya batasan yang telah di takdirkan,betapa pintar,kuat dan berbuat baik sekalipun,suatu saat akan bertemu titik batas yang tidak akan mampu di lewati.
Manusia tidak bisa hidup sendirian.
Manusia akan selalu bergantung dengan manusia lainnya.
Seorang ahli bedah tidak mungkin bisa membedah dirinya sendiri.
Ahli padahal ini orang,sudah belajar dan praktek puluhan tahun.

Manusia itu tidak ada yang sempurna walaupun sepintar apapun ataupun sekuat apapun.
Lalu mengapa dirimu harus sombong dan merasa kaum unggulan.
Selalu ada kekurangan yang menyertai di setiap diri manusia itu sendiri.
Yang menurutmu benar belum tentu menjadi kebenaran bagi orang lain.

KETAKUTAN


Disini ane mengambil ketakutan yang mengakibatkan perasaan rendah diri atau cemas berlebihan.
Istilah anak mudanya "parnoan" alias di bayangi kecemasan.
Entah cemas di tinggalkan orang banyak atau cemas merasa diri yang terbaik namun tidak mendapat pengakuan dari orang banyak.
Lagi-lagi sikap seperti ini berujung dengan penderitaan.

Orang yang dilanda ketakutan justru sering melakukan perbuatan yang otoriter atau memaksakan kehendaknya.
Karena perasaan takut merasa akan menjadi golongan minoritas nantinya karena mulai di tinggalkan atau ketakutan tidak bisa merasa superior lagi bagi golongan lain.

Akibat rasa superior dan ketakutan hal-hal tertentu jelas membuat kita lebih memilih adu jotos di banding merangkul.
Lebih terlihat pemarah dibanding ramah.
Lalu berharap kebaikan....
Ane cukup tersenyum geli bahwa dengan adu jotos bisa membawa persatuan dalam kedamaian.

Dengan sikap toleransi maka kita akan memperbanyak kawan.
Dengan sikap intoleransi maka kita akan memperbanyak musuh.
Sudah jelas manfaatnya kan dan sudah jelas akibatnya dari toleransi dan intoleransi.


Tuhan menciptakan banyak perbedaan dan pasti ada maknanya.
Tuhan itu maha adil dan maha bijaksana.
Setiap keputusan dan perbuatan yang Tuhan lakukan pasti ada nilai kebaikan bagi ciptaannya.