Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Education
  • [COC Edu] Belajar Daring Selama Pandemi, Metode Belajar Yang Wajib Melek Teknologi

senjakita09Avatar border
TS
senjakita09
[COC Edu] Belajar Daring Selama Pandemi, Metode Belajar Yang Wajib Melek Teknologi

Tahun 2020 berjalan sudah 12 bulan, kini kita memasuki tahun baru yaitu 2021. Siapa yang tahu kemana jalannya perubahan pada bumi ini? Ia bisa berubah adakalanya senang adakalanya sedih. Semua penduduk dunia tahu bahwa akhir tahun 2019, China tepatnya provinsi Wuhan telah mewabah suatu penyakit yang disebar oleh virus. Virus yang menyerang tubuh manusia bernama nCov-19 telah membuat dunia heboh. Bagaimana tidak? Penyebaran penyakit ini melesat hingga negara-negara lainnya.

Indonesia negara yang berada di garis khatulistiwa (garis equator) ini memiliki posisi yang sangat strategis. Pendatang dan wisatawan luar negeri berkunjung ke Indonesia, pun sama dengan masyarakat Indonesia yang doyan jalan-jalan ke luar negeri. Kasus Covid-19 pertama di Indonesia terkonfirmasi bulan Maret. Maka berubahlah tatanan kehidupan di Indonesia, mulai dari aktivitas pekerjaan (kantor), dunia sekolah (pendidikan), usaha, perjalanan, dan lainnya termasuk investor yang batal berinvestasi akibat wabah. Semua lini terkena dampak dari pandemi ini yang membuat banyak orang harus berdiam diri di rumah, mengurangi aktivitas diluar, dan menerapkan protokol kesehatan.

Kegiatan belajar-mengajar yang seharusnya rutin dilakukan mulai dari hari senin hingga sabtu terhenti. Pemerintah mengeluarkan peraturan untuk mengadakan kelas di rumah secara daring (online). Orang tua harus berperan dalam aktivitas belajar ini karena pengajaran secara daring harus menggunakan koneksi internet yang stabil, smartphone, tabatau laptop dan guru (dosen) yang bertatap muka dengan murid (mahasiswa). Kegiatan belajar seperti ini baru pertama kali dilakukan sebab menghindari kerumunan orang dan menjaga jarak. Lalu, 'belajar online' menjadi tidak asing di telinga kita.

Beberapa orang tua mengeluhkan metode belajar seperti ini sebab mereka harus berada disamping anak mereka untuk mendampingi, sedangkan rutinitas lain telah menunggu. Guru pun merasa kurang puas karena beberapa kendala seperti sinyal yang kurang bagus, penyampaian kurang baik akibat tidak bertatap muka langsung dan kurang mampu mengawasi pekerjaan anak. Tugas-tugas atau pekerjaan rumah (PR) dikerjakan oleh anak tanpa pengawasan langsung dari guru. Waktu pengumpulan tugas yang tertunda atau terlambat. Anak yang kurang paham dan mengerti tentang penjelasan guru. Guru harus ekstra sabar dalam menghadapi anak-anak yang bertanya berulang-ulang di grup chatkelas. Saudara sepupu TS seorang guru SD dan juga wali kelas. Aktivitasnya kini sangat akrab dengan laptop dan gadget. Jika ditanya sedang apa di pagi hari, jawabnya "Ngajar, dek." Jika ditanya sedang apa di malam hari, jawabnya "Ngoreksi, dek." Itu di hari kerja (senin-jum'at). Hehe. Minggu pun bersiap memberikan pengumuman untuk hari senin esok. Dalam seminggu, guru diberikan jadwal piket ke sekolah 2-3 kali seminggu, bertemu murid sebentar. Menerima buku PR siswa dengan tetap memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Mahasiswa yang seperti biasa duduk di bangku kuliah, mendengarkan dosen menyampaikan materi, berdiskusi tentang topik tertentu, presentasi di depan kelas atau nongkrong di kantin kampus pun kini tidak terlihat lagi batang hidungnya. Bukan, bukan. Bukan karena mereka malu atau ga punya duit buat nongki. emoticon-Big Grinemoticon-Big Grin Masalahnya karena aktivitas belajar-mengajar di kampus dihentikan sementara sampai waktu yang tidak ditentukan. Dosen work from home(WFH) dan melakukan aktivitas secara online melalui zoom, google meet, google classroom atau siaran langsung di instagram untuk memberikan dan menyampaikan materi kuliah sesuai kurikulum di semester itu. Mahasiswa kini di rumah aja, selalu sedia kuota, smartphone atau laptop, headset dan seperangkat alat tulis. Mereka kini beraktivitas tidak jauh dari rumah. Adik TS bercerita, bahkan ada 1 orang temannya yang balik kampung dan demi nge-zoom rela naik pohon dan naik rumah orang, sangking sulitnya akses internet disana. Karena selalu kesulitan dan dicari-cari dosen "si A" jarang bagus sinyalnya lalu ia memutuskan kembali ke kosan. emoticon-I Love Indonesia (S) Salut dah ama perjuangannya! emoticon-I Love Indonesia (S)

