Pray for Indonesia, tanah airku di awal tahun 2021 sudah digoyang berbagai bencana. Sulawesi, Kalimantan, Jawa sedang berduka banjir, tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus, kecelakaan besar dari yang di darat hingga di udara saling bersahutan menghantam Indonesia.

Pernahkah kalian berfikir sejenak kenapa bencana ini bisa timbul secara serentak?



Bahkan banyak panutan-panutan umat yang membawa kesejukan dan kedamaian di Indonesia di panggil menuju alam akhirat, disisakanlah panutan-panutan yang tak layak untuk ditiru, yang selalu menyulut permusuhan, selalu membuat rusuh hingga menimbulkan rasa tak nyaman di masyarakat.

Bau amis kematian terus di perlihatkan belum usai bencana corona, belum usai cerita rakyat yang kehilangan pekerjaan, belum reda tangis para pengungsi, namun berkali-kali duka itu diperlihatkan kepada masyarakat Indonesia.



Kematian yang ternyata sangat dekat di depan mata, terlihat sangat nyata. Tapi bukan digunakan untuk berfikir bahwa hidup itu harus diselimuti kebaikan ini malah sebaliknya, rakus dan tamak yang diperlihatkan.

Dana bansos pun menjadi bisnis yang menggiurkan, pejabat dari mereka yang ada di istana hingga yang ada di pelosok kampung ramai-ramai jadi tukang sunat.



Bahkan bantuan kemanusiaan korban gempa juga dihentikan oleh rakyat yang rakus, mereka memikirkan kepentingan pribadi, mementingkan perut sendiri dan keluarganya. Persetan dengan mereka yang mati, yang penting diri sendiri aman, nyaman dan tentram.

Hmmm, menarik sekali melihat pola yang sangat jelas arahnya kemana. Ketika bencana corona membuat satu generasi diguncang kebodohan karena tak sekolah secara normal, dengan adanya kabar duka dari banyaknya orang yang pintar dalam ilmu dan amal yang pergi menuju ke sisi Tuhan, ditambah lagi dengan bencana seperti tak pernah reda, lalu diperlihatkanlah masyarakat dari hulu hingga hilir banyak yang tamak dan serakah.



Apakah ini menjadi tanda-tanda bahwa kehancuran manusia sudah semakin dekat, periode akhir zaman yang sering kita pelajari satu persatu mulai terbukti?

Masihkah terdiam dengan berita-berita yang silih berganti seolah ingin memperlihatkan bahwa masa ini, akhir zaman akan tiba.






Apa pendapatmu gansis, masihkan kita sibuk bertanya pada rumput yang bergoyang?

Pada dasarnya yang merusak alam hingga banyak terjadi bencana adalah manusianya itu sendiri, alam di hancurkan dengan banyaknya hutan yang dibabat tanpa berfikir apa dampaknya banjir dan tanah longsor itu pasti terjadi.

Lingkaran gunung api, ring of fire membuat gejolak gempa dan gunung meletus memang pasti akan terus terjadi untuk menciptakan alam yang subur dan dinamis.

Kecelakaan terjadi karena lalai dalam berkendara baik udara, darat, laut dan kematian jelas akhir dari semua manusia yang ada dibumi. Mau itu diam dirumah atau diluar rumah, akhir zaman memang sudah terlihat tandanya tapi kiamat besar tak ada yang bisa prediksi karena semua orang yang sanggup meramal dan menghitung kapan datangnya biasanya itu adalah penipu untuk mencari kenikmatan hidup dari mereka yang percaya tentang hal tak kasat mata.

See u next thread.







"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2020
referensi : klik
Pic : google