Sebenarnya ane lagi malas buat buka suara soal kekecewaan terhadap suatu hal. Masalahnya kekecewaan itu seharusnya bisa direduksi dengan saling menyatukan pemahaman, ketika ente mau curang tapi ente breafing dulu ke ane sekaligus bicara soal norma dan normalitas maka harusnya ada kesadaran rasa saling percaya dan saling bantu, tapi kalau ente selalu marah dengan alasan norma lalu nyalahin orang lain kesempurnaan itu akan hilang dan normanya juga hilang.
Jadi ane selalu disalahin karena ga becus ngurus proyek laporan hasil rontgen yang harusnya ditulis oleh dokter, yang ketikannya salah mulu typo, hasil print outnya miring-miring ya kali ane jadi priternya capek udah ngetik plus nungguin printer jalan cetak dua ratus lembar, sebenernya harusnya biasa aja. Foto rontgen mahal harusnya bisa murah dengan hasil dokter yang bisa dibacakan sendiri, karena bisa mahal karena hasil dokter dibacakan karena ada biaya dokter dan transport, foto rontgen cukup sebenarnya dengan klip foto yang sudah dicuci karena harganya murah sekaligus bisa digunakan dua sampai tiga kali hasil. Jadi foto rontgen memang bisa lebih murah hampir lima puluh persen tanpa hasil dari dokter dan memilih sendiri dokter pembaca foto rontgen adalah tepat karena tidak perlu dokter radiologi tetapi juga bisa bypass dokter penyakit dalam, dokter tulang, dokter syaraf, dan dokter lainnya.