Genggam tanganku.
Jika kini hatimu sudah lama mati, hidup hanyalah sekedar hidup.
Genggam tanganku saja.
Entah kamu membutuhkannya atau tidak. Genggam saja.
Luka hidup yang kamu pikul sendiri tidak sebanding dengan dunia yang ku tanggung.
Meski keras hati memilih untuk tetap diam dan tersenyum simpul. Genggam saja tanganku.
Dianggap ada atau tiada itu adalah pilihanku untuk menemanimu, menjalani hidup yang sekedar hidup. Terpenting tetaplah disampingku.
Kamu bisa bahkan mampu untuk sendiri setelah ini. Tapi tidak untukku.
Aku pernah meminta Tuhan, saat rasa itu kosong. Jika kamu terbaik untukku tunjukkan. Saat pagi, kau tau? Tuhan menjawab pintaku. Kamu lah yang terbaik. Sampai detik ini, aku tetap bangga padamu. Hidupmu yang aku hanya bisa berdoa, Tuhan jadikan aku seseorang yang tetap berada disampingnya. Dibutuhkan atau tidak, aku hanya ingin tetap bersamamu. Bersemi atau mati, tetap gengam tanganku. Aku tau ini tidak mudah. Tapi saat kamu mengiyakan pintaku kala itu. Aku percaya, rencana Tuhan itu baik. Teruntuk kamu. Genggam tanganku. Maafkan aku terlambat menyadari rasa. Tapi berjanjilah, tetap genggam tanganku.