Sebagai mahasiswa semester lima, adik TS selalu berada di kamar dengan laptopdan handphone nya untuk kuliah. Jadwal pun berubah. Jadwal mata kuliah yang seharusnya offline berubah menjadi online, mengikuti waktu dosen wfh. Jika dosen meminta kelas pagi, maka kelas pagi. Jika sore, maka sore. Terkadang malam pun, masih nge-zoom. Belum webinar-webinar yang wajib diikuti, sometimes adik TS sampai tertidur kelelahan mendengarkan zoom.emoticon-Ngakak (S)Beruntungnya sebelum pandemi, wifi udah dipasang dan doi ga pusing mikirin ngisi kuota. 

Dibalik itu semua, ada rasa tersendiri bagi guru, dosen, siswa dan mahasiswa belajar daring. Para orang tua, guru dan dosen memiliki banyak waktu luang sebab tidak perlu menghabiskan waktu di perjalanan pulang-pergi ke sekolah dan kampus. Mama muda alias bu ibu dan bapak dilatih kesabaran ekstra dalam mendampingi anak sekolah online. Mindset lebih terbuka bahwa menjadi guru di sekolah dan menghadapi puluhan siswa dengan berbagai karakter tidaklah mudah. Di lain sisi, orang tua, guru dan dosen bisa lebih dekat dengan keluarga, menghabiskan waktu bersama dan mengurangi aktivitas diluar rumah. Mereka pun kebanyakan mengisi waktu dengan melakukan hobi mereka masing-masing, seperti memasak, merajut dan bertanam. Naiknya pamor tanaman aglonema, keladi dan janda bolong di masa pandemi ini akibat ibu-ibu noh, katanya #MumpungDiRumahAja. Bahkan sangking banyak koleksi tanaman, bisa dijual dan dijadikan cuan. emoticon-Betty (S) 


Siswa dan mahasiswa merasakan sensasi yang berbeda pada masa pandemi ini. Mereka lebih melek dan sadar dalam menggunakan teknologi. Bisa berkomunikasi dengan baik karena sering chat(ngobrol) via hp. Siswa-siswa SD, SMP dan SMA diajarkan untuk bisa menerapkan komunikasi yang sopan melalui ketikan obrolan di grup Whatsapp, voice note (VN) dan sering membaca update status guru tentang pengumuman sekolah. Mereka bisa berinovasi dan berkreasi untuk membuat tugas yang lebih kreatif. Mampu menghemat uang jajan dan bisa menabung. Bahkan ada yang berpenghasilan lebih dari usaha dan jualan barang-barang yang dibutuhkan selama pandemi, seperti masker, handsanitizer, vitamin, connector masker, jualan bibit tanaman, jualan makanan yang hobi masak, dan yang lainnya. 

Quote:



Sumber gambar :
Le Stary
foto pribadi
Diubah oleh senjakita09 23-01-2021 13:12
Airin2020Avatar border
lsenseyelAvatar border
jokoariyantoAvatar border
jokoariyanto dan 4 lainnya memberi reputasi
5
490
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Education
EducationKASKUS Official
22.5KThread13.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.