Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

robbolaAvatar border
TS
robbola
Misteri Hutan Helioth
MISTERI HUTAN HELIOTH

Suatu malam aku dan beberapa orang temanku memutuskan untuk bersantai di atas sebuah bukit landai di dekat kompleks tempat tinggal kami untuk menikmati pemandangan langit berbintang yang mengagumkan. Malam itu langit cerah sekali. Kami bahkan dapat melihat galaksi Andromeda dengan sangat jelas.

Beberapa orang temanku sedang beradu argumen mengenai rasi bintang apa yang sedang mereka lihat apakah Orion atau bukan. Aku menengadah ke arah selatan dan sedikit terkejut melihat setitik cahaya berkelap-kelip yang bergerak pelan di antara bintang-bintang lainnya.

'Hei! Lihat!' seruku sambil menunjuk ke langit.
Semua langsung terdiam dan langsung melihat ke arah yang kutunjukkan.

'Menurutmu apa itu?' tanya Biggy.

'Komet???' jawabku.

'Komet tidak berkerlap-kerlip seperti itu. Menurutku itu meteor' timpal Biggy.

'Kalian berdua salah. Itu pesawat' kata Medo dengan suaranya yang melengking seperti tikus kecil.
Kami terus menebak-nebak benda apa itu sampai akhirnya cahaya itu berada tepat di atas kepala kami dan cukup dekat untuk kami amati lebih saksama.

'Oh ya ampun!!!' seruku terperanjat.

Kelima temanku juga sedang mengamati benda itu dengan mulut ternganga.
Cahaya berkelap-kelip yang kami lihat itu ternyata berasal dari sebuah benda asing berbentuk silinder bersayap yang sedang dilahap oleh kobaran api kebiruan.

'Oh ya ampun... Pesawat makhluk asing!!!!' pekik Medo.

Kami membeku saat pesawat alien, atau benda apa pun itu, melintas melewati kami dan jatuh ke dalam rimbunan pepohonan di tengah kawasan hutan bernama Helioth berpuluh-puluh kilometer jauh di bawah bukit.
Terdengar suara dentuman keras di kejauhan saat benda itu menghantam permukaan tanah.
Getaran dari turbulensinya merambat di tanah dan sampai ke tempat dimana kami berada.
Tubuhku bergetar hebat, lebih karena keterkejutan daripada karena guncangan itu sendiri.
Benda itu tidak tampak seperti pesawat apa pun yang pernah kulihat.
Hanya ada satu penjelasan yang masuk akal.
Benda itu adalah pesawat makhluk asing yang jatuh ke tengah hutan.

Begitulah legenda alien di Hutan Helioth bermula di kota kecil tempatku tinggal. Malam itu, berpuluh-puluh tahun yang lalu, berjuta-juta saksi mata melihat benda asing itu melintas di langit ditengah-tengah kobaran api. Pencarian besar-besaran dilakukan di dalam hutan dan mereka tidak menemukan apa pun selain serpihan-serpihan logam dan zat-zat aneh lainnya yang tidak pernah dikenal sebelumnya. Entah makhluk yang mengendarai benda itu telah hangus terbakar atau meloloskan diri di tengah hutan.

Orang-orang dari pemerintahan berusaha menutupi insiden ini dengan alasan untuk menghindari histeria massal yang berlebihan. Tapi kami tahu yang kami lihat. Dan bagaimanapun kerasnya mereka berusaha untuk menutupi kejadian ini, berita tentang pesawat makhluk asing yang jatuh di tengah hutan itu pun meluas dan tersebar ke mana-mana.

Kota kecil kami yang tadinya sepi dan tidak dikenal, menjadi pemberitaan dan ramai oleh kunjungan para ilmuwan, turis, dan orang-orang yang penasaran.
Potongan-potongan logam dari benda itu telah diamankan oleh pemerintah. Namun insiden ini tidak berakhir sampai di situ.
Para penduduk mengaku melihat sosok asing menyeramkan yang berkeliaran di tengah hutan.
Mereka percaya makhluk itu adalah alien yang berada di pesawat itu namun berhasil selamat dan melarikan diri ke tengah hutan.
Cerita ini begitu cepat menyebar ke mana-mana. Orang-orang menjadi ketakutan dan tidak ada yang berani mendekati hutan itu saat malam hari.

Beberapa menganggap bahwa itu hanyalah isu dan desas-desus yang disebarkan oleh orang-orang iseng saja.
Tapi seperti layaknya sebuah kota kecil, semua orang terlanjur percaya dengan cerita itu dan mereka menjadi takut.
Beberapa penampakan alien pun mulai sering dilaporkan setiap tahunnya.
Yang paling terkenal adalah laporan seorang pemburu yang saat itu sedang mencuci muka di tepi sungai. Si pemburu bahkan memiliki bukti berupa sebuah foto.

