Mamuju- Petugas masih terus melakukan pencarian dan penyelamatan korban
gempa bumi di Majene, Sulawesi Barat (Sulbar). Informasi terakhir, dilaporkan ada 35 orang yang tewas akibat peristiwa tersebut.
Selain itu, dilaporkan ada 637 orang luka-luka dan 15 ribu orang mengungsi akibat gempa magnitudo (M) 6,2 yang terjadi pada dini hari tadi. Sementara itu, di Kabupaten Mamuju, rumah sakit dan kantor Gubernur Sulbar mengalami rusak berat.
Gempa bumi tektonik ini terjadi pada Jumat (15/1) pukul 01.28 WIB atau pukul 02.28
Wita. Episentrum gempa di Majene terletak pada koordinat 2,98 LS dan 118,94 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 6 kilometer arah timur laut dari Majene pada kedalaman 10 km
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (
thrust fault)," ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (15/1).
Berikut fakta terkini dampak gempa di Majene dan Mamuju:
1. Data Sementara: 35 Orang Meninggal, 15 Ribu Mengungsi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Barat (Sulbar) memperbarui data korban meninggal dunia akibat gempa magnitudo (M) 6,2 di Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar). Hingga kini total korban meninggal dunia menjadi 35 orang.
"Korban jiwa hingga saat ini untuk seluruh Sulawesi Barat (Sulbar) itu dari wilayah Majene dan Mamuju 35 meninggal dunia," ujar Kepala BPBD Sulbar Darno Majid kepada
detikcom, Jumat (15/1/2021).
Darno mengatakan korban jiwa saat ini terdata masih dari wilayah Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene.
"Rinciannya 9 meninggal di Majene, 26 di Mamuju," katanya.
Menurut Darno, tim gabungan dari Basarnas, BPBD, hingga TNI-Polri hingga saat ini masih terus mengevakuasi korban yang terjebak di reruntuhan bangunan.
"Nanti akan saya
update lagi perkembangan terbarunya," tuturnya.
Sementara itu, BNPB melaporkan, hingga saat ini ada 637 orang yang mengalami luka-luka akibat gempa.
Data dari BNPB juga menyebutkan, hingga saat ini ada sekitar 15 ribu orang yang mengungsi di 10 titik pengungsian, yakni Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, dan Desa Limbua di Kecamatan Ulumanda, Kecamatan Malunda, dan Kecamatan Sendana.
2. Kantor Gubernur Sulbar-RS di Mamuju Rusak Berat
Sejumlah fasilitas umum mengalami rusak berat akibat gempa. Bukan hanya kantor Gubernur Sulbar dan rumah sakit, akses jalan ke Majene dan Mamuju juga dikabarkan terputus.
"Kerugian materiil Kabupaten Mamuju. Hotel Maleo (rusak berat), kantor Gubernur Sulbar (rusak berat), rumah warga rusak (masih pendataan), RSUD Mamuju (rusak berat), 1 minimarket (rusak berat), jaringan listrik padam, komunikasi selular terputus-putus/tidak stabil," jelas laporan BNPB.
"Kabupaten Majene. Longsor tiga titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju (akses jalan terputus), 300 unit rumah rusak (masih pendataan), 1 unit puskesmas (rusak berat), 1 kantor Danramil Malunda (rusak berat), jaringan listrik padam, komunikasi selular terputus-putus/tidak stabil," tulis BNPB
3. Ada 28 Kali Gempa Susulan
BMKG mencatat puluhan gempa susulan terjadi di Majene, Sulawesi Barat, sejak kemarin hingga pagi ini. Setidaknya ada 28 kali gempa susulan.
"Hingga pukul 6 pagi, kita sudah mencatat sebanyak 28 kali susulan," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam jumpa pers virtual, Jumat (15/1).
Dari 28 kali gempa susulan tersebut, gempa dengan kekuatan terbesar terjadi pada Kamis (14/1) pukul 13.35 WIB, yakni magnitudo (M) 5,9 dan pada Jumat (15/1) dini hari tadi pukul 01.28 WIB dengan kekuatan M 6,2.
"Dan itu kita petakan sama kami dan yang paling besar berkekuatan M 5,9 dan M 6,2," ujarnya
4. Antisipasi Gempa Susulan Picu Tsunami, Warga Diminta Jauhi Pantai
BMKG mengatakan gempa susulan masih berpotensi terjadi pascagempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 5,9 dan M 6,2 di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar). Gempa susulan yang terjadi berpotensi memicu tsunami sehingga warga di pesisir pantai diminta mengamankan diri ke tempat yang lebih tinggi.
"Kemungkinan kalau akan terjadi gempa susulan, yang dikhawatirkan dapat juga memicu tsunami baik akibat longsor ke laut, ataupun tsunami akibat gempa itu," ujar Kepala BMKG Prof Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers
online, Jumat (15/1).
Untuk itu, selain menjauhi bangunan yang mudah roboh atau gedung-gedung yang rawan ambruk, BMKG meminta warga yang ada di pesisir pantai mengamankan diri ke tempat yang lebih tinggi.
"Yang berada di pantai, saat merasakan guncangan gempa berikutnya, mohon segera meninggalkan pantai menuju ke tempat yang lebih tinggi," katanya.
BMKG juga meminta warga atau pemerintah setempat sedari dini membuat jalur evakuasi khusus dari daerah pesisir pantai ke wilayah yang lebih tinggi.
"Alangkah baiknya jika disiapkan sejak dini jalur evakuasinya yang ada di pantai, siapkan tempat yang lebih tinggi untuk tempat evakuasi sementara," imbuhnya.
"Jadi keadaan berikutnya tidak hanya sebatas kewaspadaan terhadap kemungkinan gempa susulan, tetapi kemungkinan terjadinya tsunami pula," tegasnya.
Pertama, turut berduka cita atas bencana yang terjadi di Majene-Mamuju.
Melihat bangunan gedung gubernur rubuh agak curiga sih kalau cuman gempa 6SR bisa hancur rata dengan tanah, apakah dikorupsi?
Soalnya ane suka nonton video di yutub tentang gempa tohoku Jepang yang 9SR saja bangunannya masih berdiri, paling cuman retak.
Mungkin kedepanya pemerintah harus bangun bangunan tahan gempa di pulau sulawesi, mengingat pulau tersebut sering diguncang gempa bumi yang cukup besar.
Masyarakat disana juga harus pikir ulang bangun rumah lagi, bangun rumah dengan menggunakan bahan yang kuat namun ketika ambruk terasa ringan. Jadi kalau kejadian gempanya pas malam lalu bangunan ambruk, seengaknya masih bisa ditolong.
Mungkin pakai atap jerami, biar kembali ke kearifan lokal.