- Beranda
- Stories from the Heart
Perkenalan Singkat : Cukuplah Sekedar Teman
...
TS
senjakita09
Perkenalan Singkat : Cukuplah Sekedar Teman
Sabtu minggu yang lalu Diandra merasa tak sudi! Mau muntah dengan sikapnya, marah-marah emosi tidak karuan. Mau ninggalin karena tingkah lakunya. Dia lelaki yang suka berbohong, menutup-nutupi sesuatu.
Hati manusia sungguh mudah dibolak-balik. Itu kenyataannya.
Hari ini Diandra merindukannya, nekat ke KM 12 sono padahal ga tau itu daerah mana tepatnya. Ga pernah nyetir sendiri ke arah yang macetnya minta ampun. Banyak mobil besar, bus lintas Sumatra, tronton dan mobil truk. Tadinya berpikir, "Cus dulu, ketemu atau gaknya masalah nanti, yang penting usaha". Dijalan Diandra berdoa kepada Allah, kalo memang Engkau takdirkan kami untuk bertemu, temukanlah ya Allah. Pinta Diandra dalam hati.
Dijalan lelaki itu nelpon-nelpon. Mana pernah Diandra nyetir sendiri, angkat telpon sendiri. Menjawab dan bicara, tangan kiri pedal gigi, tangan kanan pegang hp. Tukeran dengan pegang stir, pasang lampu sen. Kaki gas, kopling, rem. Alhamdulillah aman. Lalu lelaki itu Video Call, mana pernah Diandra angkat pake tangan sendiri selama ini orang yang pencet dan pegangi hape. Multitasking when driving Diandra mulai bisa, berkat lelaki ini.
Sampe mau nyerah dijalan KM 10-11 lelaki itu nelpon, "Masih lamo dak? Aku la ditunggu ini. Orang nak bejalan, nak ngisi banyu."
"Wait, 5 minutes again". Sahut Diandra. Ia ngebut. Mata fokus ke jalan. Sebab Diandra tak mau dia mengecewakan dan dimarahi orang gara-gara ia. Jadilah Diandra akhirnya berkata "Yo bejalanlah dak apo. Pegilah dak apo. Paling aku muter balek."
Katanya, "Kalo udah deket ditunggui ini." Langsung cepet-cepet jawab, "Iyo denget lg".
Maps bunyi, sudah lewat KM 12, "Your destination is on the left".
Alhamdulillah bentar lagi sampe ucap Diandra dalam hati. Lihat dari jauh mobil orange, tapi Diandra masuk halaman RS Sukajadi karena 1 panggilan tidak terjawab dari saudara perempuannya. Telepon Diandra berdering lagi, lalu diangkat dan meminta menunggu sebentar karena lelaki ini juga buru-buru.
Akhirnya Diandra dan lelaki ini berbincang-bincang didalam mobil. Diandra mengenal lelaki ini sekitar 3 minggu yang lalu, dikenalkan oleh saudara perempuannya. Lelaki ini datang, berkenalan dan menyukai Diandra. Lelaki ini baik dan perhatian, Diandra pun perlahan suka, lalu merindu sebab mereka tidak tinggal dalam kota yang sama. Bertemu jika lelaki ini sedang ada keperluan di kota Diandra. Menyempatkan saling memberi kabar lewat hp. Lalu mereka berdua menelpon abang Toni, teman mereka berdua.
Diandra berterima kasih sudah menyempatkan waktu untuk bertemu. Kerinduan dirinya terobati meski bertemu sebentar sekitar 20 menit. Lalu berpisah dengan kesibukan masing-masing.
Mereka berlalu saling membelakangi, menuju arah tujuan masing-masing. Lelaki itu memakai kacamata hitam sebab silau langit sore. Detik itu, langit membentangkan senyuman indah jingga mempesona. Menemani perjalanan Diandra dan Dinata menuju rumah. Diandra bergumam, "See you when wearing uniform heroes is more than cool in the photos". Xixixi.
---
Wanita mengapa mudah sekali memaafkan, Dinata berbohong soal statusnya. Lelaki itu berkata ia sudah putus dengan pacarnya. Tetapi, belum atau tidak. Dua hari Diandra menimbang, berpikir dan harus mengambil keputusan. Ini pilihan. Soal mau diduakan jika tetap bertahan atau pergi berlari dari lelaki ini.
Tidak. Diandra adalah wanita cerdas, mandiri dan matang untuk kebaikan dirinya. Maka, ia memutuskan bahwa lelaki ini cukuplah menjadi teman, bukan pacar, apalagi selingkuhan lelaki itu. Diandra tidak ingin menjadi orang ketiga dalam hubungan Dinata dan pacarnya. Meski begitu, Diandra belajar dari sini.