Dalam foto itu terlihat sosok gelap yang sedang menyelinap di antara pepohonan.
Banyak orang-orang yang meragukan keabsahan foto itu. Namun banyak juga yang percaya bahwa foto itu asli dan sosok gelap itu adalah alien yang lolos dari insiden malam itu.
Hutan itu pun berubah menjadi sebuah tempat yang diasosiasikan dengan misteri dan cerita-cerita seram.
Para ilmuwan dan orang-orang yang memiliki antusiasme tinggi pada hal-hal berbau alien, mulai berdatangan dan berlomba-lomba untuk membuktikan kebenaran cerita itu.

Benarkah ada alien yang berkeliaran di tengah hutan?
Apakah dia berbahaya?
Pertanyaan itu menghantui orang-orang selama bertahun-tahun. Terutama kota kami.
Orang-orang menjauhi hutan itu terutama di malam hari. Mereka takut alien itu akan melakukan sesuatu yang buruk pada mereka apabila mereka bertemu dengannya di tengah hutan.
Berpuluh-puluh tahun setelah itu, misteri alien di tengah hutan itu masih saja santer terdengar di kota kecil kami.

Bahkan setelah aku pindah ke kota lain dan kembali beberapa tahun setelahnya, rasa penasaran dan minat orang pada insiden misterius itu masih saja tetap bermunculan.
Aku sendiri tidak akan pernah lupa pada malam itu, berpuluh-puluh tahun yang lalu saat aku masih kanak-kanak. Aku melihat pesawat itu dengan jelas. Melayang turun tepat di atas kami menyala dalam kobaran api seperti bom yang dijatuhkan dari langit.
Tapi aku sudah tidak begitu peduli lagi dengan alien itu. Bahkan boleh dibilang aku sudah menganggapnya mitos belaka.
Sampai kemudian aku kembali berubah pikiran.

Suatu malam, aku memutuskan untuk mengunjungi Biggy yang tinggal di tepi hutan itu.
Aku mengajak Jode anakku yang berumur 14 tahun. Dia selalu senang saat kuajak mengunjungi Biggy karena Biggy punya banyak koleksi mainan tua yang disukai olehnya.

'Ayah bolehkan aku bermain di tepi sungai?' tanya Jode saat aku dan Biggy tengah bercakap-cakap di beranda depan.

'Baiklah. Tapi jangan masuk terlalu jauh ke dalam hutan' kataku.

Sungai itu membelah hutan menjadi dua sampai jauh mengitari bukit tempat bermain kami di masa kecil. Airnya yang selalu tampak kemerahan selalu membuat mata Jode berbinar-binar saat dia melihatnya.
Anak itu suka dengan sungai entah kenapa.
Aku mengamatinya berlari-lari kecil di tepian sungai sambil melompati sesekali melompati bebatuan yang menghalangi langkahnya.

'Menurutmu, benar-benar ada makhluk asing di tengah hutan itu?' tanya Biggy tiba-tiba.

Aku sedikit terkejut mendengarnya karena kami tengah membicarakan permasalahan Biggy di tempat kerjanya.

'Entahlah. Belum ada bukti ilmiah mengenai keberadaannya kan? Selain laporan-laporan meragukan dari orang-orang yang mengaku pernah melihatnya' jawabku sambil menggelengkan kepala.
Biggy mendengus pelan sambil menerawang ke arah hutan.

'Ayah Medo bilang padaku mereka pernah melihatnya saat mereka sedang berburu di tengah hutan. Menurutnya makhluk itu tampak sangat mengerikan. Kulitnya pucat dan bentuk tubuhnya aneh sekali'.

Aku tertawa pelan.

'Dia menatap Medo dan ayahnya dengan tatapan buas dan liar. Medo mengangkat senapannya dan makhluk itu langsung menghilang dibalik pepohonan sebelum dia bisa melihatnya dengan lebih jelas' lanjut Biggy.

'Kau percaya begitu saja pada kata-kata Medo? Dia itu kan penakut' kataku sambil meneguk minumanku.
Kali ini Biggy ikut tertawa.

'Tapi dia tidak pernah bohong padaku' ujarnya. "Lagi pula kita kan ada di sana malam itu. Kau lupa? Kita melihat pesawat asing itu jatuh di tengah hutan."

"Kita melihat apa yang kita kira kita lihat." potongku sambil menguap lebar-lebar. "Mungkin saja itu cuma pesawat hasil eksperimen rahasia pemerintah."

"Lalu mengapa orang-orang itu mengaku melihat makhluk misterius di dalam hutan?"

Aku membuka mulut untuk berbicara tapi kemudian aku melihat sesuatu bergerak pelan dari balik semak belukar gelap.
Sosok kurus mengerikan dengan kepala yang tampak terlalu kecil untuk tubuhnya. Alien itu! Dia mengendap-endap pelan di antara pepohonan. Bergerak dengan pelan tanpa suara mendekati Jode yang sedang bermain di tepi sungai tanpa menyadarinya.

'Jode!!!!! Cepat pergi dari situ!!!!' teriakku dengan keras sambil melompat berdiri.

Rasa takut tiba-tiba menjalar di seluruh tubuhku. Aku melihatnya!!! Aku melihat makhluk menyeramkan itu.

'Jode!!!!! Jode!!!' teriakku lagi.
Anakku menoleh ke arahku dan menatapku dengan bingung, rupanya tidak mendengarku dengan jelas.

Biggy melompat dan menyambar senapannya lalu mengikutiku berlari ke arah Jode.
Makhluk itu rupanya mendengar teriakanku karena dia langsung berlari masuk ke dalam hutan begitu melihatku berlari sambil berteriak histeris ke arahnya.
Jode berlari-lari kecil mendekatiku dengan ekspresi cemas dan bingung di wajahnya.
Aku langsung memeluknya begitu dia berada dalam jangkauanku.

'Ada apa, ayah?' tanyanya bingung.

'Oh ya ampun!!! Kau melihatnya, bukan???? Kau melihatnya???' seru Biggy dengan suara bergetar di sampingku.
Aku tidak perlu menjawabnya.
Kami baru saja melihat sosok alien menyeramkan itu.

Jantungku masih berdegup kencang, membayangkan hal mengerikan apa yang mungkin akan dilakukannya kalau dia berhasil menangkap Jode.

'Oh hampir saja...' kataku masih memeluk anakku dengan erat.
Beberapa orang yang mendengar teriakan kami bermunculan dan datang mendekat.

'Ada apa????' tanya mereka dengan ekspresi cemas di wajah.

'Alien...' kata Biggy, menyandang senapannya dibahu.
Semua orang langsung terkesiap.

'Dia hampir saja menangkap Jode'.

Ekspresi ketakutan langsung muncul di wajah Jode. Sekujur tubuhnya langsung terasa dingin dan bergetar hebat.

'Dia belum terlalu jauh. Kita masih bisa mengejarnya,' kata Biggy. Semua orang lalu serentak menyetujui.

'Biggy, kurasa aku akan pulang saja' kataku, cemas melihat anakku yang tampak lemas dan pucat. Kasihan dia. Ketakutan luar biasa menghampirinya begitu tahu apa yang hampir saja terjadi padanya.

'Baiklah' tukas Biggy. Dia dan beberapa orang itu lalu berlari masuk ke dalam hutan dan menghilang dari pandangan.
Aku langsung menggendong Jode dan berusaha menenangkannya di sepanjang perjalanan pulang kami.
Dia gemetaran dan tampak semakin pucat saja.

'Aku takut, ayah...' cicitnya dengan lemas.

'Tenanglah, Nak. Ayah tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi padamu' kataku, berusaha terdengar tenang walaupun tubuhku sendiri masih gemetar hebat.

Malamnya Jode langsung demam.
Dia terus mengigau dalam tidurnya. Berteriak-teriak ketakutan alien akan datang untuk membawanya pergi jauh ke dalam hutan.
Aku menemaninya di samping ranjang berusaha untuk menenangkan dan meyakinkannya bahwa dia berada di dalam kamarnya yang hangat dan aman dan tidak ada alien yang akan datang mengambilnya.
Pukul satu malam, Jode akhirnya bisa tertidur. Demamnya telah turun.

Aku menghela napas dengan perasaan lega. Aku hampir saja tertidur di sofa di samping ranjang saat kudengar suara ketukan pelan di pintu depan.
Aku melompat berdiri dan secepat kilat membuka pintu untuk tamuku.

'Biggy????' kataku terkejut melihatnya berdiri di depan rumahku masih menyandang senapannya.

'Kami berhasil menangkapnya' geram Biggy dengan ekspresi aneh di wajahnya.

'Menangkapnya???' tanyaku.

'Ya! Kami berhasil menangkap makhluk itu. Medo menembak kakinya. Kami sudah menyekapnya di gudang belakang rumah Medo'.

Rasa penasaran yang kurasakan bertahun-tahun yang lalu saat berita tentang alien yang berkeliaran di tengah hutan itu baru muncul pertama kalinya tiba-tiba terasa kembali.

'Ya ampun.... ' seruku tidak percaya.

'Ikutlah denganku...' seru Biggy.
Aku berlari ke dalam dan menyambar jaketku. Setelah membangunkan Rode, anakku yang lebih tua untuk menemani adiknya, aku dan Biggy segera bergegas ke rumah Medo untuk melihat makhluk itu.
Saat aku masuk ke dalam gudang tempat mereka menyekapnya, orang-orang telah berkerumun mengelilinginya.
Semua orang tampak takjub dan ngeri.

Aku menembus kerumunan itu untuk melihat lebih jelas.
Mereka telah memasukkan makhluk itu di dalam sebuah lubang penyimpanan yang cukup dalam ditengah-tengah gudang sehingga dia tidak bisa memanjat keluar.

Aku terpana melihatnya.
Ini benar-benar menyeramkan dan luar biasa pada saat bersamaan.
Sesosok makhluk asing dari planet lain, galaksi lain.... Dimensi lain...
Mahluk itu menengadah ke atas menatap wajah-wajah yang tengah mengamatinya dengan ekspresi takjub dan ngeri.
Mahluk itu tampak ketakutan, aku bisa melihatnya.

'Oh ya ampun....' seruku saat melihatnya dengan begitu jelas.
Mahluk itu berkulit pucat dan tampak licin dan dia sangat kurus nyaris seperti tulang berbungkus kulit saja.
Terdengar suara serak aneh saat dia itu membuka mulut.
Dia sedang mengucapkan sesuatu dalam bahasanya sendiri, aku menyadarinya.
Dia sedang berusaha mengatakan sesuatu pada kami.
Entah mengapa perasaan iba tiba-tiba muncul saat aku melihatnya.

'Dia membawa benda ini' kata Biggy sambil menyerahkan sebuah benda hitam tipis berbentuk persegi.
Aku mengambil benda itu dan mengamatinya selama beberapa saat.
Benda itu memiliki layar yang mengeluarkan cahaya berpendar kebiruan disalah satu permukaannya.
Aku langsung mengenali pola logaritma matematika saat melihat lambang-lambang dan simbol-simbol berbentuk kotak yang langsung bermunculan saat aku menyentuhnya.

'Apa itu???' tanya Biggy saat melihat ekspresi takjub luar biasa di wajahku.

'Ini... Ini luar biasa...' kataku tergagap.

'Apa??? Apa yang luar biasa???' desak Biggy.

'Mahluk ini bermaksud berkomunikasi dengan kita menggunakan kode matematika' jawabku dengan penuh semangat.

'Kita perlu seseorang yang bisa menerjemahkannya' kataku.
Tanpa berpikir panjang lagi aku lalu menghubungi seorang temanku yang kebetulan adalah seorang ahli fisika dan matematika. Malam itu juga dia langsung datang ke rumah Medo.
Jantungku berdegup kencang saat dia mengamati pola logaritma itu dengan teliti dan menulis beberapa rumus dan perhitungan rumit di atas sehelai kertas.

Butuh dua jam baginya untuk menerjemahkan sebagian dari pesan itu tapi kami semua menunggu dengan sabar.
Kami akan segera memecahkan salah satu misteri terbesar di alam semesta.
Keberadaan bentuk kehidupan lain di suatu planet di galaksi lain.

'Aku belum bisa memecahkan kode-kode yang lain' kata temanku sambil mengerutkan kening.
Dia mencoret beberapa catatannya.

'Tapi aku berhasil mendapatkan beberapa informasi berharga dan luar biasa' lanjutnya.

'Apa itu????' tanyaku dengan rasa penasaran luar biasa.

'Mahluk ini berasal dari galaksi lain di konstelasi Orion berjuta-juta tahun cahaya dari sistem tata surya kita. Galaksi itu bernama Bima Sakti. Bintang di sistem tata surya mereka bernama Matahari. Dia berasal dari sebuah planet bernama bumi. Mereka menamakan diri mereka manusia...'.

Aku terdiam.... Meresapi fakta ini.
Ternyata memang benar-benar ada bentuk kehidupan lain di luar sana.
Aku memejamkan ke empat mataku dan merasa takjub luar biasa.
Biggy tersenyum lebar.

'Kita tidak sendiri di alam semesta ini. Oh wow.... Luar biasa bukan????' katanya sambil melingkarkan dua dari ke empat tangannya ke bahuku.

'Bagaimana bisa dia melihat hanya dengan dua buah mata??? Bagaimana dia bisa bergerak begitu cepat hanya dengan dua buah kaki???? Hebat, eh?' kata Medo.

Kami semua hanya terdiam dalam rasa takjub sambil menunduk menatap makhluk asing yang menamakan dirinya manusia itu.

TAMAT
0
531
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Poetry
PoetryKASKUS Official
6.1KThread5.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.