Hati manusia sungguh mudah dibolak-balik. Itu kenyataannya.
Hari ini Diandra merindukannya, nekat ke KM 12 sono padahal ga tau itu daerah mana tepatnya. Ga pernah nyetir sendiri ke arah yang macetnya minta ampun. Banyak mobil besar, bus lintas Sumatra, tronton dan mobil truk. Tadinya berpikir, "Cus dulu, ketemu atau gaknya masalah nanti, yang penting usaha". Dijalan Diandra berdoa kepada Allah, kalo memang Engkau takdirkan kami untuk bertemu, temukanlah ya Allah. Pinta Diandra dalam hati.
Dijalan lelaki itu nelpon-nelpon. Mana pernah Diandra nyetir sendiri, angkat telpon sendiri. Menjawab dan bicara, tangan kiri pedal gigi, tangan kanan pegang hp. Tukeran dengan pegang stir, pasang lampu sen. Kaki gas, kopling, rem. Alhamdulillah aman. Lalu lelaki itu Video Call, mana pernah Diandra angkat pake tangan sendiri selama ini orang yang pencet dan pegangi hape. Multitasking when driving Diandra mulai bisa, berkat lelaki ini.
Sampe mau nyerah dijalan KM 10-11 lelaki itu nelpon, "Masih lamo dak? Aku la ditunggu ini. Orang nak bejalan, nak ngisi banyu."
"Wait, 5 minutes again". Sahut Diandra. Ia ngebut. Mata fokus ke jalan. Sebab Diandra tak mau dia mengecewakan dan dimarahi orang gara-gara ia. Jadilah Diandra akhirnya berkata "Yo bejalanlah dak apo. Pegilah dak apo. Paling aku muter balek."
Katanya, "Kalo udah deket ditunggui ini." Langsung cepet-cepet jawab, "Iyo denget lg".
Maps bunyi, sudah lewat KM 12, "Your destination is on the left".
Alhamdulillah bentar lagi sampe ucap Diandra dalam hati. Lihat dari jauh mobil orange, tapi Diandra masuk halaman RS Sukajadi karena 1 panggilan tidak terjawab dari saudara perempuannya. Telepon Diandra berdering lagi, lalu diangkat dan meminta menunggu sebentar karena lelaki ini juga buru-buru.
Akhirnya Diandra dan lelaki ini berbincang-bincang didalam mobil. Diandra mengenal lelaki ini sekitar 3 minggu yang lalu, dikenalkan oleh saudara perempuannya. Lelaki ini datang, berkenalan dan menyukai Diandra. Lelaki ini baik dan perhatian, Diandra pun perlahan suka, lalu merindu sebab mereka tidak tinggal dalam kota yang sama. Bertemu jika lelaki ini sedang ada keperluan di kota Diandra. Menyempatkan saling memberi kabar lewat hp. Lalu mereka berdua menelpon abang Toni, teman mereka berdua.
Diandra berterima kasih sudah menyempatkan waktu untuk bertemu. Kerinduan dirinya terobati meski bertemu sebentar sekitar 20 menit. Lalu berpisah dengan kesibukan masing-masing.
Mereka berlalu saling membelakangi, menuju arah tujuan masing-masing. Lelaki itu memakai kacamata hitam sebab silau langit sore. Detik itu, langit membentangkan senyuman indah jingga mempesona. Menemani perjalanan Diandra dan Dinata menuju rumah. Diandra bergumam, "See you when wearing uniform heroes is more than cool in the photos". Xixixi.
---
Wanita mengapa mudah sekali memaafkan, Dinata berbohong soal statusnya. Lelaki itu berkata ia sudah putus dengan pacarnya. Tetapi, belum atau tidak. Dua hari Diandra menimbang, berpikir dan harus mengambil keputusan. Ini pilihan. Soal mau diduakan jika tetap bertahan atau pergi berlari dari lelaki ini.
Tidak. Diandra adalah wanita cerdas, mandiri dan matang untuk kebaikan dirinya. Maka, ia memutuskan bahwa lelaki ini cukuplah menjadi teman, bukan pacar, apalagi selingkuhan lelaki itu. Diandra tidak ingin menjadi orang ketiga dalam hubungan Dinata dan pacarnya. Meski begitu, Diandra belajar dari sini.
Sumber foto : pribadi
Diubah oleh senjakita09 22-01-2021 11:49
lsenseyel dan 2 lainnya memberi reputasi
1
588
3
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.5KThread•41.6KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru